24. Si Brengsek Deka.

851 18 0
                                    

Selamat  Membaca...

----

Secara diam-diam Jasmine mencari keberadaan Deka. Bagaimanapun juga laki-laki brengsek itu harus bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Kara. Kalau sampai Deka menolak, Jasmine akan menyeretnya dengan cara apapun.

Tanpa sempat berganti baju, Jasmine menaiki lift apartemen di mana Deka dan teman-temannya sedang berkumpul.

Berjalan menyusuri lorong apartemen hingga menemukan tujuannya, itulah Jasmine. Tanpa takut, Jasmine menekan bel yang ada di samping pintu.

Pada bel ketiga barulah pintu itu terbuka menampakkan Kelano yang menatapnya aneh. Jasmine menatap nyalang  sementara Kelano menatap Jasmine dari atas hingga ke bawah berulang-ulang.

“Cari siapa? Aileen sama Kara enggak ada di sini.” Ucap Kelano dalam keadaam bingung.

Tentu saja Kelano bingung, karena selama Aileen pacaran dengan Raident ataupun Kara dengan Deka, tidak pernah sekalipun Jasmine menghampiri. Rasanya ini baru yang pertama kali.

Apalagi di malam hari seperti sekarang, Jasmine masih mengenakan seragam sekolah mereka. Tentu saja Kelano bingung dengan semuanya.

“Minggir!” Jasmine mencoba menerobos masuk tapi tubuhnya di tahan oleh Kelano.

“Lo ada perlu sama siapa?”

Jasmine mendengus. “Sahabat brengsek lo itu harus tanggung jawab.”

“Tanggung jawab?”

Saat Kelano lengah, Jasmine langsung menerobos masuk mencari sosok yang sudah membuat sahabatnya terbaring di ranjang rumah sakit.

Namun, di seluruh penjuru ruangan tidak ada siapapun. Jasmine dan instingnya menaiki tangga dengan langkah yang cepat saat melihat Kelano mengejarnya di belakang.

“LEPAS!” teriak Jasmine saat tubuhnya di tahan oleh Kelano.

Semua yang tengah berkumpul santai di atas sofa langsung menatap ke arah Kelano dan Jasmine. “Kenapa No?” tanya Veron yang duduk di single sofa.

“Katanya mau minta pertanggung jawaban! Jujur, siapa di antara kalian yang hamil-in nih perempuan?”

Keempat laki-laki yang duduk itu kompak menggelengkan kepala. “Si Keyzo nih!” tuduh Veron yang langsung mendapat delikan Keyzo.

“Terus siapa?” tanya Veron tertawa masih menatap Keyzo.

“Siapa yang hamil? Ha!” murka Jasmine karena merasa di permainkan.

“Lepas-in gue Kelano brengsek!” Kelano mendesis menghadapi perempuan gila di sampingnya ini.

“Udah lah lepas-in aja, No.” Lagi-lagi Veron yang berbicara.

Dengan perasaan yang agak kesal, Kelano melepaskan Jasmine lalu kembali ke tempat duduknya. Sekarang Jasmine berdiri dalam keadaan di tatap oleh lima laki-laki di depannya.

“Jadi, lo mau apa di sini?” tanya Keyzo dengan wajah serius.

“Gue mau minta pertanggung jawaban cowok brengsek itu!” tunjuk Jasmine kepada Deka.

Semua mata otomatis tertuju kepada Deka yang sedari tadi hanya duduk dalam diam. Bahkan lebih terkesan tidak peduli.

Di sebelah Deka ada Raident yang menatap drama di depannya dengan membosankan. Kalau tahu begini, Raident pasti lebih memilih menahan Aileen di dalam kamarnya.

“Wah...wah, parah lo Ka.” Seru Veron membuat Deka mendelik tajam ke arahnya.

Tawa Veron terhenti saat melihat Jasmine melewatinya lalu tanpa di duga menarik kerah kemeja yang di gunakan Deka. “Tanggung jawab atas apa yang udah lo lakukan sama Kara!” kata Jasmine membuat semua mata menatapnya tidak percaya.

“Maksud lo apa?!!” bantah Deka.

Ah, sial! Padahal ia sudah memperingati Kara untuk tutup mulut. Rupanya perempuan itu tidak menurutinya. Lihat saja apa yang akan di lakukannya nanti.

“Masih pura-pura gak tahu lo!” Jasmine coba menghalau air matanya yang ingin keluar. Jasmine tidak ingin terlihat lemah di hadapan Deka yang brengsek.

“Lo apa-in Kara sampai mau berhubungan badan sama lo? Lo juga kan yang minta Kara buat aborsi?!! Gara-gara lo, sekarang Kara terbaring di rumah sakit akibat pendarahan! Semua gara-gara lo brengsek!” teriak Jasmine.

Deka menyentak tangan Jasmine yang menarik kerah kemejanya sedari tadi hingga perempuan itu terduduk di atas meja tepat di hadapan Deka duduk.

“Dengar gue baik-baik!” tangan Deka mencengkeram kedua sisi wajah Jasmine.

“Gue enggak pernah maksa Kara buat berhubungan badan. Dia yang setuju dan mau melakukan itu semua. Lo jangan ke tipu sama tampang polosnya. Aslinya, lo enggak tahu kan seliar apa dia di atas ranjang.” Deka terkekeh saat melihat Jasmine memberontak.

“Pembohong! Kara enggak mungkin melakukan itu semua. Pasti lo udah kasih pengaruh buruk kan sama dia?!!” Jasmine yakin kalau Kara tidak mungkin melakukan itu semua jika tidak di paksa oleh si Deka brengsek.

Senyum miring terbit di bibir Deka. “Butuh bukti?” Deka melepaskan cengkeraman pada wajah Jasmine lalu meraih handphone-nya.

Sementara itu Jasmine terus menatap semua gerak-gerik Deka. Jasmine yakin kalau Deka hanya pembohong. Jasmine lebih mengenal Kara dari siapapun. Ya, Deka pasti tidak punya bukti apapun.

“Apa?” tanya Jasmine saat Deka menyerahkan ponsel miliknya. “Lo butuh bukti kan? Di sana semuanya akan terbukti.”

Nafas Jasmine tercekat saat video itu di putar. Jasmine melihat semuanya. Jasmine kehilangan kata-kata untuk kembali membantah.

Di dalam video itu terlihat Kara yang menggoda Deka hingga mereka melakukan hubungan terlarang. “Belum cukup?” tatapan Jasmine beralih menatap Deka. “Gue bisa kasih bukti lain supaya lo semakin percaya.” Ucap Deka.

Deka menggeser layar ponselnya hingga tampak video lain di mana Kara berkata kalau dia ingin aborsi. Jasmine kehilangan kepercayaan dirinya. Bahkan rasanya Jasmine tidak bisa bernafas.

“Gimana? Percaya?” Deka menatap seolah menertawakan kebodohan Jasmine.

Tangan Deka menyentuh wajah Jasmine yang pucat pasi dan membelainya dengan perlahan. “Kara itu bukan perempuan polos seperti yang lo kira.” Deka kembali mencengkeram kedua pipi Jasmine dengan tangan kirinya.

“Kalau lo berani cerita sama orang lain, siap-siap aja. Semua video Kara ini bakal tersebar di sosial media dan sahabat kesayangan lo itu akan di bully, di hina, depresi dan mungkin aja bunuh diri. Jadi...” tangan Deka bergerak menyentuh bibir Jasmine.

“Hati-hati sama apa yang keluar dari bibir lo ini.”

----

Tinggalkan jejak kalian dengan
Vote, Comen, dan Follow!!!

Shattered Dreams (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang