02-Gebetan Adek

3.7K 268 17
                                        

The Rhythm adalah sebuah grup band yang telah sukses tampil di berbagai tempat dan juga menghasilkan, bahkan telah menandatangani kontrak dengan sebuah label musik besar. Mempunyai banyak penggemar di masing-masing personilnya. Namun dua tahun ke depan, band ini harus vakum karena semua personilnya secara bergantian harus fokus menghadapi ujian kelulusan dan tes masuk perguruan tinggi.

"Kak Gemini, ya? Dia itu morning person, kalo berangkat sekolah pasti berdua sama Fourth soalnya tetanggaan, selalu makan makanan yang sama setiap hari-"

"Bu! Nasi, Rollade, Ja-"

Sang ibu kantin tanpa di minta dua kali, langsung menyodorkan satu porsi makan siang yang biasa Gemini pesan, "Nih! Nasi, Rollade, Jamur, kayak biasanya kan mas Gem?" Kemudian di sebelah piring tersebut diletakkan segelas es teh dengan es batu yang lumayan banyak, "Sekalian es teh nya juga. Tiga tahun lho mas? Ndak bosen tah makan menu yang sama terus? Ibu sampe hapal lho!" Tanya ibu kantin berusia separuh abad tersebut, "Ndak mau nyobain masakan ibu yang lain?"

Gemini tersenyum simpul, "Nggak ah, bu! Lambungnya udah kebiasa sama yang ini," Tolaknya, "Makasih ya bu, ini uangnya,"

"Kak Gemini, kalo bu Myra nggak buka kantin, gak bakal mau makan kalo nggak di suapin Fourth!" Jelas seorang gadis yang duduk di ujung kantin mengamati Gemini untuk temannya.

Kemudian temannya menyahut, "Emang Fourth mate nya kak Gemini?"

"Nggak tau sih, cuman mereka temen main dari kecil, mungkin karena itu mereka deket banget,"

"Sampe suap-suapan juga?"

Bukan hanya sekedar 'modal tampang', tetapi otak cerdas Gemini juga menjadi daya tarik bagi semua orang. Ramah dan murah senyum, siapapun bisa jatuh hati pada remaja bermarga Ruangroj ini. Termasuk para gadis yang sebelumnya membicarakan Gemini.

Hanya saja, Fourth yang selalu berada di dekat alpha itu membuat semua orang salah paham. Hingga tak ada yang berani menyatakan cinta pada Gemini, atau sekedar pendekatan. Gemini juga tidak masalah jika Fourth terus mengikutinya kemana-mana, keuntungannya tak ada coklat dan kartu ucapan yang terselip di loker Gemini dan Fourth seperti teman-teman band-nya yang lain.

"GoldKing lagi? Kali ini dari siapa?" Tanya Gemini melihat tiga bungkus bar coklat bermerk sama yang baru saja diterimanya.

Ford, orang yang menerima salah satu cokelat tersebut tersenyum pasrah, "Biasa, si M," Jawabnya malas, "Nih anak cupu banget! Ngasih coklat elit, confess sulit, cuih!" Gerutu Ford pada cokelat yang ada di depannya.

Seperti biasa, semua personil The Rhythm yang berbeda kelas itu berkumpul di kantin saat jam makan siang. Dengan Fourth dan Gemini yang mendapatkan makanan gratis dari penggemar teman-temannya itu. Setiap hari ada saja makanan yang terselip di loker penyimpanan tas, mereka tak mampu menghabiskannya sendirian, lebih baik berbagi daripada mubazir, kan?

"Gem, temen lo si Mark, kan anak osis, tuh! Tolongin lah, cari tau siapa si 'M' ini, gue pengen ketemu," pinta Ford memelas.

Gemini memakan suapan berikutnya, mengunyahnya agak lama, sengaja mengerjai omega di depannya ini. Hingga Ford merengek karena lama mendapatkan jawaban, Gemini hampir tersedak karena tertawa, "Hahh... oke nanti gue bilangin, tapi gue coba liat notes nya dong, biar gue ada clue,"

Ford menyerahkan catatan kecil yang datang bersama dengan cokelat bar yang mampir bergantian setiap hari dengan makanan ringan lainnya.

"Tapi lebih enak kak Gemini sama Fourth sih kalo kata gue," Celetuk Mick tiba-tiba, "Lokernya bersih, gaada notes apapun, gaada makanan yang bikin bingung harus diapain,"

Captain yang duduk di depan Fourth ikut mengangguk, "Tapi gue lebih penasaran, kalian tuh soulmate? Apa gimana, sih?"

"Hts, ya?" Celetuk Ford.

Fourth dan Gemini saling melempar pandang, keduanya lalu tertawa, "Kita mah kakak adek, kak Gemi possessif banget! Ke gue sama aja kaya ke bang Phuwin sama kak Dunk,"

Jawaban polos dari Fourth membuat reaksi yang sama dari empat orang lainnya yang duduk melingkari meja kantin nomer enam tersebut. Kecuali Gemini yang memasang wajah masam, sangat kentara perubahan wajahnya.

Suasana menjadi sedikit canggung, teman-temannya yang terdiam membuat Fourth keheranan, "Kenapa? Gue salah?"

***

"Lo yang salah, Gem, bego!"

"Enggak, Fourth juga polos banget,"

Lain kali Gemini tak mau lagi mencurahkan ceritanya pada kedua kakaknya itu. Bukannya mendapat pencerahan, justru malah ledekan dari kedua omega di depannya.

Percakapan tiga saudara ini biasanya terjadi setelah makan malam, ketiga lelaki itu bekerjasama membersihkan ruang makan setelah digunakan. Meringankan beban sang papi di malam hari, sebagai anak yang baik.

Phuwin meletakkan piring kotor di depan Gemini untuk di cuci, "Lagian tinggal tembak, apa susahnya, sih?"

"Ipi sisihnyi sih?" Gemini mencibir, bibir bawahnya maju beberapa senti, matanya melirik kakaknya sinis, "Lo bilang gitu sekali lagi, gue nikahin beneran lo sama pak Pond!" Phuwin mendelik, memukul punggung adiknya "Sembarangan,"

"Heh! Ribut aja kalian!" Dunk menengahi, duduk di kursi bar dekat tempat Gemini mencuci bekas alat makan mereka, "Tapi Phu ada benernya juga, sih. Kenapa sampe sekarang nggak jadian? Kalian kan deket, tuh! Biasanya alpha kan suka ngegas," Dunk melirik Phuwin meledek, "Contohnya gebetan abang lo, Gem,"

"Kakak!"

Omega tertua itu tertawa, tapi lama kelamaan tawa itu menjadi hambar karena kedua adiknya tidak tertawa sama sekali, "Ekhem, sorry..."

Piring terakhir di letakkan di rak bersih, pekerjaan ketiga lelaki itu selesai, namun belum untuk sesi curhat kali ini, "Gue udah coba ngode sebelum nembak, tapi kata Fourth gini..."

'Gue ga mau pacaran sama temen sendiri, apalagi sahabat, kalo putus nanti rasanya jadi asing, gue gak mau kehilangan orang yang pernah deket sama gue'

Alpha bungsu itu menekuk wajahnya, merenungkan mengapa percintaannya gagal di saat prestasinya begitu baik. Bahu Gemini dirangkul dari kanan dan kiri oleh kedua kakaknya, "Gem, nggak ada orang yang sempurna, misalkan aja lo, karir lo cakep, nilai lo oke, tapi percintaan lo gagal," Nasehat Dunk si paling tua.

"Terus aku kudu ottoke?" Tanya Gemini dengan bahasa anehnya.

Phuwin memukul pelan kepala sang adik, "Serius dulu!"

Sementara Dunk terkikik, "Kalo Fourth nggak mau pacaran, lamar aja sekalian!"

"KAKAK!"












Siapa yang nungguin?

Rumah CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang