Hari di saat Fourth mulai heat
Larangan adalah perintah, bagi Fourth si pembangkang. Apalagi ia sedang merajuk pada Gemini yang hilang entah kemana seakan disembunyikan semua orang. Kemudian ayah dan papa yang mulai protektif kepadanya, juga menghalangi Fourth untuk mencari keberadaan sahabat kecilnya.
"Fourth, jangan masuk sekolah, kamu udah mau heat, Gemini gak masuk," Titah Tay tegas, karena New sudah frustasi berbicara pada putranya.
Fourth mencebik, "Kak Gem di mana? Kalo ayah sama papa kasih tau kak Gem ada di mana, Fourth balik masuk kamar," Tawarnya marah.
Tay melirik omeganya yang semakin murung, kemudian menoleh pada putra sematawayangnya, "Daddy sama papinya Gemini gak kasih izin kamu buat tau di mana Gemini,"
"Bohong! Ayah bohong! Gak mungkin mereka begitu!"
"Kalo nggak percaya, ya udah,"
Omega itu menghela nafas, kemudian memeriksa ponselnya yang terdapat notifikasi baru, dari Aun yang sudah menjemputnya beberapa hari ini, "Aku berangkat," Ujarnya dingin lalu beranjak, tanpa berpamitan dengan benar kepada orang tuanya.
Pasangan Vihokratana itu saling pandang, sorot khawatir begitu kentara di manik jernih New yang kemerahan. Sedangkan Tay tak bisa berbuat banyak selain menenangkan omeganya yang menangis.
***
Kekesalan Fourth bertambah karena semua sahabatnya begitu protektif hari ini. Dengan dalih feromon Fourth yang tercium amat manis, Ford memaksa Fourth untuk kembali ke rumah, atau meminta scent blocker di ruang kesehatan. Namun omega itu sangat keras kepala, Fourth sangat yakin dirinya akan aman sampai nanti pulang sekolah.
Tidak ada yang aneh, Fourth benar aman sampai bel tanda pulang berbunyi nyaring memenuhi rungu yang lelah dari para siswa. Fourth sengaja tinggal sebentar lagi di kelas untuk menyelesaikan pekerjaan rumah yang ia malas kerjakan di rumah.
"Aun, bentar dulu, aku mau ngerjain ini sebentar, kalo kamu mau pulang duluan gapapa, aku bisa pesen ojek,"
Bersama Aun yang rela menunggu Fourth, beta tersebut diam-diam menghubungi temannya. Seharian ini, hanya Aun yang mau menuruti bagaimana rewelnya Fourth seperti Gemini. Ah... Fourth jadi rindu.
Ngomong-ngomong, Fourth masih tidak curiga saat Grey, teman Aun itu tidak sengaja lewat di depan kelas dan menyapa Aun. Bahkan ikut duduk mengobrol untuk beberapa waktu sambil menunggu Fourth mengerjakan tugas. Pikir Fourth bisa santai karena Aun dan Grey kini membuka ponsel mereka untuk memainkan satu atau dua putaran permainan.
Hampir satu jam, hanya siswa yang mengikuti kegiatan tambahan yang masih berada di area sekolah, itupun berada di luar ruangan, kecuali ruang musik yang sedang ada kegiatan ansambel. Fourth masih belum menyelesaikan pekerjaan rumahnya, bahkan kini tenggelam dalam kegiatannya sendiri.
Grey dan Aun saling bertukar pandang, salah satunya memeriksa keadaan koridor lantai dua yang hanya diisi suara riuh alat musik dari ruang ansambel.
Senyum miring tercipta di bibir keduanya.
***
"Makasih buat pak Sol yang lagi ngawasin cctv, dan cctv sekolah yang udah bisa nyadap suara sekalian, jadi Fourth nggak berhasil di... yah you know," Dunk mengakhiri ceritanya berdasarkan berita yang sedang ia selidiki untuk bahan artikelnya esok hari. Omega itu datang bersama Tay ke sekolah untuk menindaklanjuti kasus Fourth dan meminta izin kepala keluarga Vihokratana tersebut untuk bisa menyelidiki dan mempublikasikan kasus putra tunggalnya sebagai berita.
Sedangkan Gemini menatap sendu seberang kamarnya yang tertutup rapat, juga aroma white musk yang masih tercium walaupun tidak sekuat kemarin. Merasa bersalah karena tidak berhasil melindungi Fourth, "Kak..."
Dunk sempat menelaah manik adiknya yang siap menitikan air mata, sebelum merentangkan tangannya agar Gemini masuk ke dalam pelukannya. Dunk tahu, bagaimana Gemini menyayangi Fourth lebih dari dirinya sendiri. Mendengar kabar Fourth dari orang lain sungguh membuat alpha itu merasa hancur, "Kak, dulu Fourth bersin aja gue yang pertama tau, sekarang malah gue kesannya kaya nggak tau apa-apa soal dia," Gemini terisak.
"Gem, kali ini biar orang tua yang kerja, ya? Biar kita yang lindungin kalian dulu, senggaknya lo sama Fourth harus tenangin diri sebentar,"
Gemini menurut, ia mendengarkan semua titahan kedua orang tuanya juga kakak-kakaknya. Tidak mencari masalah dengan Aun dan juga tidak menghubungi Fourth sampai omega tersebut masuk sekolah.
Rasanya hampa, tapi tak apa. Gemini terbiasa. Alpha itu sering merasakan keadaan seperti ini ketika Fourth lebih memilih bersama Aun. Terbiasa tertolak, dan menunggu. Tak apa, menunggu sebentar lagi tidak masalah.
"Gemini!"
Gemini tersentak dengan panggilan View yang juga memukul tangannya, mengembalikan kesadaran untuk memfokuskan pikiran agar kembali pada tugas kelompok kali ini.
Milk menghela nafas, "Gem, tolong lupain masalah sama Fourth dulu, ya? Minggu depan banget ini kita tampil!" Tidak, Milk tidak marah, alpha itu hanya frustasi karena temannya yang satu itu tidak fokus pada tugas seni budaya yang mengharuskan siswanya bermain musik di dalam kelas sebagai penilaian praktik.
View meletakkan mikrofonnya di sembarang tempat, lalu beralih melepaskan gitar yang dipakai Gemini dan menaruhnya hati-hati di tempat aman, "Duduk!"
Gemini menurut, ia duduk di kursi kamar Mark sebagai tempat latihan mereka, memandang teman-temannya yang menatap Gemini dengan kasihan.
Lalu View berkacak pinggang dengan galak, "Gem, kita tau lo sayang banget sama Fourth. Kita juga tau lo masih terpukul sama kejadian tempo hari, tapi lo juga harus ngertiin nilai kita, dan nilai lo sendiri yang nggak bakal di kasih pak Lee kalo kita nggak bener main band-nya, ngerti?!"
"View, udah dong jangan marah gitu,"
Gadis berambut lurus itu menatap Mark galak, "Kalo gue nggak marah, Gemini gak akan nyadar, nilai kita juga jadi jaminannya!" Tidak ada ampun lagi bagi View untuk Gemini. Alpha itu harus sadar jika dunia tidak berputar selalu pada dirinya, atau Fourth saja. Teman-temannya butuh nilai, jika Gemini tidak bisa fokus, nilai mereka akan terancam minggu depan.
"Gue...minta maaf, kali ini gue bakal fokus," Ujar Gemini meminta maaf.
Namun View menghela nafas, "Kita lanjut besok aja, udah gelap, gue mau balik, capek!"
Bersambung, Vee lagi galau brutal, jadi maap kalo isinya angst mulu wkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cemara
RandomOmegaverse! Kerusuhan tiada akhir dari tiga bersaudara Dunk-Phuwin-Gemini yang hampir bikin papi Krist naik pitam, tapi selalu ada Daddy Singto yang jadi pereda emosi papi. Gimana gak emosi? Phuwin sama Gemini akurnya cuma pas Alphanya kak Dunk date...