22-Eyang

1.1K 108 6
                                    

Fourth tersenyum cerah di balik ponselnya yang terhubung dengan Gemini yang sibuk belajar. Hari terakhir ujian sekolah akan dilaksanakan esok hari, sementara itu energi dan semangat Gemini hampir luntur. Karena kamar mereka tidak bersebrangan lagi, Gemini berinisiatif melakukan panggilan video dengan Fourth untuk menemaninya belajar sambil mengisi ulang energi.

Omega yang lebih muda asyik memetik asal senar gitarnya seraya bersenandung, sementara si alpha tak nampak terganggu sama sekali, justru merasa telinganya nyaman karena suara merdu Fourth mengetuk telinganya lembut.

"...Can you please love me too?*"

*Penggalan terjemahan lirik lagu 'Hook'

"I've always loved you, Fourth,"

Uhuk!

Gemini terkekeh puas karena telah berhasil membuat Fourth tersipu, semburat merah begitu jelas terpancar dari pipi gembulnya, "Kak! Itu cuma lagu!" Protes Fourth mengalihkan rasa gugupnya.

"Gue kirain lagi nanya perasaan gue beneran?" Ledek Gemini seraya membereskan meja belajarnya dan memasukan semua keperluan sekolah ke dalam ranselnya. Fourth lalu juga menyimpan gitar kesayangannya di samping meja, menunggu yang lebih tua melakukan kegiatannya.

"Kenapa lo kalo lagi mode belajar cakep banget, kak? Di kelas pasti banyak yang naksir lo, ya!"

Bukan Gemini namanya jika tidak pandai menyembunyikan ekspresinya, alpha itu hampir menjatuhkan buku catatannya ke lantai, namun sebelum hal itu terjadi Gemini langsung menyadarinya. Alpha itu membuat wajah tampan dan mendekat ke arah kamera, "Gue emang cakep, lo aja yang baru nyadar," Ujarnya bangga dan disambut ekspresi muak dari remaja yang lebih muda, "Lagian Fourth, orang seganteng gue sayang banget ya kan kalo digantungin perasaannya?"

"Ck! Mulai, deh," Fourth berdecak sebal, ia malas membahas hal ini lagi dengan Gemini. Topiknya terlalu sensitif.

Sedangkan remaja di seberang sana terkekeh pelan, "Oke maaf, nggak lagi-lagi di bahas," Ujar Gemini meminta maaf, "Eh besok nonton, yuk! Gue udah pesen tiket jadi gak bisa di tolak,"

Fourth sudah hafal di luar kepala bagaimana tingkah laku remaja di seberang panggilannya itu, "Jemput gue di rumah eyang, besok gue di panggil ke sana,"

"Apa sih yang enggak buat appa-nya Momon? Ayah siap menjemput appa!" Goda Gemini membawa nama kucing kesayangan Fourth yang masih asyik bergelut dengan boneka mainannya.

"Najis!"

"Hahaha!"

***

Kawasan perumahan elit menjadi tujuan Fourth sekarang, ia dipanggil sang kakek yang mengetahui cucunya tengah libur sekolah.

Seorang pria tua yang masih nampak bugar itu tengah bermain Golf di halaman belakang rumahnya. Menghabiskan hari tuanya dengan olahraga ringan yang tidak akan membuat pinggangnya nyeri.

"Eyang, Fourth dateng,"

Sapaan Fourth di belakangnya membuat pria itu membalikan tubuhnya. Alpha tua yang masih tampan meskipun sudah berkeriput, kerutannya juga nampak di sekitar mata dan bibir ketika ia tersenyum senang, "Fourth cucu eyang!" Sambutnya bahagia.

Fourth langsung masuk kedalam pelukan pria tua di depannya itu, keduanya lalu berjalan beriringan masuk ke dalam rumah untuk berbincang ini dan itu dengan santai. Alpha itu sangat menyayangi Fourth sebagai satu-satunya cucu omega di dalam keturunannya.

Awalnya semua berjalan santai, Fourth masih bisa tersenyum bahkan tertawa dengan kakeknya. Namun senyum itu redup ketika seorang wanita tua yang berpenampilan anggun bak seorang ratu duduk bergabung dengan Fourth dan Eyangnya.

"Apa kabar, nenek?" Sapa Fourth sebaik mungkin sambil menyembunyikan ketakutannya.

Wanita itu tersenyum angkuh, "Sampai kamu setuju menikah sama alpha pilihan nenek sih..."

"Davi..." sela Eyang lembut, namun dibalas sorot tajam dari Davi, "Semua yang aku lakuin, demi kebaikan kita semua, dia udah baik latar belakangnya. Kalo Fourth nikah sama alpha pilihanku, dia bakal bahagia  dan nggak akan ngelahirin beta kaya aku ini," Ujar Davi tegas, dengan sedikit sorot kesedihan di manik indahnya.

Lalu sang nenek menatap lurus cucu bungsunya, "Nak, toh kalian nggak akan nikah besok, alpha itu harus kuliah beberapa tahun, dia nggak saklek, dia baik, ganteng, cerdas, nggak akan nyakitin kamu,"

Fourth makin tertunduk, desakan sang nenek terus menghantuinya dua tahun belakangan, dan menjadi alasan Fourth setuju untuk berada di dalam hubungan tanpa status dengan Aun. Omega itu tidak ingin terikat dengan Gemini, Aun, atau siapapun.

Karena pada akhirnya, ia hanya akan menjadi omega dari alpha pilihan sang nenek, yang berambisi menghapuskan keberadaan beta di garis keturunannya. Nenek Davi, atau Davika adalah beta terakhir yang ada di keluarga Fourth. Ia menikahi alpha dan mencarikan suaminya seorang omega lain untuk melahirkan anak alpha dan juga omega. Davi tidak mau mengandung, karena ia hanya akan melahirkan beta, ia tak mau hal itu terulang di generasi anak cucunya.

Tay ayah Fourth bukanlah keturunan Davika langsung, ia anak dari istri kedua dan mempunyai seorang kakak alpha juga dari pernikahan kedua ayahnya.

"Oke nek, Fourth mau,"

"Fourth?!"

"Bagus! Nenek anter kamu ketemu dia malem ini," Ujar Davika senang.

Malam ini? Tidak! Fourth memiliki janji dengan Gemini untuk menonton film, "Er...nek? Nanti malem Fourth punya janji sama temen, bisa diundur besok aja?" Tawar Fourth takut-takut.

Namun Davika menggeleng, "Malem ini dia berangkat ke luar negeri buat kuliah, kalo nggak nanti malem, kita harus nunggu lama lagi,"

Terpaksa, Fourth harus membatalkan janjinya dengan Gemini, sekaligus memberitahukan tentang perjodohannya dengan orang lain.

Fourth izin pergi sebentar sebelum pukul delapan nenek dan eyang akan mengantarkannya bertemu calon alphanya. Untuk menemui Gemini dan menghabiskan waktu walau sebentar.

Si bungsu Ruangroj meminjam mobil kak Dunk-nya karena ia tahu akan menjemput Fourth di kawasan elit. Gemini takut ia akan diusir oleh satpam karena memakai motor. Meskipun hal itu tidak benar-benar terjadi, tetapi Gemini gengsi.

"Fourth, gue izin dulu sama Eyang lo-"

"Gak perlu, mereka lagi keluar," Potong Fourth mengundang kerutan di dahi yang lebih tua, "Lah, terus kenapa lo ke sini?"

Setelah mencium wangi masam dari feromon Fourth, Gemini mengerti jika adik kesukaannya itu sedang tidak ingin ditanya lebih jauh, ia bergegas menyalakan mesin mobilnya lalu melesat keluar dari kawasan tersebut.

"Kak, nontonnya boleh besok aja, nggak? Gue takut kemaleman, Eyang ngajakin pergi nanti malem," pinta Fourth pelan sambil menatap sendu alpha di depannya.

Gemini menoleh sebentar, "Hm? Tiba-tiba?"

"Gue... dijodohin,"








Bersambung

Rumah CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang