"Sejak kapan lo temenan sama Jaendral?" pagi-pagi Kenzo sudah menginterogasi seisi kelas, ntah hal apa yang saat ini ingin ia ketahui.
"Kelas 10," yang diinterogasi hanya menjawab seadanya.
"Lo?" berkeliling sepanjang perjalanan untuk menanyakan berapa lama orang-orang ini kenal dengan Jaendral.
"Sepuluh."
Cukup banyak orang-orang yang ia tanyakan untuk hari ini, tapi jawabannya hampir sama semua. Tentu saja orang-orang ini mengenal Jaendral dari kelas X, hanya saja sebagian anak yang baru masuk kesinilah yang tak tahu.
"Lo?"
"Lah gua kan sama-sama anak baru kayak lo," Mazan yang sama-sama anak baru dengan Kenzo, melenguh kesal.
"Oiya, mangap."
"Maaf!!"
"Buset dahh, lo pada gaada yang kenal Jaendral lebih lama gitu?" Kenzo sudah berdiri berkacak pinggang di depan kelas.
"Ya kagak lah, kenalnya cuman dari kelas X, dan itupun baru kenal setelah tahu dia cucu dari pemilik ni yayasan."
"Nahh bener, pas tahu pun dia udah keduluan minggat dari sini."
"Lo semua kemane aja sih? Lo kagak tahu soal dia buaya?" Kenzo masih belum yakin, jadi berusaha membuat anak-anak ini ingat akan Jaendral yang dulu.
"Hmpp, yang gua tau dia orang sarapnya Rajoendra." Nopal yang berbarengan masuk dengan Ettan langsung meledek Jaendral yang tak berbuat apa-apa.
"Hahahaha, si jametnya IIS 1 ya?" Ettan ikut menimpali dan tertawa nyaring bersama Nopal.
"Maksud lo?" Kenzo melangkah mendekat kearah dua orang itu dan langsung menarik kerah baju keduanya.
"Lo kenal dia dari kapan?"
"Kelas sepuluh."
"Akhhh sama aja." mendengar jawaban yang sama untuk yang kesekian kalinya, Kenzo langsung mendorong keduanya tanpa aba-aba sehingga membuat dua orang itu hampir saja terjatuh.
Kini tak hanya satu ataupun dua orang saja yang memasuki kelas, ini sudah segerombolan. Bukan, satu Rt. Ini kesempatan Kenzo untuk menginterogasi mereka semua.
"Lo kenal Jaendral dari kapan?"
"Kelas sepuluh."
"Akhh, minggir!!" ia mendorong pria pertama ini menjauh.
Satu persatu diinterogasi oleh Kenzo, yang belum diinterogasi tak akan dia izinkan untuk memasuki kelas.
"Lo?"
"Sebelas?"
"Oalah, lo bohong kamprett." kelewat kesal dengan jawaban ini, kepala Dino dipukul menggunakan Mic abal-abalan Kenzo yang terbuat dari kertas yang digulung-gulung hingga membulat.
"Lo?"
"Sekarang."
"Lo kemana aja?" mata kenzo membesar, mendengar jawaban Aji.
"Lah, lu kenal dia dari kapan?" Aji yang tak terima, balik bertanya.
"Kelas 12," dengan raut lugunya seenak menjawab demikian.
"Ya sama aja oncom!!" Mic ditangannya direbut paksa oleh Aji, dan balik dipukulnya ke kepala Kenzo.
"Yaudah sana, masokk, gua gaada waktu untuk berantem samo lo hari ini." Kenzo menarik baju Aji, hingga membuatnya terseret paksa kedalam kelas.
"Lo?"
"Apa?"
"Kenal Jaendral dari kapan? Dongo banget, udah berbusa mulut gua ngulanginnya, masih ajaaa lo nanyain apa." Kenzo tengah mengambil ancang-ancang hendak memukul Bayu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)
Teen FictionProblematic kehidupan selalu hadir mengambil tempat. Kesalahpahaman, pengkhianatan, keterpurukan, serta kehilangan merupakan bagian lain dari masalah itu sendiri. Tak terkecuali pada sepasang manusia ini. Dia Jaendral, pria yang dikenal humoris di...