34. MASALAH JAENDRAL

5 7 0
                                    

TOK! TOK!

Menunjukkan pukul 03.25 dini hari, seseorang membuat tidur Jaendral terganggu berkat gedorannya pada pintu kamarnya itu.

Jaendral mengernyit karena merasa pedih pada matanya yang dipaksa terbuka saat lagi nyenyak-nyenyak nya. Ia melirik pada jam yang terpasang di dinding, keheranan dengan siapa yang menggedor pintu kamarnya pagi-pagi buta begini.

Ia berdiri melangkah perlahan pada pintunya, memutar kunci dan langsung menarik handle pintunya. Memperlihatkan sosok Reswara yang masih berpakaian jas lengkap, disertai wajah ayahnya yang tampak menahan amarah.

PLAK!

Satu tamparan dari Reswara langsung membuat wajah Jaendral menoleh ke samping. Mendadak rasa kantuknya hilang berkat tamparan itu, matanya terbuka nyalang lalu melirik pada pria yang berada di depannya itu.

"Kesalahan apa lagi yang saya lakukan?" tanya Jaendral cukup tenang.

"Anak sialan!" umpat Reswara, langsung menarik Jaendral dan memukul wajah anaknya itu lagi dengan sangat keras.

Ujung bibir Jaendral mengeluarkan cairan merah, ia hanya diam tak memberontak ataupun membela diri. Yang ia lakukan hanya tetap berdiri tegak disertai mata yang sesekali ditutup menahan perih.

"Kamu siapa yang bisa seenaknya merahasiakan itu semua dari saya?" sekarang Reswara menarik kerah baju Jaendral, menarik anaknya itu mendekat, lalu menendang perutnya sehingga membuat Jaendral langsung terpental di lantai.

Jaendral terbatuk sembari memegangi perutnya, teramat sakit yang ia rasa sepertinya. Berusaha berdiri lagi walau perutnya saat ini benar-benar nyeri.

"Apa yang saya rahasiakan?" dengan bola mata yang naik Jaendral bertanya.

"Hahh, kamu masih berani untuk bertanya lagi? Kamu sudah tahu jawaban nya Jaendral," dengan rahang yang mengeras Reswara berbicara dengan tiada hentinya menatap penuh amarah pada putranya itu.

"Sudah berapa lama Nadeen kembali ke sini?" berkacak pinggang Reswara bertanya.

Beberapa waktu lalu Reswara sempat mengatakan ia ada keperluan di luar kota, sebenarnya itu hanyalah dalih semata. Yang nyatanya beberapa hari itu ia pergunakan untuk mencari keberadaan ibunya, Sabita.

Sejak delapan belas tahun lalu, beberapa hari setelah kelahiran Jaendral, Reswara menceraikan Nadeen dengan alasan wanita itu telah berselingkuh. Mengingat kondisi Nadeen pasca setelah melahirkan Jaendral yang drop ditambah Reswara yang tak mengenal situasi membuat Sabita murka pada putranya itu.

Sabita serta suaminya Rajendra memutuskan untuk membawa Nadeen serta Jaendral untuk tinggal bersamanya. Setelah proses perceraian antara Reswara dan Nadeen selesai, hak asuh Jaendral pun jatuh padanya, sehingga hal itu mengharuskan pria ber dimple itu untuk tinggal bersama Reswara dengan bantuan Bi jiah.

Akibat semua hal yang dilakukan Reswara itu, sontak membuat Sabita membenci putranya itu dan tak pernah sekalipun ingin menemuinya. Tiap kali Reswara ingin menemuinya, Sabita selalu menghindar dan juga mengusirnya. Sehingga, kesedihan timbul dalam hati Reswara.

Beberapa kali Sabita membawa Nadeen untuk berobat keluar kota ataupun keluar negeri, tiap itu juga Reswara berusaha untuk mengikut walau dia hanya dapat melihat ibunya itu dari kejauhan.

Selama dua tahun kepergian Jaendral ini, Reswara benar-benar hilang akal karena tak sedikitpun menemukan jejak hilangnya putranya itu bersama ibu serta mantan istrinya. Setelah kepulangan anaknya itu, akhirnya ia dapat menemukan sedikit celah untuk mencari kembali keberadaan ibunya itu.

Tapi, yang ia temukan hanyalah apartemen kosong yang katanya keluarga itu telah lama kembali ke negaranya. Karena hal ini Reswara merasa ditipu walau tak begitu, sehingga membuatnya marah, dan lagi-lagi melampiaskannya pada Jaendral.

MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang