Para laki-laki sudah berkumpul di pinggir kolam renang dalam keadaan shirtles. Sedangkan para perempuan duduk di kursi penonton menunggu para laki-laki selesai.
Setiap sepuluh orang di panggil untuk berdiri di sisi kolam renang. Begitu ronde di mulai maka sepuluh orang itu akan berlomba untuk sampai paling cepat di sisi kolam lainnya.
Ketika giliran Deka, Raident, Key, Veron, dan Kelano tiba semua perempuan bersorak melihat pentolan sekolah mereka. Kara berdiri memberi semangat kepada Deka.
"Deka..." teriak Kara sambil melambaikan tangan.
Deka juga membalas dengan melambaikan tangan kepada Kara sebelum memakai kacamata renangnya. Tindakan Deka itu sukses membuat banyak perempuan iri kepada Kara.
Semua bersorak ketika Deka berhasil sampai pertama kali baru di susul oleh Raident di belakangnya. Kara langsung turun dan menghampiri Deka untuk memberinya minum.
"Kamu hebat banget tadi." Seru Kara menunjukkan kekagumannya. "Nanti kalau giliran aku, kasih semangat ya." Pinta Kara yang langsung di angguki Deka tanpa ragu.
"Yes, baby." Sahut Deka dengan mencium pipi Kara.
Suara teriakan kembali terdengar bahkan kali ini lebih kuat dari pada sebelumnya. Tentunya itu karena tindakan Deka yang mencium Kara begitu saja. Siapapun pasti ingin berada di posisi Kara.
"Aku kesana ya." Pamit Kara karena namanya sudah di panggil. Deka mengangguk dan menyusul sahabatnya untuk duduk di kursi penonton.
Dari tempatnya, Deka bisa melihat Kara yang berdiri di sebelah Aileen. Tampak Kara yang membisikkan sesuatu kepada Aileen hingga membuat perempuan itu tersenyum.
Ketika aba-aba sudah di berikan, semua perempuan itu berlomba-lomba untuk sampai di tujuan secepat mungkin. Persaingan yang sengit antara Aileen dan Jasmine tapi Aileen berhasil meraih posisi pertama di susul Jasmine dan Kara.
Berbeda dengan Deka yang hanya berdiam diri tanpa berpikir untuk menghampiri Kara. Raident malah langsung berdiri dengan handuk di tangannya. Para sahabatnya pun sudah tidak asing dengan tingkah bucin Raident.
Raident menuntun Aileen untuk duduk di tempat duduknya tadi. Pria itu membiarkan Aileen bermain handphone sementara dirinya sibuk mengeringkan rambut Aileen yang basah oleh air.
"Ai mau minum?" Tanya Raident. "Americano ya." Pinta Aileen yang tentu saja langsung di angguki oleh Raident. Setelahnya Raident pergi untuk membeli minuman yang di pinta Aileen.
"Lo benar-benar benalu Aileen." Aileen mengalihkan tatapannya dari handphone kepada Deka yang baru saja mencercanya.
Namun, Aileen tidak mengucapkan apapun selain hanya menatap Deka dalam diam. Kemudian Aileen menarik handuk Deka yang melingkar di lehernya sehingga mau tidak mau tubuh Deka juga ikut tertarik.
Aileen memberikan tatapan tajamnya. "Jangan bicara sembarangan pakai mulut sampah lo itu!" sentak Aileen kemudian pergi begitu saja dengan wajah yang terlihat kesal.
"Sialan!"
----
"Lo yakin mau ikut perkumpulan Bruiser?" tanya Jasmine setelah mendengar pengakuan Kara.
"Iya Jas." Sahut Kara lelah karena Jasmine terus menanyakan hal yang sama berulang kali.
Meskipun tidak pernah ikut secara langsung dalam perkumpulan Bruiser tapi Jasmine cukup tahu kalau memang hal lumrah bagi anggota Bruiser untuk membawa pacar mereka.
Tapi yang menjadi inti dari permasalahannya adalah Jasmine yang tidak menjamin kalau Kara akan cocok dengan perkumpulan semacam itu. Namun percuma juga kalau Jasmine melarang karena Kara tidak akan pernah mendengarkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shattered Dreams (END)
Teen Fiction𝙆𝙖𝙬𝙖𝙣𝙖 𝙍𝙖𝙝𝙚𝙣𝙖𝙯𝙪𝙡𝙖, 𝘴𝘦𝘰𝘳𝘢𝘯𝘨 𝘨𝘢𝘥𝘪𝘴 𝘤𝘢𝘯𝘵𝘪𝘬 𝘣𝘦𝘳𝘱𝘪𝘱𝘪 𝘤𝘩𝘶𝘣𝘣𝘺, 𝘩𝘢𝘳𝘶𝘴 𝘵𝘦𝘳𝘫𝘦𝘣𝘢𝘬 𝘥𝘢𝘭𝘢𝘮 𝘩𝘶𝘣𝘶𝘯𝘨𝘢𝘯 𝘵𝘪𝘥𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘩𝘢𝘵 𝘣𝘦𝘳𝘴𝘢𝘮𝘢 𝘱𝘦𝘯𝘵𝘰𝘭𝘢𝘯 𝘑𝘢𝘺𝘢 𝘕𝘶𝘴𝘢, 𝙕𝙚𝙪𝙨𝙖𝙙𝙚𝙠�...