36-Ford Orang Baik

908 85 11
                                    

Gemini telah tiba di tanah kelahiran saat hampir sore, hanya membawa ponsel dan dompet serta berkas administrasi yang ia butuhkan, Gemini terlalu tergesa untuk berkemas. Kemarin ia menerima kabar tentang Ford dari omeganya yang menangis tersedu, memintanya agar lekas pulang sebelum pemakaman sang sahabat baik.

Alpha itu belum mendengar cerita apapun tentang bagaimana kepergian sahabat sang omega sekaligus sepupu dekatnya, tapi sepanjang perjalanan ia merasakan firasat buruk, alpha itu tak bisa terlelap nyaman selama belasan jam perjalanan. Sepanjang dirinya menunggu ojek pesanannya, Gemini menggulir sosial medianya yang penuh ucapan bela sungkawa untuk Ford. Gemini semakin bingung, padahal The Rythm bukan band terkenal, tetapi mengapa semua orang mengetahui Ford?

Jemarinya semakin tenggelam dalam lautan sosial media yang memberitakan Ford, semakin Gemini mencari tahu, semakin jelas apa yang telah terjadi. Sepupunya telah menjadi korban, sesuatu yang tak pernah Gemini inginkan terjadi kepada orang-orang terdekatnya dan juga Fourth, kini benar-benar terjadi.

Kawasan rumah Ford kini ramai, Gemini menjadi orang paling terakhir yang tiba di rumah Ford dari semua personel band. Semua menangis kehilangan Ford, berbagai karangan bunga terpajang di depan rumah sebagai tanda duka dari teman-teman orang tua dan kerabat lainnya. Tapi yang paling menyedihkan, adalah Fourth dengan ibu Ford yang tengah menangis berpelukan.

"Mas Joong?" Sapa Gemini ketika memasuki gerbang rumah saudaranya.

Joong yang tengah membereskan peralatan liputannya itu berhenti sejenak menyambut calon iparnya, "Bukannya lo lagi ujian, Gem? Nekat amat?"

Gemini mengangguk kecil, "Ujiannya tinggal tes tertulis, bisa online," Jelasnya, lalu melihat kartu pengenal serupa milik Dunk yang biasa dipakai saat bertugas itu dipakai Joong, "Lo ngeliput di sini? Berarti lo tau cerita lengkapnya,"

Alpha yang lebih tua itu menghela nafas, kemudian mengajak Gemini untuk duduk di kursi yang tersedia, "Ya seperti yang diberitain, keadaan pas ditemuinnya beneran nggak baik sama sekali, dia terdampar, udah nggak bernyawa," Jelas Joong lalu menepuk bahu calon adik iparnya meminta untuk tetap tabah, "Dunk sama Fourth di dalem, gue ke kantor dulu sebentar buat laporan dan balikin alat, abis itu gue kesini lagi,"

Gemini ditinggalkannya sendiri, masih tercengang dengan apa yang calon kakak iparnya ceritakan, begitu pilu didengar, Gemini tidak tahan lagi untuk menangis.

Tiba-tiba bahunya dirangkul dan diremas pelan, Gemini mengusap air matanya yang turun membasahi pipi. Alpha yang merupakan ayah Ford itu nampak tegar, meskipun Gemini tahu ayah Ford telah hancur, karena kehilangan anak satu-satunya yang telah diusahakan dengan segenap jiwa dan raga.

"Om senang, semua temen Ford sayang sama dia, buktinya kamu sama Mick yang lagi diluar negeri aja bela-belain pulang buat anter anak om ke peristirahatan terakhirnya," Tutur tuan Arm dengan suara serak, wajah putih bersihnya kini memerah kusam tak terawat, padahal Gemini tahu lelaki itu sangat memperhatikan penampilannya sebagai pemilik perusahaan kecantikan nomor satu di negaranya.

Gemini tersenyum menepuk balik bahu sang paman, "Ford orang baik, semua orang sayang dia, om," ujarnya menyemangati.

***

Kepergian Ford sebagai orang yang ceria dan menempati ruang hati para sahabatnya itu tentu membekas. Apalagi Fourth, omega itu kini telah lemas dipelukan sang alpha ketika peti mati yang tak dibuka karena otopsi itu masuk ke liang lahat. Fourth telah menangis selama semalaman hingga hari ini, ada rasa berat hati karena mereka semua tak diizinkan melihat wajah Ford untuk terakhir kalinya. Otopsi yang dilakukan membuat jasad Ford tak layak dilihat orang banyak.

"Fourth belum makan dari kemaren, abis ini ajak makan, ya? Lo juga," Titah Dunk seraya memberikan kunci mobilnya pada sang adik setelah prosesi pemakaman selesai dengan layak.

Sang adik menerima dengan satu tangan, sementara tangan lainnya menahan tubuh Fourth agar tidak jatuh. Setelah menyimpan kunci mobilnya di celananya, Gemini menggendong Fourth yang tak bertenaga sama sekali bahkan untuk mengeluarkan suaranya. Omega itu hanya menurut ketika alphanya membawanya pergi dari pemakaman.

"Cil, mau sop buntut apa sop ayam?" Tanya Gemini memberikan pilihan, setelah mereka sudah siap untuk pergi, namun Fourth hanya diam, bersandar lesu di kursinya dengan tatapan kosong. Gemini pun menghela nafas, mendekatkan wajahnya pada sang omega sambil mengusap surainya, "Sayang, makan dulu, ya? Kasian Ford jadi sedih kalo liat lo nggak mau makan gini," Ujarnya seraya tersenyum lembut, menanti cemas jawaban sang omega.

"Pasta,"

Yang lebih tua tersenyum, meskipun tak bersuara, gerakan bibir Fourth memberikan jawabannya, "Ok, kita makan pasta. Makan di rumah, ya?"

Anggukan kecil sebagai jawaban, Gemini lantas melajukan mobil sang kakak dari tempat pemakaman umum yang terletak di pinggir kota. Mobil yang hanya berisi riuh suara radio itu membelah hujan kota yang rintik-rintik, mendukung Fourth untuk tidur karena kelelahan. Gemini yang menyadari omeganya tertidur itu tersenyum lega, karena akhirnya si kecil kesayangannya itu bisa beristirahat.

Di lampu merah yang memiliki waktu lima menit untuk berhenti itu memang menjadi hal yang sangat dihindari semua orang, apalagi hujan dan mendung yang mengguyur jalanan seakan ikut bersedih terhadap kepergian salah satu orang baik di muka bumi ini. Tapi kali ini justru Gemini menikmati waktu sendu itu, mengenang sang sahabat sekaligus sepupunya yang kini telah bahagia di sana, bersama leluhur mereka.

Mungkin sampai di sini cerita hidup Ford yang periang. Akhir hidupnya tak baik, mungkin penebusan dosa masa lalu, tak ada yang tahu. Tapi yang pasti, senyum dan keceriaanya akan selalu terkenang membekas di hati teman-teman dan orang tuanya.

"Selamat jalan, Ford! Gue sama Fourth sayang sama lo," Tutur Gemini memandang langit seraya tersenyum, sebelum lampu hijau dan klakson di belakang mobilnya menyadarkan alpha tersebut.












Bersambung, abis ini nyambi Kak Dunk sama mas Ajung, gimana?

Rumah CemaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang