Dunk tersenyum kaku ketika berkunjung ke kediaman sahabatnya. Neen, omega yang baru saja melahirkan itu akhirnya menjadi alasan Dunk dan juga Joong pergi ke rumah wanita tersebut. Namun siapa sangka? Sepasang tunangan tersebut datang disaat keluarga Joong yang lainnya juga datang menengok si bayi.
Interaksi tak dapat dihindari, Dunk terpaksa duduk dengan kumpulan para wanita yang usianya sebaya dengan ibu Joong. Dunk terkepung oleh para bibi Neen dan Joong di keluarga Aydin.
"Dunk ini udah tunangan hampir tiga tahun sama Joong, ya? Kenapa belum nikah juga?"
Sebagai anak yang tak memiliki hubungan baik dengan kerabat dari pihak daddy maupun papi, Dunk sangat tidak siap untuk menghadapi situasi dan pertanyaan seperti ini, keringat dingin mengucur dari keningnya membentuk biji jagung yang kecil di sudut mata Dunk. Omega tersebut sungguh panik.
"Ah... itu tante... anu..."
"Iya, lho! Neen aja udah punya anak, kamu sama Joong kapan nyusul?" Potong wanita beta yang duduk di sisi satunya.
"Joong udah lewat tiga puluh tahun, umurmu berapa, nak? Jangan sampe lewat umur tiga puluh, lho! Rahim kamu nanti melemah, apalagi kamu male omega,"
"Harus cepet-cepet itu!"
PAPI DUNK MAU PULANG!~Batin Dunk menangis. Dirinya terpojok diantara pertanyaan dan pernyataan menohok, ia lalu mendapatkan kontak mata dengan alphanya dan langsung merengek meminta pertolongan.
Joong yang menyadari omeganya tidak baik-baik saja itu langsung bergabung dengan lingkaran para bibinya, "Seru banget tante, pada bahas apa, nih?" Sergah Joong cepat lalu melirik omeganya yang menghela nafas lega.
Salah satu bibi yang paling dekat duduknya dengan Joong itu menepuk bahu keponakannya, "Itu lho Joong, kalian kapan nikahnya? Masa kalah sama Neen? Dia aja nikah muda dan udah punya anak," Jelas sang bibi dengan nada ramah, tetapi mengiris hati Dunk, "Cuma kamu lho di keluarga ini yang nikahnya telat," sambungnya kemudian.
Joong yang mendengar hal itu lantas tertawa, "Tante... tante, emangnya kita lagi balapan? Nikah tuh bukan buat balapan," Jawab Joong santai, namun Dunk yang tersenyum getir karena jawaban sang alpha.
Alpha itu membenahi duduknya agar nyaman, lalu kembali melanjutkan ucapannya, "Nikah tuh butuh persiapan, mental, finansial, fisik juga. Kalo sekarang, Joong masih belum siap buat itu semua, apalagi buat punya anak, duit Joong belum sebanyak itu, takutnya nanti anak Joong nggak bisa sekolah, nggak pinter, nanti yang malu siapa? Joong juga, kan? Emang nanti kalo Joong nikah, tante-tante semua mau pada biayain hidup keluarganya Joong?"
"Mas!" Peringat Dunk khawatir, alphanya ini terlalu kasar menjawab pertanyaan para bibinya. Menurut Dunk ini sudah kelewatan.
Tapi alphanya tidak peduli sama sekali, "Tante-tante semua yang udah bikin omegaku nggak nyaman, bar pertama kali ketemu udah nuntut ini itu, emang-"
"Mas, ayo pulang! Semuanya, kami pamit, permisi," Pamit Dunk sambil menyeret alphanya keluar rumah Neen.
***
Kejadian di rumah Neen tempo hari membuat keadaan ruang kerja tim investigasi menjadi kurang nyaman. Teman-teman Joong dan Dunk yang biasanya melihat momen sepasang manusia budak cinta di pagi hingga sore itu, kini hanya melihat Dunk yang berangkat sendiri pagi-pagi dan juga Joong yang berusaha membujuk omega tersebut.
Tiga anggota tim lainnya pun tidak berani menegur Dunk yang tengah mengeluarkan ekspresi marah, sehingga ruangan yang biasanya paling berisik ini justru menjadi ruangan yang paling sunyi selama beberapa hari. Pertengkaran rumah tangga sedang terjadi.
Tor, salah satu juru kamera yang duduk di seberang meja Dunk menyenggol lengan temannya, "Ice, hawanya nggak enak banget, anjir! Dunk badmood terus dari kemaren," Bisik Tor yang diangguki Ice.
Kedua biang gosip itu mencuri tatap Dunk takut-takut, omega itu memasang wajah datar namun matanya melirik tajam. Ice dan Tor langsung tergagap dan berpura-pura mengerjakan sesuatu.
Dunk menghela nafas, "Kak Ice, kak Tor," panggilnya datar. Kedua anggota tim investigasi itu menahan nafas, wajah mereka tegang seketika ketika Dunk memanggil nama mereka. Meskipun Dunk seorang omega, namun kemampuannya menjadi ketua tim tak bisa diremehkan. Omega tersebut menjalankan tugasnya dengan baik dan disegani anak buahnya, Dunk bukan orang yang bisa dipandang sebelah mata.
"Menurut kalian, dari sikapnya, mas Joong beneran minta maaf ke gue apa enggak?" Tanya Dunk khawatir kepada kedua anak buahnya. Sorot matanya tak dapat berbohong, kegelisahan nampak jelas di sana.
Ice dan Tor saling melempar pandang, kemudian melirik jam digital yang menunjukan saat ini sudah tengah hari, waktu istirahat, sehingga Dunk memulai percakapan di luar pekerjaan.
Suasana menjadi lebih santai, Tor menggeser kursi kerjanya mendekat pada Dunk diikuti Ice, "Emang Dunk sama kak Joong ada masalah apa?" Selidik Tor sebelum memberi jawaban.
Wanita yang tiba-tiba sudah berada di sisi Dunk yang lain itu mengangguk setuju, "Iya dek, mungkin biar kita bisa bantu kalian buat baikan," Tambah Ice.
Yang paling muda melirik malas kedua seniornya, "Bilang aja kalian mau gosip, kan?" Pertanyaan Dunk selalu menohok, pantas saja omega itu menjadi reporter si pencari informasi, pertanyaannya dan prkataannya tajam.
Akhirnya Dunk menyerah dan menceritakan inti masalahnya secara ringkas dan padat tanpa bertele-tele. Kedua seniornya itu langsung mengerti apa yang tengah terjadi. Ice yang paling tua tersenyum tipis, "Itu lebih baik daripada Joong nggak ngomong sama sekali, Dunk," Komentarnya.
Seketika Dunk terdiam, mencerna ucapan seniornya itu.
"Iya lho, Dunk! Itu sebagai salah satu bukti kalo Joong emang beneran sayang sama kamu-"
Dunk memotong Tor, "Iya, lah! Dapet restu Gemini sampe akhirnya bisa sampe tunangan tuh nggak gampang! Kalo mas Joong nggak beneran sayang sama aku kan nggak mungkin dia kuat ngadepin Gemini!"
"Nah tuh tau!" Sembur Ice dan Tor bersamaan, dua wanita di depannya itu gemas dengan pemikiran Dunk.
Tor si alpha meminta Dunk untuk menatapnya lurus, "Dek, kamu tau sendiri kalo Joong sayang sama kamu, kenapa kamu marah sama dia disaat Joong lagi lindungin kamu dari rasa nggak nyaman yang kamu dapet?" Ceramahnya, "Sebenernya mau kamu apa, sih?!" Geram si alpha.
Penuturan Tor membuat Dunk membuka pikirannya yang sempit dan kembali menanyakan dirinya sendiri. Dunk terdiam beberapa saat.
"Kak, kayaknya Dunk mau heat, jadi emosinya nggak stabil," Keluh Dunk seraya memijat pertigaan keningnya.
Ice mengangguk kecil, "Stress juga kayaknya kamu, besok kalo mulai tanda-tanda, kamu cuti aja, kerjaan bisa kita handle bareng-bareng,"
Bersambung, siapa kangen Vee?😱

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cemara
RandomOmegaverse! Kerusuhan tiada akhir dari tiga bersaudara Dunk-Phuwin-Gemini yang hampir bikin papi Krist naik pitam, tapi selalu ada Daddy Singto yang jadi pereda emosi papi. Gimana gak emosi? Phuwin sama Gemini akurnya cuma pas Alphanya kak Dunk date...