Mobil yang dikendarai Dunk terparkir sempurna di perkarangan, ia meraih barang bawaannya untuk di berikan kepada sang tuan rumah. Hari ini Dunk sudah berjanji akan mengunjungi calon ibu mertuanya.
Tombol bel ditekan satu kali, langsung ada sahutan dari dalam rumah. Omega cantik seusia sang daddy menyambut Dunk hangat, "Akhirnya yang di tunggu sampe juga, gimana Dunk? Sehat kamu? Papi Daddy sama adek-adek?" Mama Joong langsung menggandeng Dunk menuju meja makan.
Senyum Dunk terpatri teduh, begitu manis menghiasi paras menawan omega tersebut, "Semuanya sehat, mama gimana? Kakinya masih sering sakit?" Tanya Dunk berbasa-basi, "Oh iya ma, ini dari papi, kukis rendah lemak! Kata papi aman kalo di makan mama," Ujar Dunk yang langsung membongkar bawaannya, "Terus ada bumbu dari papi titipan mama, ini... ah! Ini aku tadi bikin ayam teriaki, mama harus coba!"
Satu tahun lebih Dunk menjalin hubungan dengan Joong, bahkan kedua pihak keluarga sudah merestui satu sama lain. Rumah orang tua Joong yang berada di pinggiran kota itu membuat Dunk seringkali mengunjungi rumah calon mertuanya tanpa Joong. Mama Joong amat menyukai Dunk karena latar belakang keluarganya, wanita tersebut tak akan melepaskan Dunk apapun alasannya.
Joong tinggal terpisah dengan orang tuanya karena tuntutan pekerjaan, jarak dari kantor Joong ke rumah orang tuanya sekitar dua jam lewat jalur cepat. Tetapi terlalu jauh untuk Joong lewati setiap hari, makadari itu Joong memilih tinggal di indekos yang berjarak dua puluh menit dari kantornya melewati kediaman Dunk.
"Mama tadi bikin gulai ikan, cobain, deh! Resep lama sih kaya biasa yang Joong biasa bawain buat kamu, tapi ini cara masaknya beda," Mama Joong memberikan satu potong masakannya di piring Dunk, omega itu langsung mencicipi makanan favorit dari calon mertuanya, "Ma, ini lebih lembut!"
"Habisin deh, mama sengaja bikin buat kamu,"
Berkunjung ke rumah orang tua Joong adalah salah satu kegiatan rutin Dunk setiap beberapa bulan sekali. Pergi sendiri tanpa Joong karena ingin mempererat ikatannya dengan calon mertuanya.
"Nak, mama mau tanya, kenapa kalian belum nikah juga?" Tanya mama Joong tiba-tiba, "Apa karena Joong?"
Mama Joong jarang mempertanyakan hal ini, tapi dirasanya juga Dunk sudah keterlaluan. Membuat Joong dan sang mama berada di dalam ketidakpastian.
Dunk menelan kunyahannya yang terasa berat, lalu meminum air dengan canggung, "Eum...ma, maaf, bukan karena Joong, tapi karena Dunk sendiri. Dunk belum bisa ngeyakinin Gemini..."
Tangan Dunk yang terbebas itu diraih mama Joong, "Gapapa nak, mama tau," Sela mama menenangkan, "Gemini juga sama kaya Joong dulu, susah buat ngelepas kakaknya sama alphanya, mama ngerti,"
Ujaran mama Joong membuat Dunk semakin merasa bersalah, ia tak tega melihat Gemini menangis lagi seperti waktu dulu, saat Joong membawa orang tuanya menemui Daddy dan papinya untuk melamar.
Gemini menyayangi kedua kakaknya lebih besar daripada ia menyayangi dirinya sendiri, bocah tersebut rela melakukan apa saja demi melindungi kedua kakaknya. Sejak Joong datang di kehidupan Dunk, Gemini mulai merasa cemburu dan terancam, ia khawatir jika Joong akan menyakiti kakaknya. Makadari itu Gemini masih nampak belum berbaikan dengan Joong.
Jika itu Phuwin, Gemini tahu jika sang kakak tak berniat memiliki alpha atau menikah. Tapi Gemini tetap saja khawatir, jika suatu saat kakak tengahnya berubah pikiran. Misanya, jika pak Pond benar-benar bisa meluluhkan hati Phuwin.
***
"Papi, kakak sama abang kemana?" Gemini mengedarkan matanya ke seluruh rumah mencari sang kakak.
"Kakak ke rumah tante Som, abangmu ada di kamar, lagi tidur,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cemara
AléatoireOmegaverse! Kerusuhan tiada akhir dari tiga bersaudara Dunk-Phuwin-Gemini yang hampir bikin papi Krist naik pitam, tapi selalu ada Daddy Singto yang jadi pereda emosi papi. Gimana gak emosi? Phuwin sama Gemini akurnya cuma pas Alphanya kak Dunk date...