Ucapan Singto dulu benar adanya, ketika Dunk mengandung maka omega itu akan kembali menginap di rumah orang tuanya. Karena Joong yang terkadang harus pergi bekerja dini hari, alpha itu tak tega jika Dunk dengan kandungan besarnya itu tinggal sendirian.
Rumah Ruangroj tak sepi lagi, Dunk dan alphanya menginap di sana sampai Dunk melahirkan dan mampu mengurus anaknya sendiri. Sekali lagi, alasannya karena jam kerja Joong yang tak kenal waktu. Apalagi kini dirinya membutuhkan uang lebih untuk biaya persalinan nantinya.
Krist begitu senang mendengar putranya akan kembali ke rumah, ia membersihkan kamar si sulung agar nyaman ditempati bersama alphanya. Bahkan mulai belajar mengenai merawat orang hamil di zaman sekarang, Krist mengerahkan segalanya untuk Dunk dan cucu pertamanya di keluarga Ruangroj.
Sampai malam itu, ketika Gemini baru saja mengabarkan kepulangannya, Dunk mengatakan jika kontraksi kandungnya makin kuat. Keadaannya saat itu Joong juga tengah berada di luar untuk meliput suatu berita kecelakaan di jalan tol, sulit untuk dirinya meninggalkan pekerjaannya.
Dengan persiapan seadanya, Krist, Singto, dan Phuwin mengantar Dunk ke rumah sakit dengan penuh drama kesakitan si sulung.
Keesokan paginya, lahirlah seorang bayi perempuan yang cantik buah cinta dari Joong dan Dunk, pembawa kebahagiaan bagi semua orang, termasuk ketiga pamannya saat ini yang tengah berdebat mengenai keponakan mereka.
"Mirip kak Dunk ah! Kalo mirip lo nanti orang jadi salah paham, bego!"
"Heh! Jangan ngumpat di depan anak kecil!" Tegur Krist geram, "Kalian ini! Dateng-dateng malah cari ribut! Ini rumah sakit!" Lanjutnya, lalu menatap si bungsu marah, "Kamu juga Gemini! Baru sampe bukannya nyapa orang tua, malah ribut sama pacarmu sama kakakmu!"
Gemini menunduk, "Hehe, maaf papi," alpha itu lalu memeluk Krist manja, "Aku pulang, udah dapet izin praktek juga loh! Aku kangen banget sama papi!" Ujar Gemini merayu, membuat Krist menghela nafas.
Tapi kemudian, Krist tersenyum seraya mengusap surai bungsunya, "Iya, anak papi udah lulus, keren! Semoga ilmunya bermanfaat ya! Papi bangga sama kamu!" Tuturnya tulus.
Interaksi sederhana itu membuat suasana menghangat. Karena selain kepulangan Gemini kepada keluarganya, kini juga hadir satu anggota keluarga lagi yang baru.
***
"Betah amat di sini, nggak ke toko emangnya kalian?"
Fourth dan Phuwin menggeleng menjawab yang lebih tua, mereka mengabaikan Dunk yang cemberut karena bayinya dikuasai dua paman mereka. Tapi di sisi lain, Dunk bersyukur karena kedatangan Fourth dan Phuwin, hadirnya mereka sangat membantu dirinya merawat anaknya.
"Biarin sih kak, kan lo juga nggak berat banget ngurusin dedek," Komentar Gemini lalu menyuapkan sarapan kepada sang kakak.
Dunk mengangguk setuju, "Iya sih, jujur gue kerepotan, apalagi bayi di taro di ruang bayi cuma pas mau tidur aja. Kata perawatnya biar bisa bonding sama orang tua, tapi kan kita juga butuh istirahat kan ya?" Keluh Dunk lalu memakan sarapannya lagi dan mengunyahnya sampai selesai, "Jujur badan gue masih capek banget! Untung ada kalian, papi juga udah nggak tidur dua hari karena nungguin gue, mas Joong nungguin kalo sore doang," Ia lalu tersenyum tulus, "Thanks ya buat bala bantuannya."
Gemini tersenyum, "Lebay!" Ujarnya seraya menyodorkan sendok terakhir sarapan Dunk. Alpha itu tersipu malu tanpa alasan.
"Kak! Dedeknya pipis!" Seru Fourth panik, membuat si bayi juga ikut menangis kian kencang karena terkejut mendengar seruan sang paman.
Tak ada bedanya dengan Phuwin, namun ia lebih tenang dan segera membuka pakaian bayi cantik tersebut, "Diem Fourth! Jangan panik juga! Tangan gue gemeteran!" Titah Phuwin.
Dunk dan Gemini saling pandang, keduanya tertawa, "Gue aja kak," Ujar Gemini lalu beranjak.
"Minggir!" Seru Gemini menggeser Phuwin dengan galak, ia lalu memberikan tisu basah dan pakaian baru yang ia ambil tadi kepada Phuwin.
Dengan telaten, Gemini membersihkan tubuh si bayi dari air pipis yang lengket, membalut tubuh si bayi dengan kain lembut dan mengangkatnya, ia menyerahkan bayi tersebut pada Fourth, "Gendong dulu sebentar cil," Dan Fourth yang tengah panik itu menurut saja apa perintah dang alpha. Meskipun masih kaku, Fourth berusaha sekuat tenaga menggendong putri Dunk sementara Gemini mengganti alas tidurnya.
"Eh loh kak! Kenapa gue yang jadi gendong dia?! Ini gapapa kan? Ga bakalan jatoh kan? Kak buruan! Dedek nangis terus!" Fourth mengomel karena baru menyadari si bayi yang di gendongnya menggeliat.
Lantas sang alpha terkikik melihat omega yang paling muda itu kelimpungan menggendong si bayi. Gemini segera merapihkan tempat tidurnya lalu mengambil alih gendongan dengan santai.
Sementara itu Fourth menggerutu, "Untung dedek nggak jatuh! Gue kan belum ada pengalaman!" Ujarnya kesal, bibirnya mengerucut lucu sambil mengamati Gemini yang telaten memakaikan pakaian untuk putri kecil Dunk.
Setelahnya Gemini mengangkat bayi yang sudah tenang dan berpakaian itu, "Duduk," Titahnya pada Fourth.
Omega itu patuh dan duduk di sofa yang ada di belakangnya. Lalu Gemini menyusul, meletakkan si bayi pada pangkuan Fourth "Katanya belum ada pengalaman kan? Sekarang gue ajarin, masa calon omeganya dokter Gemini nggak bisa gendong bayi? Padahal dokter Gemini mau ambil spesialis anak!" Ujar Gemini dengan usil.
"Eh!" Fourth kembali berseru kaget, namun tetap menuruti titah alphanya.
Awalnya bayi itu merengek, namun dengan sabar Gemini memposisikan bayi itu di pangkuan Fourth agar nyaman dan kembali terlelap. Setelahnya, Fourth yang masih kaku itu mencoba untuk santai sesuai arahan sang alpha.
"Tuh! Dedek nggak apa-apa kan?" Ujar Gemini lalu menepuk kepala Fourth lembut, "Pinter banget bocil gue!"
Sedangkan Dunk dan Phuwin yang mengamati adegan mesra tersebut membuang muka dari pasangan bungsu itu.
"Bisa aja anak muda!"
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cemara
RandomOmegaverse! Kerusuhan tiada akhir dari tiga bersaudara Dunk-Phuwin-Gemini yang hampir bikin papi Krist naik pitam, tapi selalu ada Daddy Singto yang jadi pereda emosi papi. Gimana gak emosi? Phuwin sama Gemini akurnya cuma pas Alphanya kak Dunk date...