29. PEMBAGIAN PERAN

6 5 0
                                    

Pagi ini Nindy dan juga Gladys masih sibuk bercanda gurau di Bahasa 1. Tapi, setelah rapat osis beberapa menit yang lalu keduanya malah datang hanya untuk menjemput barang-barang mereka yang berada di Bahasa 1.

"Mulai hari ini kami udah ga gabung bareng kalian lagi." Nindy khas wajah lempengnya mengungkapkan hal itu di depan kelas dengan bahu kanannya yang sudah tersandang tas.

"Aku mau nangis." Gladys mencibir seolah sedang menahan tangis.

"Huwaa Kania!!" di detik berikutnya ia berlari memeluk Kania yang sudah terisak di bangku paling belakang.

Yang lainnya tak tahu harus merespon apa, mengingat dua orang ini hanya akan pisah gedung dengan mereka, bukan berarti tak akan bertemu lagi. Toh, setiap jam istirahat juga akan bertemu nantinya.

"Ck, jangan lebay, lo masih bisa ketemu mereka." Lavanya yang mulai jengkel berusaha memisahkan keduanya saat Nindy datang untuk membawa Gladys bersamanya.

"Aku pamit, ya." Nindy menepuk pelan bahu Annara dan direspon dengan senyuman oleh gadis itu.

"Cihh, kenapa rasanya gua pengen nangis ya? Padahal cuman pisah gedung doang." bibir Fino bergetar menahan sedih.

Bobbi memasukkan gumpalan tangannya pada mulutnya diiringi dengan melirik Fino yang saat ini sama saja dengan nya yang berusaha menahan tangis.

Di detik berikutnya, keduanya serentak berteriak menangis bersama. Yang lainnya hanya menatap heran akan reaksi yang diperlihatkan dua orang ini.

"Hahahaha, makanya udah dibilangin, kalau suka itu bilang!!" Dika tertawa puas meledek 2 temannya itu.

Yang lainnya malah menatap penuh tanda tanya pada Dika, seolah sedang menuntut jawaban untuk segala pertanyaan yang terlintas di pikiran mereka.

"Siapa yang suka siapa?" Nila mendekat pada Dika.

Mendapat tatapan tajam dari dua orang itu, seketika Dika panik dan kebingungan, "ga, itu canda, canda."

"Gua tanya siapa?" dengan ekspresi garang lagi-lagi Nila menuntut jawaban.

"Apaan sih?" panik sendiri, Dika memilih kabur keluar kelas diiringi dua pria yang menangis tadi.

"DI INFORMASIKAN KEPADA SELURUH SISWA-SISWI SMA RAJOENDRA DAN JUGA RABROETA AGAR TETAP BERADA DI RUANG KELAS."

"SEKALI LAGI DISAMPAIKAN AGAR SELURUH SISWA-SISWI....."

Pengumuman yang baru saja di sampaikan oleh wakil kesiswaan membuat semuanya berhamburan memasuki ruang kelas. Tak biasanya begini, mungkin ini semua dikarenakan mereka tahu bahwa akan ada informasi mengenai acara yayasan.

Mau bagaimana lagi, karakter biasa anak-anak, jika sudah dihadapkan dengan berbagai acara di luar pelajaran maka semangatnya sudah sebesar semangat api yang berkobar.

Tak butuh waktu lama untuk anak-anak ini dibuat bosan menunggu kehadiran Rindu, hanya dalam kisaran waktu 10 menit sekarang ia sudah sampai di Bahasa 1, disertai dengan senyum sumringahnya.

Melirik sekilas pada dua gadis yang duduk di belakang, Rindu berujar tanpa melirik pada keduanya, "dua yang dibelakang, silahkan kembali duduk ke posisi semula."

Annara dan Namora melirik serentak, keduanya langsung membereskan barang-barangnya dan kembali pindah ke depan.

"Haii," sapa Annara pada Nataya, dan disambut dengan senyum hangat gadis itu.

Rindu melirik sekilas pada arloji yang terpasang di tangannya, menghembus nafas pelan, dan kembali melirik pada murid-murid nya.

"Sebentar lagi OSIS akan berkeliling untuk pembagian nomor, diharapkan kalian tetap berada di sini."

MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang