27-Gosip

1.2K 121 10
                                    

"...Tolonglah kak New, suami aku belum ada kerjaan dari dua bulan yang lalu,"

"Belum ada apa emang nggak nyari?"

Gemini memasang wajah terkejut ketika mendengar ujaran pedas calon mertuanya, "Cil, ternyata papa ga jauh beda sama papi gue, ya? Pedes banget sindirannya," Bisik Gemini pada Fourth yang asyik menguleni adonan donat.

"Makanya mereka sahabatan,"

Pagi ini kediaman kenari no.8 terpantau sepi karena Singto dan Krist serta Dunk belum ada tanda-tanda mengabari akan segera pulang, itu sebabnya New berseru pada anak dan calon menantu tampannya itu agar sarapan di rumahnya. Setelah sarapan, tentu saja Gemini tak beranjak pulang, alpha bungsu itu sibuk menghabiskan permen coklat buatan papa New yang sebenarnya akan Fourth gunakan untuk menghias donat yang sedang dibuatnya. Fourth hanya bisa pasrah bahan hiasannya kandas masuk ke perut alphanya.

"Key, kalo kamu ada effort sedikit bawa sesuatu yang bisa kamu tukerin uang ke sini, aku masih bisa bantu, tapi masalahnya alphaku udah gak punya uang buat dipinjemin lagi, semua udah ditabungin buat Fourth sama kebutuhan lain," Tegas New yang suaranya terdengar jelas sampai ke dapur tempat Gemini dan Fourth berada.

Kericuhan mulai terjadi, Key yang New sebut itu terdengar mulai menangis tersedu-sedu, Fourth dan Gemini saling pandang dan berniat mencuri dengar dari dinding rumah minimalis tersebut.

"Kan udah kakak bilangin, Frans itu beta nggak bener!"

"Itu karena mas Tay pecat Frans!"

"Karena dia hampir bikin perusahaan bangkrut! Tau, nggak kamu! Dia bikin kesalahan fatal dan nggak ada mau ngaku sama sekali!"

Kedua remaja yang mencuri dengar itu saling berpandangan, melempar tatapan terkejut oleh salah satu fakta yang baru saja New lontarkan.

Akhirnya Gemini menarik omeganya, "Ekhem Cil, mending lo balik bikin donat," Titah Gemini yang merasa bersalah mendengarkan pembicaraan di ruang tamu rumah omeganya.

Sedangkan Fourth menurut, tanpa suara omega tersebut kembali sibuk dengan adonan donatnya yang hampir selesai. Dan Gemini kembali sibuk mengamati Fourth yang ditugaskan meneruskan kegiatan sang papa sejak kedatangan tamu beberapa saat yang lalu.

"Kak, tante Key itu sepupunya papa, suaminya gak kerja semenjak dipecat ayah, terus suka minjem duit ke sini soalnya suami dia gak mau cari kerja, padahal anaknya udah mau kuliah kaya kakak," Adu Fourth tanpa di minta, "Kasian, ya? Dapet suami red flag begitu, suka main tangan juga, lo tau Chloe yang dulunya ketos seangkatan lo? Nah itu anak mereka," Fourth terus berceloteh sambil terus membuat lubang di tengah donat dengan cekatan sebelum di simpan di wadah tertutup.

"Iya gue tau, Cil. Si Chloe katanya kan anak MBA juga, eh bener gak?"

Eh buset, malah ngegosip😪

Fourth mengangguk semangat, ia lalu menutup rapat wadah yang telah terisi penuh, adonannya juga sudah habis sehingga bisa bergosip ria dengan sang alpha, "Mau coklat anget gak, kak?"

"Boleh," Balas Gemini, "Sayang banget sih si Chloe, anaknya pinter banget begitu, punya orang tua yang... yah,"

Satu coklat hangat instan Fourth sodorkan di depan Gemini yang duduk di seberang meja panjang tempat Fourth membuat donat tadi. Gemini menyambutnya dengan senyuman, "Makasih bocil,"

"Ish!" Sembur Fourth yang tidak mau di panggil seperti itu, tetapi gestur tubuhnya siap melanjutkan obrolan seru dengan sang alpha yang tak kunjung habis, berbagai macam topik mengalir diantara keduanya, sesekali candaan terlontar untuk satu sama lain, mengabaikan papa New yang pamit pergi keluar untuk mengurus sesuatu.

Fourth kini juga mengambil beberapa potong donat untuk di goreng sebagai pelengkap coklat hangat yang suhunya sudah menurun, "Sebenernya gak cuma tante Key aja, sih. Lo tau mbak Jorin yang ngontrak di kontrakan daddy? Dia juga beberapa kali minjem duit ke papa, terakhir kali buat bayar sekolah anaknya yang nunggak satu semester katanya,"

Sang alpha mengangguk semangat, "Eh iya anjir! Suami dia juga nganggur itu! Kamar kak Dunk yang dulu kan deket teras kontrakan mbak Jorin tuh," Fourth mengerutkan keningnya sebelum Gemini menjawab lagi, "Yang sekarang kamar bang Phu, eh kamar gue!"

"Ohh..." ujarnya sebelum memakan potongan donat yang telah matang, mendengarkan ocehan alphanya yang nampak seru.

Gemini meneguk minumannya, membasahi tenggorokannya yang terasa kering, "Nah, kak Dunk ngerasa kamarnya bau rokok terus tiap balik kerja, padahal orang rumah gak ada yang ngerokok. Nah ternyata itu suaminya mbak Jorin! Parah sih, kata bang Phu itu suaminya tiap pagi ngerokok sama ngopi, asepnya masuk ke kamar, pantesan aja kak Dunk suka kambuh asma nya,"

"Berarti yang kerja mbak Jorin-nya?"

Gelengan kencang menjadi balasan Gemini yang sibuk mengunyah donat, "Anak pertamanya, yang cewek itu,"

"Padahal dia kan baru lulus sekolah, ya? Pantes aja dia gak kuliah, padahal sayang banget! Gila sih suaminya mbak Jorin, gak bertanggungjawab banget!" Komentar Fourth menggebu-gebu, "Apaan?! Alpha modal knott doang! Jijik!"

Yang lebih tua tersenyum menatap omeganya, "Nah, dari cerita-cerita ini, lo paham, kan? Kenapa gue gak pernah ladenin ke'nakal'an lo?" Gemini memberi tanda kutip pada salah satu kalimatnya yang akhirnya Fourth tersadar.

"Dan lo juga sekolah jauh-jauh biar gue gak senasib sama mereka," Ujar Fourth menambahi.

Gemini menggeleng, tangan Fourth yang terbebas itu ia genggam lembut, "Lo juga dong! Harus sekolah yang bener, biar kita bisa jalan bareng-bareng, kalo udah sukses, anak kita pinter-pinter, lo nggak kesusahan, siapa yang seneng? Kita juga, Fourth," Tutur Gemini memberi wejangan.

"Makanya, lo jangan rewel nanti kalo gue tinggal, belajar yang bener, cemburunya buang jauh-jauh! Gue gak akan lepasin lo yang udah dari dulu sama gue buat orang baru gitu aja!"

Fourth tidak pernah salah memilih Gemini menjadi alphanya.














Bersambung! Kalian paham, nggak? Vee lagi gatel banget pengen cerita tentang cowok-cowok yang mokondo ongkang-ongkong kaki di rumah, sementara anak istrinya banting tulang nyari duit, duhh pengen pukul kepalanya! Btw ini kisah nyata, tapi Vee nggak bermaksud menyinggung pihak manapun. Okei?

Rumah CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang