21. PHOTOBOOTH

9 8 0
                                    

Membutuhkan waktu kisaran 2 jam lebih hanya untuk membeli satu stelan jas. Bukan, lebih tepatnya menemani Jihan sekalian berbelanja.

Jika hanya untuk membeli stelan jas, sudah dipastikan 1 jam yang lalu mereka sudah sampai di rumah, tapi lain hal saat ini. Jihan tak sedikitpun membiarkan Jaendral untuk pulang lebih dulu.

Ia teramat lelah karena 2 jam lebih ia dibawa berkeliling di sepanjang Mall, kakinya teramat letih mengikuti langkah Jihan yang tak sedikitpun ada jedanya.

Jaendral merebahkan badannya di atas sofa ruang tamu, dengan satu tentengan paper bag yang berada di atas meja.

"Kenapa masih tidur-tiduran? Saya kira kamu sudah selesai bersiap-siap." Reswara yang baru keluar dari kamarnya langsung membuat Jaendral tersentak di atas sofa itu.

"Ahh, sudah mau berangkat?" Jaendral langsung terduduk dengan mata yang setengah terbuka.

"Ini sudah jam 3 sore Jaendral, mau jam berapa lagi kita berangkat?" Reswara menunjuk ke arah jam yang terpasang di dinding ruang tamu itu.

Jaendral pasrah, rasanya ia ingin membantah, tapi kelewat takut. Ia takut papanya ini kembali marah-marah, jarang-jarang papanya ini bertingkah ramah pada dirinya begini.

Jaendral melangkah menaiki satu persatu anak tangga. Dan langsung memasuki kamarnya.

Tak butuh waktu lama untuk ia bersiap-siap, hanya kisaran 30 menit ia sudah menuruni anak tangga.

"Sudah selesai?" Reswara duduk anteng di ruang tamu dengan laptop yang berada diatas meja di depannya.

"Hmm."

Mendengar deheman dari Jaendral, Reswara langsung bergegas merapikan laptop serta pakaiannya yang bisa terbilang sedikit berantakan.

Keduanya sudah berada di garasi mobil, dengan kunci mobil yang berada di genggaman Reswara.

"Tak bersama Pak Agus?" Jaendral bertanya, karena tak mendapati keberadaan Pak Agus di sana.

"Tidak, saya takut ini akan kelamaan dan malah membuat Pak Agus lama menunggu." sempat terdiam, ia langsung menoleh pada putranya ini.

"Tak apakan, jika ini akan memakan waktu yang cukup lama?" Reswara bertanya memastikan.

"Hmm, jika Papa tak melarang saya memainkan HP." Jaendral langsung mengangkat HP yang berada di tangannya.

"Tentu." Reswara mengangguk dan langsung memasuki mobil dibagian kursi kemudi.

Jaendral sempat melamun di luar, dan langsung berjalan ke arah pintu tempat Papanya duduk.

Beberapa kali mengetuk kaca mobil, "anda yakin untuk mengemudikan mobil ini? Biar saya saja."

Tepat setelah kaca mobil diturunkan, Reswara tersenyum, "kamu mau?"

"Hmm." ia berdehem dan langsung mengambil alih kursi kemudi tepat setelah Reswara keluar.

***

Sedari jam 2 tadi hingga sekarang sudah menunjukkan pukul 4 keduanya hanya duduk melamun menatapi bocil-bocil yang bermain perosotan dari atas ayunan.

Mengingat keduanya trauma jika untuk mengamati orang yang pacaran makanya memilih untuk duduk-duduk dengan isi pikiran masing-masing.

"Akkhhh aku muak." Annara memberontak diatas ayunan itu dan langsung berdiri.

Sean hanya melirik ke arah gadis itu tanpa berbicara apapun. Ia kembali melepas pandangan ke arah bocil-bocil tadi, dan sesekali tersenyum melihat tingkahnya.

MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang