"KAK UTAMA!!" Annara terpekik mendapati Utama yang terkapar kembali berkat pukulan seseorang. Satu pukulan dari sebilah kayu membuat Utama menghantam jalanan.
"Babay!!" sahut pria yang memukul Utama tadi, diikuti dengan lambaian tangan mengarahkannya pada Utama yang sudah meringis sakit.
Tampak aspal jalanan sudah basah berkat darah yang mengucur di kepala Utama. Cukup banyak ternyata orang-orang itu. Sempat tak Annara sadari, bahwa saat mereka kecelakaan tadi, tak terdapat kendaraan yang menghantam mereka.
Ternyata kecelakaan ini disengaja, bukanlah kecelakaan biasa yang tak disengaja. Orang-orang itu semuanya menggunakan helm full face, sehingga membuat Annara tak dapat melihat wajah dari mereka satupun.
Annara mengernyit menatapi tulisan yang terdapat di jaket mereka, tertulis kata 'ZEEV' disana. Kembali melirik pada Utama yang terlihat benar-benar kesakitan, orang-orang itu tak sedikitpun mau beranjak.
Pria yang sempat memukul Utama tadi mengangkat kembali kayu yang berada di tangannya, hendak memukulkannya kembali ke pria itu. Annara panik, matanya terbelalak.
"JANGAN!!" teriak Annara, membuat kayu yang sedikit lagi menyentuh kulit Utama berhenti melayang.
"Jangan? Gaboleh pake ini?" tanya orang itu, dan langsung digelengi Annara.
"Baiklah, kalau tak boleh pake ini, maka pake ini aja." ia melempar kayu itu menjauh, dan langsung menendang Utama berkali-kali.
Pria itu menoleh pada tiga orang lainnya yang berada di atas motor, sibuk menonton. Paham akan maksud tatapan pria itu, temannya yang lain langsung mendekat ikut serta memukuli serta menendang Utama habis-habisan.
Sekujur tubuh Annara bergetar hebat mendapati pemandangan yang ia lihat ini, berusaha untuk berdiri kembali, niat untuk mencegah orang-orang itu agar tak lebih jauh lagi melukai Utama.
Rada kesusahan untuk berdiri karena ia teramat ketakutan saat ini. Belum sempat untuk benar-benar berdiri tegak, sebuah tangan langsung menarik kasar rambutnya.
"Akh!!" Annara langsung meringis sakit, berusaha melepaskan tangan yang menarik rambutnya.
Tarikan itu semakin kasar dan bertenaga, sehingga membuat Annara langsung menengadah. Tak lama ia lepaskan, memegang bahu Annara, dan langsung menekannya hingga membuat gadis itu langsung terduduk di jalanan.
"Brengsek. Jangan sentuh dia!!" peringat Utama yang berusaha untuk kembali terduduk, tak peduli kalau keadaannya saat ini sudah kacau.
Tubuh pria ini sudah hampir dipenuhi lebam serta darah. Tak diberi kesempatan untuk terduduk kembali, seorang pria menendang wajahnya dan langsung menginjak dada Utama.
Annara tak kuat lagi melihat Utama diperlakukan demikian, ia menunduk tak mau melihat. Sesekali air matanya jatuh, kelewat takut dengan situasi ini.
Seketika dagunya ditarik paksa agar dapat melihat lurus, Annara tak memberontak, hanya saja ia menutup mata tak mau melihat orang-orang itu menganiaya Utama.
"Lihat!! Lihat!!"
"Jangan buat usaha kami sia-sia, tontonan ini sengaja kami siapkan hanya untuk lo, Annara," ucap pria itu, langsung disambut tawa yang lainnya.
Bola mata Annara langsung terbuka saat orang itu menyebut namanya. Darimana pria itu bisa tahu namanya, berarti memang benar semua ini telah direncanakan. Makanya, tak asing lagi dengan situasi yang mirip dengan beberapa hari lalu.
Apakah mereka ini komplotan dari orang-orang berjubah itu? Jika begitu, maka mereka telah lalai dan bodoh untuk saat ini. Karena jika ingin melakukan aksinya, kenapa harus menggunakan jaket yang bertuliskan nama geng mereka, hal ini bisa saja membuat mereka tertangkap dengan mudah atas kasus yang menimpa Annara beberapa tahun lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)
Teen FictionProblematic kehidupan selalu hadir mengambil tempat. Kesalahpahaman, pengkhianatan, keterpurukan, serta kehilangan merupakan bagian lain dari masalah itu sendiri. Tak terkecuali pada sepasang manusia ini. Dia Jaendral, pria yang dikenal humoris di...