DRTT!! DRTT!!
"Dek? Adek!!"
Mendengar nada dering HP Annara yang terdengar sangat lantang, Alisha yang merasa terganggu mendatangi kamar Annara dan berniat akan menegur adiknya itu.
Ia dapati adiknya itu yang sudah tertidur pulas dibawah selimut tebalnya. Terlihat wajah penuh lelah dalam tidur adiknya itu, sedikit tak tega untuk membangunkannya. Sehingga mengharuskan dirinya memeriksa sendiri siapa yang menghubungi adiknya ini berulang kali.
"Lavanya, ya?" bingungnya berusaha mengenali nama si penghubung.
"Penting banget kayaknya," ujarnya, setelah mendapati 12 panggilan tak terjawab datang dari Lavanya.
Menghembus napas pelan, ia melirik kembali pada adiknya itu. Ia coba raba keningnya, cukup panas yang ia rasa. "Apa tak apa?"
Merasa kasihan jika terus-terusan membiarkan Lavanya tak menerima jawaban dari Annara, sekarang Alisha memilih untuk membangunkan adiknya itu.
"Dek, ada yang nelfon nih." menepuk pelan bahu Annara, Alisha berusaha untuk membangunkannya.
"Apa sih, kak? Aku capek," rungutnya dengan setengah mata terbuka.
"Lavanya nelfonin kamu udah lebih dari 10 kali," ujarnya langsung membuat Annara terduduk serta mata yang langsung terbuka lebar.
Dalam keadaan rambut yang berantakan ia langsung mengambil alih HP yang berada dalam genggaman Alisha. Ia coba lirik pada layar HP yang menuliskan bahwa Lavanya sudah meneleponnya sebanyak 12 kali.
"Kalau ada apa-apa panggil kakak aja, ya. Ayah sama Juna lagi keluar," pesan Alisha, langsung berlalu keluar.
Ia mulai cemas, disertai bibir yang memucat kaget, juga napas yang mulai kencang berhembusan. Menekan nomor seseorang yang baru saja menghubungi nya barusan, Annara langsung menaruh HP itu pada telinganya disertai jari yang tiada hentinya mengupasi kulit bibirnya.
"Hallo?"
"Nya?"
"...."
Saat panggilan itu terangkat, Annara langsung memulai pembicaraan, tak terdengar sedikitpun suara yang keluar dari balik sambungan itu. Makin panik, Annara kembali mengeluarkan suara.
"Kamu gapapa?"
"Ishh."
Setelah mendengar ringisan seseorang, sambungan itu langsung terputus. Bola mata Annara membesar, tangannya mulai bergetar panik. Niat akan menelepon kembali, tapi malah menekan tombol videocall.
Tak lama sambungan itu kembali di angkat, mulai melega gadis ini berusaha tak melepas perhatiannya. Tak kunjung memperlihatkan wajah orang yang ia hubungi, Annara kembali panik, dan berujar, "Nya!! Kamu dimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)
Fiksi RemajaProblematic kehidupan selalu hadir mengambil tempat. Kesalahpahaman, pengkhianatan, keterpurukan, serta kehilangan merupakan bagian lain dari masalah itu sendiri. Tak terkecuali pada sepasang manusia ini. Dia Jaendral, pria yang dikenal humoris di...