"Fourth! Senyum!" Seru sang ayah yang berusaha menghibur putranya. Hari ini Fourth kembali masuk sekolah setelah para kelas dua belas melaksanakan ujian akhir mereka. Seharusnya Gemini masih harus pergi ke sekolah karena masih ada beberapa kegiatan kelas dua belas, tetapi alpha itu harus melakukan wawancara secara langsung di Belanda sana.
Selain penerbangan yang mendadak, hal ini juga membuat Fourth merajuk kepada kedua orang tuanya.
"Gak! Ayo anterin Fourth aja! Buruan udah mau jam tujuh!" Gerutu Fourth kesal dengam sang ayah yang tidak kunjung menjalankan mobilnya.
Tay menghela nafas, "Maaf, ayah sama papa nggak ngasih tau dari awal soal perjodohan kamu sama Gemini," tuturnya tulus meminta maaf pada putra satu-satunya itu.
"Ya," Jawab Fourth singkat dan masih enggan melihat wajah sang ayah, "Endingnya aku juga sama kak Gem, kan?"
"Kamu masih ada rasa sama Aun?"
***
Fourth dengan kesal menekan dial panggilan beberapa kali dalam lima menit terakhir, mengabaikan makan siang yang telah dingin demi menghubungi Gemini yang kemarin merengek untuk dibangunkan.
"Kan ada bang Phu juga, kenapa lo harus nelpon kak Gemini?" Tanya Mick heran lalu menyantap makan siangnya.
Omega Vihokratana itu tak menghiraukan pertanyaan Mick dan sibuk menghubungi Gemininya yang masih jauh di alam mimpi.
"Halo..."
Fourth menghirup nafas dalam-dalam, "Kak! Anjir, bangun lo! Katanya wawancara jam sembilan, sekarang jam berapa, woy!" Cerocos Fourth setelah mendengar jawaban dari alpha di seberang panggilannya.
"Ck! Baru jam tujuh, Fou. Lagian tempat wawancaranya ada di seberang dorm-"
"Bangun, kak! Kalo nanti gue keburu masuk! Bang Phu juga ga mungkin ke dorm lo, kan?" Sela Fourth kesal dengan suara serak di sana.
'Kak Gem meminta untuk panggilan video'
"Fou, ganti v-call, dong!"
Fourth melirik ponselnya sebentar, "Gak, lo jelek," Ketus Fourth, "Udahlah, bentar lagi mau masuk, lo kalo tidur lagi awas aja, kak!"
"Dih, sama alpha sendiri galak banget?"
"Bodo!"
Tut!
Ford yang duduk tepat di sebelah ponsel Fourth itu sedikit mencuri dengar, senyum ejekan tersungging dengan tahi lalat yang ikut naik di atas bibir, "Hah? Gimana? 'Alpha sendiri' kata Gemini?" Ledek Ford setelah Fourth memutuskan panggilannya dengan Gemini, "Gue gak salah denger? Kalian jadian akhirnya?"
Celetukan Ford tak dihiraukan oleh omega Vihokratana itu, Fourth justru fokus menghabiskan makan siangnya di buru waktu yang tinggal sepuluh menit lagi. Mick, dan Captain juga ikut meledek Fourth, tetapi omega itu masih tetap fokus meredam emosinya.
Teman-teman Fourth itu menunggu omega tunggal tersebut makan dengan sabar, hingga akhirnya Fourth menenggak minumannya, "Gue di lamar kak Gem,"
"HAH?!"
2 bulan kemudian....
"Huft! Harusnya gue minta kak Gem masuk tadi- eh?"
Fourth melihat Aun yang juga baru selesai mengosongkan lokernya di lorong loker sekolah. Kedua pasang mata remaja itu saling berpadu, terdiam beberapa saat. Baru kali ini sejak dua bulan yang lalu, Fourth menyibukan dirinya belajar dan memperhatikan Gemini dari jauh sampai alphanya lolos tes wawancara di universitas impiannya dan kembali ke Indonesia untuk mengurus pemberkasan. Fourth berada di dalam satu ruangan dengan Aun, berdua saja.
Jam pulang sekolah telah berbunyi satu jam yang lalu, Fourth menghubungi alphanya yang berjanji akan menjemput dengan mobil karena Fourth membawa buku-buku dan peralatan penunjang belajarnya yang selama ini disimpan di loker. Sekolah sudah sepi karena kebanyakan orang sudah mencicil mengeluarkan isi loker mereka dari jauh-jauh hari, tidak seperti Fourth yang sudah dijanjikan Gemini untuk di bantu.
Lorong loker tempat penyimpanan barang para siswa yang sepi itu menambah suasana sendu Fourth terhadap Aun. Sosok beta yang telah menyakitinya dan menjatuhkannya berkali-kali. Katakanlah Fourth bodoh, beritahu Ford untuk memukul adik kelasnya itu nanti, karena sekarang Fourth kembali tersenyum membalas Aun yang tidak tahu malu menyapa Fourth.
Hari ini adalah hari terakhir semua siswa di semester genap sebelum liburan panjang, setelah ini semua siswa akan naik tingkat, termasuk Fourth yang akan berada di kelas dua belas. Itu artinya juga, hari ini adalah hari terakhir Aun berada di sekolah dan dunia luar, karena esok hari Aun dan Grey akan masuk penjara sesuai kesepakatan para orang tua dan pihak yang berwenang.
Pikir Fourth, setelah dua bulan omega itu dipindah kelas oleh gurunya agar terhindar dari Aun, ia akan bisa melupakan semua hal tentang Aun. Namun nyatanya, Fourth kembali berada di perasaan yang sama, pemberian maaf yang bahkan tak pernah Aun lontarkan sama sekali, setelah berhasil membuat Gemini berusaha keras menenangkan tangis Fourth.
Nyatanya, memang Aun dan Gemini berada di ruang hati yang berbeda, Fourth menyayangi kedua sosok itu dengan caranya masing-masing. Perasaan marah Fourth meluap begitu saja setelah melihat Aun, Fourth hanya trauma dan ketakutan ketika melihat Grey saja.
"Ha-hai! Mau aku bantu, nggak? Kamu sama siapa?" Sapa Aun dengan tidak memiliki rasa bersalah sedikitpun.
Fourth tersenyum hendak mengiyakan bantuan Aun, tetapi satu suara menginterupsi mereka, kotak yang berisi barang-barang Fourth kini berpindah tangan, "Sayang, lo lama banget? Katanya mau minum es susu sekalian? Sini kotaknya gue yang bawain," Tanya sosok itu penuh perhatian.
"Kak Gem," lirih Fourth.
Sosok tinggi itu mengangkat satu alisnya, "Ya, sayang?" Jawabnya lembut tanpa memperhatikan ada orang lain di antara mereka.
Fourth menggeleng, "Jangan bawa yang ini, bawa yang di dalem loker aja, lebih berat, itu isinya buku gue semua," Ujarnya sambil meraih kembali kotaknya.
Gemini menurut, ia mengambil sisa barang-barang Fourth yang masih berada di dalam loker, "Ini doang, kan? Kalo udah yuk balik, nanti sore kita harus ke rumah eyang juga, kan?"
Akhirnya, Gemini dan Fourth beranjak meninggalkan lorong loker yang sepi itu tanpa sepatah kata pun, meninggalkan Aun yang berdiri mematung melihat kemesraan Fourth dan Gemini. Beta itu melihat jelas bagaimana momen sedetik itu menunjukkan bahwa Gemini memang memperlakukan Fourth lebih baik daripada dirinya yang lebih banyak memberikan air mata.
Bersambung, kangen Vee nggak?
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Cemara
RandomOmegaverse! Kerusuhan tiada akhir dari tiga bersaudara Dunk-Phuwin-Gemini yang hampir bikin papi Krist naik pitam, tapi selalu ada Daddy Singto yang jadi pereda emosi papi. Gimana gak emosi? Phuwin sama Gemini akurnya cuma pas Alphanya kak Dunk date...