Mungkin inilah yang Phuwin katakan ketika Gemini adalah alpha berjiwa omega. Ketika Pond duduk sendiri mengawasi kekasihnya dan Fourth yang tengah asyik bermain selancar di atas danau yang beku itu, Gemini tiba-tiba duduk di sampingnya dengan aura mencekam.
Gemini adalah adik yang possessif, galak terhadap siapa saja yang ia rasa akan mengganggu ketentraman anggota keluarganya termasuk omeganya sendiri. Pond sendiri benar merasakan bagaima dirinya sedikit gentar ketika remaja itu duduk di sampingnya.
"Ehm... Gemini baru masuk kuliah, ya?" Sapa Pond berbasa-basi dengan perasaan khawatir.
Siempunya nama melirik sekilas dengan tatapan sinis, "Enggak, masih libur," ketusnya lalu kembali diam mengawasi Fourth.
Enggak salah, sih~batin Pond cemas.
Namun Pond tak menyerah jua, "Iya juga sih, tapi maksud abang-"
"Lah, lu abang gue?" Potong Gemini ketus.
Sabar Pond, rapal sang dosen dalam hati. Ia teringat apa kata Phuwin semalam kalau jalan mendapatkan restu Gemini tidaklah semudah yang di bayangkan, bahkan alphanya si kakak tertua juga membutuhkan waktu hampir dua tahun untuk si bungsu mau tersenyum kepadanya.
"Pak, udah tau soal bang Phuwin yang di bully sama mahasiswa-mahasiswa bapak?" Tanya Gemini datar.
"Phuwin di bully?! Sama siapa?!"
Melihat reaksi Pond yang sesuai harapan, Gemini pun terkekeh lalu menghembuskan nafasnya yang terlihat putih karena hawa dingin, "Gara-gara bapak yang katanya terus godain abang saya di tengah kelas, abang saya jadi dibenci semua orang, masa perkuliahannya jadi nggak aman buat dia," Ujar Gemini membuka cerita.
Pond terdiam, ia tak pernah tahu perihal ini, pikirnya pantas saja Phuwin terus menghindarinya dan sulit menerima ajakannya. Pond pikir karena Phuwin masih sekolah, ternyata lebih dari itu.
"Abang saya jadi trauma ke kampus, pasti ada hari saya harus bawa baju abang ke sekolah, dan khawatir nunggu kabar dia, atau nenangin abang yang nangis setelah di bully sama mereka," Nafas Gemini memburu, Pond juga merasakan alpha di sebelahnya ini mengeluarkan aura tak enak, namun Pond tetap duduk mendengarkan penjelasan calon adik iparnya.
Setetes air mata mengalir begitu saja di pipi si bungsu, lalu diusapnya kasar, "Saya sayang banget sama abang saya, masa kecilnya udah berat, saya nggak mau dia ketemu alpha atau beta yang nyakitin dia di sisa hidupnya nanti," Ujar Gemini menahan isak, "Makadari itu, jalan pak Pond nggak akan bisa lebih mulus daripada alphanya kak Dunk, inget itu, pak!"
***
Pond terus merenungi cerita Gemini siang tadi, hatinya teriris perih membayangkan omega semanis Phuwin yang harus melewati hari-hari berat karena sikapnya yang kurang profesional. Pond menyesal, meskipun terlambat, tapi tak apa, ia telah menghilangkan senyum Phuwin dan tanpa sengaja memberikan ketidaknyamanan, kini ia harus menjadikan dirinya sendiri sebagai rumah aman lainnya selain keluarga Phuwin sendiri, janji Pond dalam hati.
"Phuwin,"
"Iya, pak?"
Pond lagi-lagi merasa sesak, sebenarnya terbuat dari apa hati Phuwin? Bisa-bisanya omega tersebut masih mau melempar senyum kepada orang yang sudah menjadi ancamannya selama ini?
"Aku minta maaf," Tutur Pond tulus.
Phuwin yang tengah melepas sepatunya itu mempercepat gerakannya dan menyimpan sepatunya, mebghampiri Pond yang termurung, "Kenapa?"
Yang lebih tua terkekeh pelan, "Bahkan, kayaknya usaha apapun nggak bakal buat semua kesakitan kamu selama ini hilang, Phu," Lanjut Pond, "Maafin aku. Gara-gara sikap aku di kelas selama perkuliahan, kamu jadi nggak punya temen, masa perkuliahan kamu jadi nggak enak, maaf..."
Oh, Phuwin tahu, dan ia akan memukul kepala Gemini nanti.
"Saya udah lulus, pak," Potong Phuwin seraya tersenyum, "Nggak akan lagi saya di bully sama mereka, kan?"
"Tapi..."
Buru-buru Phuwin menangkup wajah dingin kekasihnya, "Ya udah sih, pak! Yang penting kan saya udah aman, bapak juga udah janji bakal lindungin saya, kan? Kalo minta maaf terus saya cium, nih!"
"EKHEM! Ehm...hm..."
Ini dia, Gemini si pengganggu datang, hampir saja Phuwin maju mengecup bibir dosen tampannya jikalau Gemini tidak dengan tega mengganggu momen sang kakak. Dengan wajah datar, Gemini bersedekap dan menatap tajam dua orang yang tengah bermesraan di teras rumah paman Bright, "Bang Phu, masuk!" Titahnya galak.
Phuwin tak bergerak, ia membalas tatapan tajam Gemini yang tak berubah, tegas sama seperti figur daddy mereka. Lama-lama Phuwin kalah juga, akhirnya omega manis itu beranjak dengan menghentakkan kakinya masuk ke dalam rumah.
"Gemini jelek!" Umpatnya sebelum benar-benar menghilang dari balik pintu.
Tapi apa Gemini peduli? Ia telah melakukan hal serupa sebelumnya kepada Joong dan Dunk, ia tidak keberatan jika harus melakukannya sekali lagi, toh Phuwin juga kesayangannya. Gemini harus memastikan jika pak Pond adalah orang yang benar-benar bisa dipercaya.
"Bapak bisa minta saran dan trik dari mas Ajung, itupun kalo mas Ajungnya mau, sih," Ujar Gemini angkuh sebelum ikut masuk ke dalam rumah.
Malamnya...
"Mas, kalo pak Pond ngontak mas buat minta saran, nggak usah di gubris, ya!" Pinta Gemini dari seberang telepon.
Joong yang tengah menyantap makan siangnya itu menaikkan satu alisnya, "Lah ya ngapain? Gue aja dulu nggak diajarin siapa-siapa, enak banget dia minta saran!" Seru Joong tidak terima.
Gemini pun tersenyum bangga, "Bagus! Itu baru mas gue,"
"Najis,"
Bersambung, wkwk sifat Gemini sama Joong yang satu ini jangan di tiru yagesssss hehehe
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cemara
RandomOmegaverse! Kerusuhan tiada akhir dari tiga bersaudara Dunk-Phuwin-Gemini yang hampir bikin papi Krist naik pitam, tapi selalu ada Daddy Singto yang jadi pereda emosi papi. Gimana gak emosi? Phuwin sama Gemini akurnya cuma pas Alphanya kak Dunk date...