17-Distance

1.2K 147 6
                                    

"Fourth!"

"Iya, bu?!"

Omega bermarga Vihokratana itu tersentak dengan pukulan penggaris 'keramat' di mejanya. Melamun dan tidak memperhatikan penjelasan adalah kesalahan paling fatal di pelajaran Bioverse. Guru omega yang menopause di depan Fourth ini sudah menyilangkan kedua tangannya di dada, "Apa konsekuensi bagi omega menolak kehadiran alphanya?"

Bioverse adalah ilmu yang mempelajari pembagian sistem gender kedua yang muncul saat usia pubertas. Yaitu diantara usia delapan sampai lima belas tahun. Ilmu ini tergolong rumit dan lebih kompleks, berbeda dengan Biologi yang mempelajari mahluk hidup biasa. Bioverse lebih mengacu pada hal mistis tentang alpha, beta, dan omega. Feromon, siklus heat dan rut, serta hal-hal lain yang tidak ada pada tubuh beta biasa.

Raut Fourth berubah panik, ia memainkan jemarinya memikirkan jawaban yang masuk akal.

"Eum...ce-rai?" Jawab Fourth ragu.

Ctash!

Satu pukulan penggaris lagi mendarat sempurna di meja Fourth. Suaranya nyaring diantara keheningan kelas. Mungkin juga bisa sampai terdengar di kelas lain.

"Ibu tadi sudah jelaskan! Anak pintar kayak kamu harusnya udah paham!" Omel guru Fourth geram, "Gini aja, kamu pergi ke perpustakaan, buat rangkuman tentang sub-bab yang kita pelajarin hari ini! Tenggat nanti pulang sekolah! Terus habis itu buat essay lima ribu kata, di tulis tangan, tentang hubungan pikiran antara alpha omega yang sudah terikat! Besok lusa harus sudah selesai!"

Hukuman yang sebenarnya mudah, tapi cukup sulit untuk materi yang buku cetaknya terpisah sendiri dari sub-bab yang lain. Materi yang tergolong banyak dan butuh waktu ekstra untuk benar-benar mempelajari materi ini.

"Mampus lo, Fourth! Bu Emma kalo ngasih hukuman begini, biasanya nanti ditanya-tanya juga!"

Fourth bergidik ngeri mendengar penuturan Ford teman satu mejanya. Selain galak, bu Emma juga termasuk guru sepuh yang teliti. Menjadi rajin dan pintar saja belum cukup untuk bisa terhindar dari amarah maut guru omega tersebut. Bahkan guru-guru muda saja takut padanya.

Pelajaran berakhir dengan Fourth yang menerima hukuman, dan harus segera pergi ke perpustakaan jika tidak ingin nilai kepribadiannya terancam, akan sangat buruk nantinya.

"Gue cabut! Nugas dulu," pamit Fourth pada teman satu mejanya.

Beruntung saat ini sedang ada pelaksanaan ujian praktik untuk kelas dua belas, dan para guru terkait sibuk menjadi penguji, jadi Fourth bisa leluasa menggunakan waktu kosongnya.

Banyaknya guru yang menjadi penguji, itu artinya banyak juga kelas yang kosong. Perpustakaan kini beralih fungsi menjadi tempat singgah para gadis omega yang asyik menjelajah novel fiksi sambil mendengarkan musik. Berbagai feromon manis maupun pahit langsung berlomba memasuki penciuman Fourth yang tidak peduli, omega satu ini langsung berburu dan memilah bacaan yang menurutnya bisa menunjang tugasnya kali ini.

Setelah mendapatkan dua buah buku yang lumayan tebal, Fourth membawanya ke meja pinjam, dengan jaminan kartu anggota perpustakaan, Fourth dapat membawa buku-buku (sialan) itu menuju bangku panjang di dekat ruang kesehatan. Ruangan yang terpojok dan cukup sepi untuk bisa tenang membaca buku sebelum Fourth merangkumnya.

Belum genap sepuluh menit Fourth tenggelam dalam bacaannya, tiba-tiba suara gitar mendayu terdengar mengiringi dua suara merdu yang membaur indah. Fourth tahu betul para pemilik si suara.

Gemini dan View, rupanya dua alpha tersebut sedang berlatih untuk ujian praktik hari ini.

Ngomong-ngomong, Fourth belum benar-benar berbicara dengan baik kepada Gemini berdua saja. Bahkan beberapa minggu terakhir dirinya diantar jemput oleh sang papa. Tay seperti berusaha menjauhkan dirinya dari Gemini. Di sekolah juga, alpha itu hanya menyapanya sekilas dan tidak berniat mengajaknya pulang bersama.

Sejenak Fourth terpaku oleh permainan musik dua kakak kelasnya itu yang berakhir dengan diaog santai. Fourth melihat punggung mereka yang tertawa berdua.

Fourth iri, sangat.

Padahal Fourth tahu dan sangat yakin bahwa Gemini tidak mungkin semudah itu melupakannya. Namun melihat pemandangan di depannya saat ini cukup membuat dada Fourth seketika sesak.

Tenang, Fourth! Mereka cuma latihan buat ujian praktek, nothing more! -Batin Fourth menyemangati dirinya sendiri.

Akhirnya Fourth kembali memfokuskan dirinya sendiri untuk menyelesaikan rangkumannya.

***

"Ayah, kalian semua emang lagi sengaja jauhin aku sama kak Gem, apa gimana, sih?"

Tay sedikit meremat kemudinya ketika mendengar pertanyaan putranya, lampu lalu lintas di dekat sekolah Fourth itu menyala warna merah terlalu lama, membuat Tay berpikir keras.

Kemudian lampu berubah jadi hijau, Tay menginjak pedal gasnya, tatapannya menjadi dingin, "Gemini lagi ujian, kasih dia waktu sendiri dulu, Fourth,"

"Tapi..."

"Ayah lagi nyetir, jangan di ajak ngobrol dulu, ya?"

Alasan yang tidak masuk akal, dulu ada atau tidaknya Fourth di sekitar Gemini namun tetap saja alpha bermarga Ruangroj tersebut memprioritaskan belajarnya. Seharusnya tidak masalah jika Fourth menemui Gemini.

Tapi sekarang bahkan Gemini bertukar kamar dengan Phuwin. Menandakan ada sesuatu yang memang perlu diluruskan.

Keheningan sepanjang jalan itu tetap bertahan hingga mobil Tay terparkir sempurna di dalam garasi rumah. Dengan Fourth yang masih diam mengabaikan sang ayah.

Saat hendak masuk ke dalam rumah, Fourth melihat Gemini tengah mengelap motor kesayangannya di depan rumah, "Kak Gem!" Fourth berlari ke pembatas tembok rumah mereka dengan sumringah.

Begitupun dengan Gemini yang menjeda kegiatannya mengelap motor kesayangannya. Alpha itu beranjak mendekati Fourth lalu mengusak kepalanya, "Bocil gue! Tadi abis dihukum bu Emma, udah selesai?"

Perlakuan lembut seperti ini tak pernah absen Fourth dapatkan dari alpha jangkung di depannya. Sedikit membuat omega Vihokratana tersebut mendapatkan ketenangan, "Masih harus ngumpulin essay, gara-gara gue nggak fokus dengerin bu Emma, huft!"

Fourth yang mencebik masih menjadi kesukaan Gemini, omega kecil itu mengeluh kepadanya, membuat Gemini merasa ia memang harus menjadi tempat aman untuk Fourth, apapun posisinya.

"Hm... seinget gue, kalo materi akhiran gini sih tentang hukum alam, ya? Gue masih nyimpen rangkumannya, nanti gue cariin, ya!"

"Kak,"

Gemini menyahut kecil menanggapi.

"Kangen,"

Alpha di depan Fourth terkekeh lalu kembali mengusak gemas surai Fourth, "Ini udah ketemu, mau apa lagi?"

Fourth berusaha melakukan kontak mata dengan alpha tinggi tersebut, menabrakkan netranya degan sorot lembut Gemini yang mungkin tidak akan di dapatkan orang lain lagi. Omega belia itu nampak ragu membuka suaranya, namun feromon Gemini yang menenangkan membuat Fourth meyakinkan dirinya.

"Kenapa lo ngehindarin gue? Lo juga sampe tukeran kamar sama bang Phu..."










Bersambug

Rumah CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang