35-Fourth dan Omega

948 70 1
                                    

Author's note : mentioning of death








"Gak, Fourth! Gak ada Gemini, gak ada jam malem, rapat malem ikut lewat g-meet aja!" Tegas New melarang, "Lagian seniormu gak bener! Katanya ukm ke-omega-an, isinya omega semua, tapi rapat isinya malem terus! Nggak tau apa..." Sambung New menggerutu yang tak ingin di dengar Fourth.

Omega yang lebih muda tak terima, ia menyela kemudian, "Pa?! Aku udah kuliah, masih aja nggak percaya sama aku?!" Tanya Fourth sambil menahan tangisnya yang sebentar lagi tumpah.

New menatap putranya lurus tanpa iba, "Ayah sama Papa cuma khawatir, kami baru tenang kalo kamu keluar sama kami atau Gemini,"

Sang anak terdiam sejenak, menatap papanya penuh amarah yang sebenarnya tak ingin ia curahkan kepada lelaki di hadapannya itu. Kemudian Fourth bangun dari kursinya, "Kalian bukan khawatir, tapi emang nggak percaya sama aku!" Serunya lalu beranjak dengan langkah marah, meninggalkan New yang masih tetap dengan pendiriannya untuk melarang Fourth pergi di malam hari.

Beberapa waktu telah berlalu, omega tunggal itu kini telah berada di semester pertama universitasnya. Fourth yang memang suka berkegiatan itu akhirnya mengikuti salah satu organisasi demi memenuhi hasratnya bertemu dengan siapa saja.

Tapi siapa sangka? Hampir semua kegiatan di dalam organisasi dilakukan pada saat malam hari, mengingat mayoritas kegiatan pembelajaran selesai menjelang malam. Akibatnya, para anggota terpaksa keluar malam atau pulang larut hanya untuk melakukan rapat sederhana. Hal ini tentu saja menyiksa hati New sebagai orang tua yang menghkawatirkan anak omeganya.

"Bener loh Cil, sekarang kota lagi nggak aman buat omega, wajar kalo papa khawatir," Tutur Gemini lembut dari seberang panggilan video, "Gue ikut mantau berita di sana, banyak penculikan omega buat dijadiin eksperimen ilegal, kasusnya udah puluhan! Lo mau lo diculik, terus rahim lo diambil buat ditrasnplasiin ke beta cowok? Terus lo dibuang ke laut?" Gemini bergidik, "Gue sih enggak, ya!"

Lagi-lagi Fourth menghela nafas, membenarkan ucapan sang alpha, "Iya sih, kak. Anak kampus gue aja udah sepuluh orang yang ilang, udah gitu kejadiannya malem terus," Imbuh omega manis tersebut. Rautnya sedih menitikkan air mata lagi, setelah sebelumbya menangis ketika Gemini memulai panggilan video.

Namun bukan Gemini namanya jika tak mampu membujuk omega nakalnya, "Bulan depan gue udah libur semester, gue pulang dua bulan dan lo bebas keluar kemana aja sama gue selama itu,"

"Kak, gue sayang banget sama lo," Tutur Fourth sambil mengusap ingusnya, persis seperti anak kecil.

Sedangkan di seberang sana Gemini terkekeh pelan melihat kelakuan gemas omeganya, "Gue juga sayang banget seluas angkasa sama lo, bocil!"

Keduanya tersenyum sebelum Fourth menutup panggilannya, "Udah ya, gue mau tidur, semangat ujiannya, calon pak Dokter! Kutunggu sarjanamu, eaa!" Guyon Fourth.

Gemini pun ikut tertawa, "Doain aja ya Cil, dah sana tidur, besok minta maaf sama papa, ya!"

"Ay ay, captain!" Ujar Fourth kemudian melambai seraya menutup sambungan telepon mereka.

Dalam diam, Fourth tersenyum simpul, menimang pensil yang tergeletak di atas meja belajarnya, berbicara dengan sang alpha ternyata membuat suasana hati Fourth jauh lebih baik daripada sebelumnya. Gemini selalu menjelaskan dengan lembut untuk membuka mata Fourth agar omega itu dapat melihat dari sisi pandang yang berbeda, Gemini tak pernah marah, apalagi menghakimi, meskipun Fourth sendiri tahu bahwa kuliahnya berat, apalagi dengan bahasa yang berbeda mungkin membuat Gemini harus belajar ekstra. Tapi alpha itu tetap bersedia meluangkan waktu sibuknya untuk sekedar bertukar cerita 'ada apa hari ini' dan Fourth hanya mempunyai momen itu sampai hari ini.

Rumah CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang