60. PEKARA SETAN

9 6 1
                                    

Masih di hari yang sama, di malam terakhir acara yayasan yang penutupannya akan di laksanakan esok hari

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Masih di hari yang sama, di malam terakhir acara yayasan yang penutupannya akan di laksanakan esok hari. Hingga jam sudah menunjukkan pukul 23.50 pun gadis berambut sebahu itu masih sibuk menatapi benda pipih yang mengeluarkan cahaya yang kerapkali disebut blue light itu.

Tampak bibirnya mengerucut pilu menatapi hal yang terdapat di dalam sana, seolah ada kesedihan yang berada di relung hatinya. "Huhh."

Tiada henti hidung serta mulutnya menghempaskan napas kasar, ternyata hal yang membuat dirinya begini tak lain karena acara yang sudah ia nanti-nanti itu terlewat begitu saja.

Tak menyesal mengambil keputusan dengan lebih mementingkan Utama dibandingkan keinginannya ini. Tapi, tak lah munafik mau bagaimanapun hatinya tetaplah bersedih, mengingat dirinya tak dapat ikut hadir di acara sesi foto antar kelas yang memperlihatkan semua temannya dengan gaun serta jas kesukaannya.

Tak lagi mau membuat hatinya terus-terusan bersedih, sekarang ia langsung mematikan handphone yang berada di dalam genggamannya itu, mengubah posisi yang sebelumnya bersandar pada dinding untuk kembali ia rebahkan.

Tak sengaja, ujung ekor matanya mendapati salah satu kasur yang tak berisi, mengernyit heran menerka-nerka siapa pemilik tempat itu. Memutar pandangan melihat satu persatu temannya yang sudah mulai terlelap. Seketika matanya terbelalak menyadari salah seorang dari anak kelasnya telah hilang.

Menjangkau gadis yang tidur di sampingnya, menepuk-nepuk pelan lengan gadis itu agar segera terbangun. "Gin, Gina bangun."

"Hm, apasih?" rungut gadis itu menggeliat.

"Chalis gaada, ada ngabarin ke kamu gak dianya mau kemana?"

Mengernyit pedih, berusaha membuat matanya kembali nyalang, "hah? Gaada, ngilang kemana sih tu anak?"

"Ke wc kali," sela Shelin yang tak sengaja mendengar percakapan dua manusia ini tanpa sedikitpun membuka matanya.

"Masa sih? Dia selalu minta temenin kalau mau ke wc," ucap Gina, mendudukkan tubuhnya.

"Ck, ni anak, orang penakut kayak dia mana berani keluar sendirian," ungkap Gina, menguap lalu berlanjut menjangkau ikat rambut yang berada di sisi kanan bantalnya.

"Dir, woyy bangun," bisik Gina, menggoyang-goyangkan tubuh teman yang berada tepat di sampingnya itu.

"Apaan sih ahhh," sentak gadis itu tampak tak suka tidurnya di ganggu.

Beralih pada Lavanya, "Nya, bangun, woyy."

"Anjing, jangan ganggu gua ahh, gua ngantuk monyet!!" tepis gadis itu mengumpati Gina yang langsung terdiam.

"Lah ga nyantai." kaget Annara hampir menertawai reaksi yang ditampilkan Gina.

"Yaudah kita aja yang nyariin," saran gadis berambut pendek ini pada temannya yang memiliki siren eye itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 06, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang