40. SYARAT ANEH

6 5 0
                                    

"SIAPA?!" tanya Annara setengah berteriak dari dalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"SIAPA?!" tanya Annara setengah berteriak dari dalam.

Setelah pintu pagar terbuka, pandangan pertama yang Annara lihat ialah seorang pria yang basah kuyup dengan pakaian serba hitam disertai jaket kulit yang terpasang berantakan di tubuhnya.

"Jae? Kamu...." belum selesai bertanya, tangan Annara sudah lebih dulu ditarik Jaendral untuk ikut bersamanya, meninggalkan payung yang dipakai gadis tadi tergeletak begitu saja di luar pagar.

Keduanya sudah berada di depan supermarket, dengan Jaendral yang tengah membeli beberapa minuman untuk mereka berdua. Cukup dingin yang dirasakan gadis ini, mengingat pakaiannya yang bisa dikatakan cukup lembab karena diguyur hujan, ditambah celananya yang terbilang cukup pendek. Jika, tahu akan begini, tadinya dia tak akan membantah saran Aruna tadi.

Annara yang sibuk melamun tadi, seketika teralihkan perhatiannya berkat kehadiran Jaendral yang keluar dari dalam supermarket, dengan membawa dua cup minuman yang ntah apa isinya.

Setelah menaruh cup minuman itu, Jaendral langsung melepas jaketnya, karena dirasa matanya cukup terganggu melihat pakaian gadis ini yang terkesan kependekan.

"Kenapa pake baju pendek gini, sih?" tanya Jaendral, menutupi paha Annara yang terekspos.

"Biasanya juga gini kok," ceplos Annara membuat Jaendral seketika terdiam.

"Tiap ada tamu yang datang, pakaiannya selalu gini?" tanya nya memastikan, dan langsung diangguki Annara.

"Kedepannya jangan lagi, lo ga pernah tahu apa, seberbahaya apa seorang laki-laki?" peringat Jaendral, membuat kedua alis Annara terangkat.

"Tahu kok. Tapi, kamunya sendiri?" sindir Annara, membuat Jaendral canggung.

"Gua beda," bantahnya.

"Beda apanya? Emangnya kamu banci?" tanya Annara blak-blakan, membuat Jaendral tersedak minuman.

Melirik pada pria itu, Annara dibuat mengernyit penasaran, menarik kursinya mendekat pada Jaendral, dan terlihat cairan merah mulai menetes di dagu pria itu.

"Ini, kenapa bisa berdarah?" cemasnya menatap Jaendral.

Menyentuh bagian yang Annara maksud, Jaendral langsung meringis karena pedih. Gadis itu langsung berdiri melempar jaket Jaendral tadi ke atas meja. Memasuki supermarket hendak mencari beberapa antiseptik, perban juga hansaplast.

Tak lama ia kembali keluar setelah berdiri di depan meja kasir. Tersenyum lebar pada Jaendral yang menatapnya bingung, Annara berdehem ragu hendak berbicara pada pria itu.

"Kamu bawa duit? Kartu? Minta dong," pinta Annara, rada tak tahu malu. Tapi, mau gimanapun itu semua juga untuk Jaendral.

Jaendral tersenyum tipis dan langsung mengeluarkan dompet yang terdapat dalam kantong celananya. Memberikannya pada Annara, dan langsung terkekeh manis meledek gadis itu.

MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang