Tampak di luar pagar dua orang pria tengah berdiri menatap seorang pria yang berada di dalam rumah. Tangannya merogoh kantong celana mengeluarkan benda pipih dari sana.
"Jangan masuk."
"Jangan buat orang rumah saya curiga."
"Taman cemara, Jalan Anggrek."
"Baik."
Tak lama ketiganya sudah berada di taman yang disebutkan pria tadi. Dengan seorang pria yang duduk di salah satu bangku disana, disertai dua pria tadi yang berdiri menghadapnya.
"Bagaimana?" tanya Jaendral menatap dua pria itu.
"Kami kesulitan untuk menemukan segala bukti yang tuan maksud, karena sejauh yang kami telusuri kemana dan dengan siapa saja gadis itu pergi, semuanya selalu di dominasi dengan anda." ungkap salah satu pria yang dikenal dengan sebutan The R3.
Berkat ungkapan yang diucapkan pria itu wajah Jaendral seketika memerah, ia menunduk, dan terkekeh pelan.
"Jadi, untuk menghemat waktu, kami hanya menelusuri dan mengidentifikasi bagaimana kronologi kecelakaan teman tuan dengan gadis itu terjadi."
"Dilihat dari luka kedua orang itu, agak sulit untuk mempercayai mereka hanya kecelakaan biasa. Dilihat dari yang mengendarai motor kondisinya jauh lebih parah ketimbang gadis yang ia bonceng."
"Ditambah lagi dengan fakta bahwa sejauh ini tak ada pengendara kecelakaan yang lebih parah kondisinya daripada orang yang ditumpanginya."
"Hal ini dapat memperkuat fakta bahwa mereka mengalami pengeroyokan atau seperti yang dibilang gadis itu, dirampok."
"Tapi, masih ada fakta lainnya yang dapat menyangkal fakta bahwa mereka habis dicopet ataupun di rampok. Mereka tak kehilangan barang apapun, sehingga hal ini menjadi alasan lain kenapa ungkapan mereka dirampok itu hanyalah alasan semata."
"Untuk hal lainnya kami tak dapat menemukan CCTV yang dapat kami gunakan untuk mengidentifikasi lebih lanjut mengenai bagaimana, siapa, dan kenapa kondisi mereka yang hanya mengalami kecelakaan tunggal bisa separah itu."
"Kecelakaan tunggal?" Jaendral bertanya karena ungkapan ini sedikit ganjil di pendengarannya.
"Benar. Mereka tak di tabrak atau sejenisnya."
"Bagaimana mungkin?" Jaendral berdiri, rada terkejut.
Salah seorang yang dipanggil dengan nama the R5 menyerahkan beberapa lembar foto pada Jaendral. Jaendral langsung mengambilnya dan melihat semua foto itu sekilas.
"Ini?" dahi Jaendral mengasar bingung.
"Kami telah mendatangi lokasi kecelakaannya, tak ditemukan material kendaraan lain disana, selain motor yang dinaiki teman anda. Dibeberapa bagian, ini hanya terdapat beberapa goresan aspal jalanan, juga dibagian ini, bukan karena tabrakan, ini disebabkan karena sebuah benturan," jelas the R5, sesekali menunjuk ke arah foto itu.
"Dilihat dari jalanan yang membuat sebuah garis lengkung seperti ini, si pengendara sengaja menarik rem mendadak dan memutar stir motor kearah yang berlawanan, tak ada suatu hal di sekitaran sana seperti batu atau benda lain yang menjadi alasan untuk menghindar, fakta lainnya mereka tak berkendara dalam kecepatan yang terbilang tinggi sedikitpun, seolah kecelakaan ini sengaja di rekayasa pengemudi."
"Hah? Kalian yakin?" setengah terkejut Jaendral mengibaskan rambutnya.
"Tak begitu yakin, tapi ini merupakan suatu kemungkinan yang tak dapat dilewati," balas the R5, memberikan beberapa foto lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)
Teen FictionProblematic kehidupan selalu hadir mengambil tempat. Kesalahpahaman, pengkhianatan, keterpurukan, serta kehilangan merupakan bagian lain dari masalah itu sendiri. Tak terkecuali pada sepasang manusia ini. Dia Jaendral, pria yang dikenal humoris di...