Hari ke sekian, dimana Pond sudah tak sabar lagi ingin segera mengikat Phuwin sebagai omeganya yang resmi dan diakui oleh tetua serta hukum. Hari ini Pond datang lagi ke rumah Ruangroj, namun kali ini dosen tersebut langsung menemui sang kepala keluarga.
Ia pun membawa serta kedua orang tuanya dengan beberapa buah tangan. Beberapa untuk kelahiran putri Dunk, beberapa untuk hadiah kelulusan dan gelar dokter Gemini, sedangkan yang lain untuk seserahan kepada Phuwin.
Singto yang melihat hal ini pun sangat tercengang, ia melongo ketika keluarga itu baru sampai di rumahnya dengan membawa banyak tentengan. Dalam pikirnya, Pond orang kaya. Kalau begini saja tentengannya sudah sebanyak ini, bagaimana ketika mereka menikah nanti?
"Ekhem.. Pak Singto, dari bawaan yang kami bawa hari ini, kayaknya bapak udah tau ya maksud kedatangan kita ke sini?" Ujar lelaki yang duduk di samping Pond, si kepala keluarga, "Mungkin akan saya perjelas saja pak! Maksud kami ke sini, ingin melamar anak dari bapak Singto, untuk menikah dengan anak saya, Pond,"
Sudah diduga, Singto sudah tidak terkejut lagi mendengar penuturan kepala keluarga lain di depannya. Kemudian Singto tersenyum, "Bapak ibu sudah kenal sama anak saya?" Tanya Singto pertama kali, tatapannya lurus kearah Pond si sasaran utama pertanyaan itu ditujukan.
Seiringan itu, Dunk dan Gemini datang membawa suguhan berupa teh dan kudapan kecil lainnya. Sengaja, Gemini memerintahkan Phuwin agar tidak keluar menemui keluarga Pond sebelum diperintahkan.
Lalu ibunda Pond tersenyum menatap Dunk, "Kalau saya baru pertama kali ketemu sama Phuwin, ternyata cantik, ya?" Pujinya senang.
"Saya juga baru pertama kali lihat Phuwin, Pond belum pernah bawa calonnya ke rumah," Timpal si kepala keluarga, "Aslinya cantik dan ganteng!" Lanjutnya.
Lantas Dunk yang ditatap begitu merasa bingung, ia bukan pemeran utamanya di acara hari ini. Namun ia tetap bungkam sampai sang daddy memintanya berbicara.
Mendengar ujaran yang dilontarkan orang tua Pond, jelas sudah pertanyaan yang terngiang di kepala Singto, "Saya rasa, anak tengah saya belum siap menikah sama anak bapak dan ibu, begitupun sebaliknya, karena mereka belum kenal satu sama lain sepenuhnya,"
Kening ayah Pond mengerut tak mengerti, ia tersenyum canggung, "Maksudnya bagaimana ya pak? Belum kenal sepenuhnya?" Tanyanya bingung.
Singto mengangguk pelan, "Kalau kalian sudah mengenal anak saya dan yakin mau mempersunting jadi mantu, kalian pasti minimal tau rupa calon mantu kalian," Singto lalu meminta Dunk duduk di sebelahnya, "Kalo ini kakaknya Phuwin, sudah menikah tiga tahun dan baru kemarin pulang dari rumah sakit pasca melahirkan," Lagi-lagi Singto menatap lurus kepada Pond.
Orang tua Pond terperangah, "O-oh.. Begitu, ya?"
Singto tersenyum lagi, "Gimana kalo siang ini kalian makan siang di rumah kami? Omega saya dan Phuwin lagi masak banyak, khusus buat menjamu kalian,"
***
Dua jam tak terasa dihabiskan Singto bercengkrama dengan tamunya yang salah sangka itu, sampai Krist memanggilnya untuk makan siang bersama.
Akhirnya semua orang telah duduk di meja makan keluarga Ruangroj dengan banyak hidangan nikmat tersaji. Suasana mencair, orang tua Pond dan Phuwin bercengkrama satu sama lain, menyisakan Pond yang terdiam menatap Phuwin takut-takut. Hari ini ia melewatkan satu langkah untuk menjadikan Phuwin miliknya, Pond gagal mempertemukan Phuwin dengan kedua orang tuanya.
"Kalo Phuwin sekarang kegiatannya apa nak? Bunda denger dari Pond, kamu baru lulus S3 ya?" Tanya ibunda Pond.
Lalu Phuwin tersenyum, "Iya bun, Phuwin baru selesai S3, sekarang kegiatannya lagi ngurusin usaha sih, sama omeganya Gemini," Jawab Phuwin jujur.
Ibunda Pond mengangguk tertarik, "Usaha apa itu nak?"
"Phuwin sama omeganya Gemini buka usaha toko bunga, awalnya sih karena omeganya Gemini bingung mau ngapain setelah lulus kuliah, waktu itu Phuwin juga baru habis kontrak di tempat kerja yang lama, akhirnya buka toko berdua deh! Lumayan bun, uang bersihnya bisa buat bayar kuliah lagi,"
Omega tengah itu nampaknya berhasil membuat portofolio baik di depan keluarga Pond. Karena sang alpha gagal mempertemukan dirinya dengan keluarganya, Phuwin tak boleh gagal membuat dirinya nampak baik di depan keluarga Pond.
Dan benar saja, ibunda Phuwin terkesima dengan pencapaian calon menantunya, "Wah menarik! Bunda juga suka bunga, Bunda bisa minta kartu nama kamu? Atau nama toko bunga kalian? Bunda ikut grup lansia merangkai bunga, kapan-kapan bunda mau mampir sama temen-temen bunda,"
Tak hanya Phuwin, Krist dan Singto pun tersenyum bangga, putra tengahnya ini mungkin tak memiliki masa lalu yang baik, namun pada akhirnya Phuwin memiliki satu dua hal yang bisa dibanggakan di depan orang lain, termasuk calon mertuanya sendiri.
Phuwin mengangguk, "Sebentar ya bun, Phuwin ambilin,"
Pertemuan pertama sepasang keluarga itu berakhir baik. Meskipun ada salah paham di awal, namun Singto tak membuat panjang masalah tersebut. Yang penting sekarang Phuwin diterima dengan senyuman oleh keluarga sang alpha.
Hari hampir sore ketika keluarga Pond beranjak pamit untuk pulang. Keluarga tersebut merasa diterima baik di dalam keluarga Phuwin, "Terima kasih banyak pak Singto untuk jamuannya hari ini, kami mohon maaf banget karena udah salah sangka sama anak bapak, salah kami juga karena nggak pernah tanya bagaimana Phuwin dan minta Phuwin main ke rumah," Ujar ayah Pond.
Singto mengangguk seraya tersenyum, "Sama-sama Pak, terimakasih juga untuk bawaannya hari ini. Tapi mohon maaf, untuk pernikahan anak-anak, mungkin saya belum bisa melepas Phuwin, biarkan Phuwin dan Pond kenal dulu satu sama lain, dan kami butuh persiapan juga, semoga Dewi memperlancar jalan kita ya,"
"Aamiin!"
Bersambung, akhirnya ada titik terang ya buat pak Pond sama Phuwin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cemara
DiversosOmegaverse! Kerusuhan tiada akhir dari tiga bersaudara Dunk-Phuwin-Gemini yang hampir bikin papi Krist naik pitam, tapi selalu ada Daddy Singto yang jadi pereda emosi papi. Gimana gak emosi? Phuwin sama Gemini akurnya cuma pas Alphanya kak Dunk date...