Warning!!!
Kepada selurih readers, saya peringatkan bahwa cerita ini mengandung adegan terlarang yang bertujuan sebagai hiburan dan menjadi pembelajaran untuk semaunya.
Cerita ini di buat secara fiktif dengan mengangkat masalah yang sering terjadi dalam pergaulan remaja. Mohon tidak meniru adegan di bawah ini!!!
Ttd. Nayanka Arella
Selamat membaca...
----
Semuanya tertata kembali kepada tempatnya. Mereka kembali seolah tidak pernah saling melempar senyum. Keduanya kompak saling memalingkan wajah, membuat siapapun yang melihatnya tidak akan percaya kalau mereka pernah bahagia bersama. Langit siang yang indah turut menjadi saksi kebencian keduanya.
Kara berjalan menyusuri koridor dalam keadaan lemas dan lesu di sertai mata yang sayu dan tampak memerah. Beberapa orang menatap Kara yang terlihat kesulitan melangkah.
Tubuh Kara juga semakin kurus hingga memperlihatkan tulang pipinya. Perubahan Kara dalam satu bulan ini menjadi perhatian anak Jaya Nusa.
Apalagi Kara termasuk anak-anak populer di Jaya Nusa berkat kepribadiannya yang ceria dan wajah cantiknya. Semua orang mengenal Kara sebagai perempuan berwajah Chubby yang cute dan menggemaskan.
Kepopuleran Kara semakin bertambah saat dia berpacaran dengan pentolan nomor satu di Jaya Nusa, Zeusadeka Pantara Bulaleno. Banyak perempuan yang berangan-angan untuk bisa menempati posisi itu. Status sebagai pacar Deka tentu membuat apapun yang di lakukan Kara akan menjadi perhatian.
Semua orang pasti bingung dengan perubahan yang terjadi pada Kara. Perempuan cantik itu pergi sekolah dengan baju yang berantakan dan penampilan lusuh. Bahkan banyak yang tidak percaya kalau itu adalah Kara.
Beberapa kali Kara berusaha menyeka keringat yang terus mengalir dari pelipisnya padahal keadaan masih pagi. Kara juga bingung dengan jantungnya yang terus berdetak dengan keras padahal dia tidak memiliki riwayat penyakit apapun.
Kara mendesah lega saat sudah sampai di depan kelas Pacarnya. Bagaimana pun caranya hanya Deka yang tahu dengan keanehan tubuhnya ini.
Dalam keadaan sempoyongan, Kara masuk ke dalam kelas pacarnya itu. Semua orang di dalam kelas itu kompak menatap Kara yang berpenampilan lusuh. Apalagi Deka yang terkejut melihat keadaan pacarnya.
"What happened baby?" tanya Deka sambil menahan tubuh Kara yang hampir tersungkur.
Deka semakin terkejut setelah melihat mata Kara yang sayu dan memerah. Ditambah dahi perempuan itu sudah basah dengan keringat. Deka mulai menebak-nebak perkiraan paling buruk yang kemungkinan menjadi penyebabnya.
Untuk memastikan kebenarannya, Deka meletakkan tangannya di depan dada Kara. "Sial!" umpat Deka dalam hati.
Melirik arloji yang melingkar di pergelangan tangannya Deka segera bangkit dari duduknya dan menggendong Kara.
"Gue bolos hari ini." Ucap Deka dengan Kara di gendongannya.
Kepergian Deka dan Kara menimbulkan tanda tanya tentang hal apa yang membuat Kara sampai datang ke sekolah dalam keadaan seperti itu.
Deka mempercepat langkahnya karena takut ada yang curiga dan bisa menebak apa yang sedang terjadi kepada Kara.
Berkali-kali Deka mengumpat dalam hati merutuki kebodohannya. Deka ingat kalau seharusnya kemarin ia sudah menyuntikkan Kara dengan sabu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shattered Dreams (END)
Teen Fiction𝙆𝙖𝙬𝙖𝙣𝙖 𝙍𝙖𝙝𝙚𝙣𝙖𝙯𝙪𝙡𝙖, 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘱𝘪 𝘤𝘩𝘶𝘣𝘣𝘺, 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘵𝘰𝘭𝘢𝘯 𝘑𝘢𝘺𝘢 𝘕𝘶𝘴𝘢, 𝙕𝙚𝙪𝙨𝙖𝙙𝙚𝙠�...