48. KERIBUTAN

9 6 0
                                    

"Berapa orang?" tampak dua pria jangkung berjalan masuk menyusuri sebuah ruang rahasia yang tampaknya berada dibawah tanah, terlewat gelap juga pengap sepanjang lorong hanya disinari sinar temaram dari damar, hingga siapapun yang berada di dalam b...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Berapa orang?" tampak dua pria jangkung berjalan masuk menyusuri sebuah ruang rahasia yang tampaknya berada dibawah tanah, terlewat gelap juga pengap sepanjang lorong hanya disinari sinar temaram dari damar, hingga siapapun yang berada di dalam bangunan bawah tanah ini tak akan betah berada lama-lama.

"Kami hanya dapat menyekap 7 dari 20 orang yang identitasnya sudah diketahui," balasnya lurus menatap ke depan, mengikuti arah langkah tuannya.

"Hanya segitu?" heran, sebelah alisnya terangkat, menghentikan langkah sejenak untuk bertanya.

"Hmm."

"Untuk sisanya kami menyengaja agar tak ikut menyekap mereka, dominan dari yang tersisa mereka memiliki koneksi yang teramat kuat, juga pertemuan yang terlewat sering, andai mereka ikut serta dalam penyekapan ini mungkin saja akan lebih cepat untuk diketahui," jelasnya sudah bisa Jaendral pahami.

"Identitas mereka?" tanyanya, penasaran akan identitas orang-orang itu yang dimaksud atas alasan apa mereka ikut dalam konspirasi tak jelas ini.

"Hmm?" sedikit tak jelas pertanyaan Jaendral ini, pria yang dikenal the R3 itu bertanya.

"Dari kalangan apa?"

"Mereka yang berada di sini didominasi oleh orang-orang yang memiliki masalah dalam segi ekonomi." paham, ia jelaskan apa alasan orang-orang itu memutuskan untuk ikut dalam konspirasi ini.

"Semuanya?"

"Saya rasa begitu, karena alasan semuanya hampir sama, yaitu karena dibayar oleh dalang yang sesungguhnya."

"Dalang?" lagi-lagi ia heran.

"Semuanya tak terjadi hanya karena suatu kebetulan, hal seperti ini terjadi selalu diketua seseorang. Tak mungkin konspirasi macam ini tak memiliki seorang pemimpin," jelas the R3 berusaha menjawab pertanyaan yang sudah jelas diketahui tuannya itu.

"Alastor." kembali melangkah menyusuri lorong-lorong yang arahnya semakin jauh dari cahaya, Jaendral berujar singkat.

"Hmm?"

"Cari identitas orang itu."

"Siapa?"

"Pemimpinnya."

"Ohh maaf, saya hampir lupa akan ini." terlewat banyak hal yang ia lakukan akhir-akhir ini, semenjak ia bertugas sebagai bawahan Jaendral saat di Belanda ia tak banyak kegiatan, hanya sibuk mengawasi tuannya juga sesekali membantu kesulitan yang dirasa tuannya itu.

Tak ada suatu teka-teki ataupun suatu masalah yang harus ia pecahkan selama beberapa tahun. Setelah diutus kembali bersama Rajendra pun dia tak banyak kegiatan, hanya sesekali mengawasi rival perusahaan yang tak terlalu kuat.

Mengingat masalah Jaendral yang kali ini cukup terbilang berat, ia jadi sedikit tak terbiasa karena mendadak mulai bekerja seperti semestinya. Tapi, terbilang masih bisa untuk ia tangani, tak mungkin lah ia dipekerjakan hanya untuk berleha-leha.

MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang