"Kesa? Asu, itu Kesa?!" pekik pria tinggi kurus pada teman yang berada di sampingnya, sembari menepuk-nepuk lengannya.
"Jantung gua mau copot, anjing!!" beralih mengusap-usap dadanya yang kelewat kaget.
"Yang mana, kampret?" tanya temannya itu mengernyit, mencari sosok yang dimaksud.
Tampak dua orang pria yang berada di angkatan bawah Annara juga Sean. Sepertinya mengenal Sean, makanya terlewat kaget mendapati sosoknya yang jarang berbaur dengan wanita mendadak duduk berduaan di taman bermain.
"Itu, di kursi ono, bareng cewek." tunjuknya.
"Lo ngigo? Kesa itu homo anjirr, yakali bareng cewek." timpuk temannya itu tak mau di bohongi.
"Tolol!! Bang Athar si mulut ular lo dengerin," tegurnya, balas menepuk temannya.
"Lihat dulu sono, kalau kagak percaya." memutar kasar kepala temannya ini, agar tepat menghadap pada pria yang ia maksud.
Tepat sasaran, tampak sepasang manusia yang duduk anteng di kursi dalam posisi bahu si cewek yang menjadi bantalan kepala pria itu.
Mengernyit, mencoba mengenali keduanya, spontan mulutnya dibekap oleh tangannya sendiri, disertai mata yang terbelalak tak menyangka. Seketika wajahnya memerah padam, diiringi dengan giginya yang bergelatuk menahan geram.
"Anjing!! Itu kakak gua!!" umpat nya marah, hendak menyusul dua orang itu.
"Hahh? Kakak lo? Lo ngigo?" kejut temannya, berusaha menahan Arjuna.
"Nggak bangsat!! Dia beneran kakak gua, gabisa gua biarin nih," ujarnya tak santai, menepis cengkraman Elang.
"Woyy dongo!! Lo mau kemana?" lagi-lagi Elang dengan sangat bersusah payah menahan tubuh Arjuna dari belakang, takut memecah momen yang rada mustahil ini.
"AAAA.... ITU KAKAK GUA!!" teriaknya tak terima Elang menarik paksa dirinya dari belakang.
"Zie!! Woyy Zie!! Gazie anjeng!!" teriak Elang yang masih bersusah payah menarik Arjuna. Memohon bantuan pada temannya yang saat ini tengah sibuk main pancingan bersama bocil tk.
"Apaan setan?! Mulutnya di filter, kagak liat ada banyak bocil di sini?" tegur Gazie, menurunkan volume pada kata 'setan'.
"Bantuin gua," melas Elang yang sudah ngos-ngosan sembari memangku Arjuna dari belakang.
"Ngapain? Lepasin aja napa? Banteng lagi ngidam nyeruduk anak gadis orang tuh," candanya terkekeh nyaring.
"Woyy bangsat!! Gua serius!!" makin muak, Elang kembali mengumpati Gazie.
"Ngapain sih?" tanya Gazie, mulai mengambil alih menarik Arjuna dengan gampangnya.
"Woyy bangsat!! Lepasin gua!!" pekik Arjuna berusaha memberontak.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)
Novela JuvenilProblematic kehidupan selalu hadir mengambil tempat. Kesalahpahaman, pengkhianatan, keterpurukan, serta kehilangan merupakan bagian lain dari masalah itu sendiri. Tak terkecuali pada sepasang manusia ini. Dia Jaendral, pria yang dikenal humoris di...