Kehidupan rumah sakit yang sibuk di jam pagi itu adalah kegiatan sehari-hari Gemini yang berada di poli anak. Bersama seorang dokter senior, Gemini setiap harinya mengenakan berbagai macam kostum hewan dan aksesoris yang berbeda agar anak-anak tidak takut di periksa. Ia tertarik dengan segala dunia anak, jadi mungkin selanjutnya ia akan mempelajari bidang tersebut.
"Gute Besserung! Cepet sembuh ya anak baik!" Ujar Gemini kepada pasien terakhirnya seraya tersenyum.
Senyuman pasien muda yang masih lugu sangat membuat hati Gemini menghangat, mereka masih polos dan murni. Di satu sisi, Gemini senang melihat kebahagiaan anak-anak karenanya. Namun di satu sisi yang lain, Gemini lebih suka jika para anak-anak itu tidak datang ke rumah sakit dengan keluhan. Lebih baik mereka selalu sehat.
"Ayo kita pergi makan siang, semua pasien sudah ditangani," Ajak dokter seniornya.
Gemini mengangguk, membereskan barangnya dan mengekor sang senior menuju kantin rumah sakit. Perutnya meronta minta diisi setelah berjam-jam bekerja.
Tak sengaja layar ponselnya menyala, menampilkan foto sang omega yang menjadi semangatnya untuk menamatkan pendidikan.
Sudah hampir satu tahun ia bekerja di rumah sakit ini, sebagai syaratnya untuk bisa mendapatkan surat izin praktek, pelengkap syaratnya menjadi dokter sungguhan. Dan sebentar lagi masanya akan selesai, tinggal menunggu waktu.
Seutas senyum muncul di sudut bibir sang calon dokter tersebut, ia juga membelai layar ponselnya, seakan tengah membelai sosok yang ada di dalam layarnya, "Tunggu gue ya Cil? Bentar lagi kok!"
***
Langit sudah gelap ketika Gemini sampai di unit apartemennya yang sederhana. Hanya berisikan tempat tidur, toilet, dan dapur kecil tempatnya ia menyeduh makanan instan yang dijual murah di minimarket.
Rasa lelah tiba-tiba menghantui, Gemini lekas membersihkan dirinya dan berbaring di kasur nyamannya yang telah menjadi tempat bersandar selama beberapa tahun terakhir.
Gemini menghela nafas lelah. Tiba-tiba ia merasakan kesepian. Ketika ia menyalakan ponselnya, lagi-lagi foto Fourth yang terpampang di sana. Ah, ia jadi rindu. Sudah berapa lama ia tidak menghubungi omega kecilnya itu?
"Halo?"
"Kak! Gue kangen!"
Gemini terkekeh pelan mendengar seruan rindu dari sang omega, "Gue juga kangen, Cil! Lo lagi ngapain? Comot begitu mukanya, hahaha!" Gurau Gemini yang melihat wajah Fourth penuh dengan tepung, bahkan hingga ke kaos tanpa lengan yang ia kenakan hari ini.
"Kak liat! Gue lagi bikin kue kacang! Kak Dunk yang minta soalnya ngidam!" Fourth menggerutu, "Padahal bisa beli di toko! Gue capek ini adonannya hancur terus!" Keluhnya lalu menggeram kepada Dunk yang terbahak di belakang Fourth.
Gemini menata bantal agar sandarannya lebih tinggi, ia tersenyum mengamati omeganya yang tengah serius, "Coba tanya papa New Cil, mungkin papa bisa bantu, daripada adonannya hancur terus?" Sarannya.
Fourth menghela nafas, "Papa lagi ikut ayah ke rumah nenek Davi, pulangnya besok,"
"Lo nggak ikut?" Tanya Gemini.
Lalu kemudian Fourth melirik Dunk yang duduk di belakangnya, "Gue jadi anak JoongDunk sehari, makanya gue ketempelan kak Dunk mulu dari kemaren, tidur pun gue dikekepin! Suaminya tuh gue apa mas Joong sih?!" Fourth mengeluh.
Gemini terkekeh pelan, "Yaudah, gue temenin ya? Sambil gue istirahat,"
"Semerdeka lo aja deh kak!"
Hanya ini yang bisa mereka lakukan demi menepis rindu yang membelenggu, panggilan video maupun suara, kadang juga pesan singkat dengan foto-foto acak yang diambil untuk memenuhi penyimpanan ponsel masing-masing. Berhubungan jarak jauh memang sulit, tapi ketika mereka memiliki perasaan yang kuat, maka itu lebih dari cukup untuk satu sama lain.
Beberapa bulan kemudian....
Fourth berjinjit-jinjit diantara banyak kerumunan orang di pintu gerbang kedatangan Bandara. Ia dan Phuwin telah berada di sana sejak setengah jam yang lalu setelah Krist memburu-buru Fourth yang masih asyik menyelesaikan rangkaian bunga yang ia buat sendiri.
Omega muda itu begitu semangat, sejak satu minggu yang lalu, ia tak henti-henti mengembangkan senyumnya. Membuat aura positif terpancar kemana-mana.
"Fourth, itu dia!" Seru Phuwin seraya menepuk bahu Fourth berkali-kali.
Tatapan keduanya bertemu, senyum Fourth semakin lebar, saking bahagianya ia juga meneteskan air mata, "Kak Gemini!" Panggil Fourth seraya melambaikan tangannya.
Gemini pun mempercepat langkahnya, bahkan berlari menerobos kerumunan. Setelah jarak keduanya tak ada lagi, Fourth direngkuhnya erat-erat.
"Kakak... Gue kangen!" Rengek Fourth dengan tangisnya yang pecah begitu saja di pelukan sang alpha.
Biaya tiket pesawat yang begitu mahal serta kegiatan dan tugas Gemini selama pendidikan itu membuat Gemini menimbang panjang keputusannya untuk pulang berlibur. Hingga akhirnya Gemini baru pulang ke tanah air ketika pendidikannya selesai dan surat izin prakteknya didapatkan. Jika di hitung, hampir enam tahun keduanya hanya berjumpa lewat layar ponsel saja, Fourth bahkan telah lulus kuliah dan membuka usahanya sendiri, omega itu sekarang membuka toko bunga bersama Phuwin.
"Loh kok nangis?" Gemini melepaskan pelukannya, menatap khawatir sang omega, "Gue udah di sini, udah ya? Gue nggak akan kemana-mana lagi," Janjinya serius.
Seperti anak kecil yang dijanjikan permen, Fourth mengangguk patuh dan mengusap air matanya, "Rasanya sesek banget, jangan pergi lama-lama lagi ya!" Tuturnya.
"Iya," Gemini lalu merengkuh lagi omega yang lebih muda itu.
"Ekhem! Hmm! Aduh keselek drama anak muda!"
Phuwin terlupakan, ia berdeham menegur kedua adiknya yang terus menerus menebar aura kasmarannya. Omega itu mengipas wajahnya seakan ia kepanasan.
"Syirik aja lo anak tua!" Gerutu Gemini kesal karena momennya terganggu, "Ayo pulang!" Ajak Gemini kemudian.
Namun Fourth menahan alphanya dan menyerahkan buket bunga yang dibuatnya, "Bentar! Ini gue bikin sendiri spesial buat lo! Selamat ya udah jadi dokter!" Ucap Fourth kepada sang alpha.
Rangkaian bunga yang beraneka ragam itu seolah mengungkapkan perasaan Fourth yang beragam ketika ia bersama Gemini. Senang, sedih, suka, bahagia, rindu, bahkan amarah pun juga digambarkan di sana, Fourth membuatnya dengan indah.
Gemini menerima buket tersebut dengan bahagia, "Makasih cil!" Ujarnya.
"Nah sekarang kita ke rumah sakit!" Ajak Phuwin, "Sewaktu Gemini baru take off tadi, barengan sama Dunk yang kontraksi, bayinya udah lahir sehat banget, ayo kita jenguk bareng!"
Berita kelahiran keponakan pertama mereka semakin melengkapi kebahagiaan ketiga lelaki tersebut, apalagi Fourth yang memang menanti kehadiran anak yang dikandung Dunk. Anak itu membawa kebahagiaan bagi semua orang.
Bersambung

KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cemara
AléatoireOmegaverse! Kerusuhan tiada akhir dari tiga bersaudara Dunk-Phuwin-Gemini yang hampir bikin papi Krist naik pitam, tapi selalu ada Daddy Singto yang jadi pereda emosi papi. Gimana gak emosi? Phuwin sama Gemini akurnya cuma pas Alphanya kak Dunk date...