"Nara! Nara!" terdengar sahutan seorang gadis memanggil gadis lainnya yang saat ini sudah berada di bawah alam sadarnya."Ra! Nara, bangun dong," rengek gadis itu, berusaha memaksa temannya itu agar terbangun. Menggoyang-goyangkan tubuhnya agar gadis itu segera tersentak dari tidurnya.
"Ishh, apasih? Aku ngantuk...." rungut Annara selaku gadis yang dibangunkan Kania.
"Ayo ikut aku, Jaendral nyariin kamu," mohonnya dengan penuh.
"Hahh? Ngapain? Kenapa ngomongnya ke kamu?" kaget gadis itu langsung terduduk. Menuntut penjelasan pada Kania yang sudah menampilkan senyum semerbaknya.
"Gatau, tapi tadi ada cewek yang ngabarin ke aku, katanya Jaendral nyariin kamu, mereka di gedung Utama," jelas gadis ini tak melunturkan senyumnya.
"Mereka? Yakin Jaendral? Zayyas kali," cemooh gadis ini menahan senyum, dan langsung berdiri mengikut temannya yang sudah panik karena ketahuan.
Keduanya sudah berjalan keluar, walau malam ini terasa sangat dingin yang dikarenakan rinai hujan mulai berjatuhan. Melangkah santai ke arah gedung yang dimaksud Kania, sesekali gadis yang dibawanya tadi menguap tak henti-henti.
"Gedung Utama bagian mananya?" tanya Annara setelah kembali menguap.
"Lantai 2," seru gadis ini cepat.
Berpikir panjang, ia terpikirkan mengenai lantai 2 yang diisi oleh ruang kepala yayasan, ruang arsip, ruang osis, dan terakhir gudang?
"Gudang?" kaget gadis ini, setelah berpikir, mana mungkin 3 ruang lainnya mereka kunjungi, bisa-bisa didepak langsung dari dalam sana.
"Ehh? Iyakah? Aku gatau, katanya lantai 2," jelas Kania kebingungan.
"Gaada tempat yang lebih elite apa?" geleng-geleng gadis ini, kembali berlanjut menaiki satu persatu anak tangga.
Tak jauh dari sisi tangga, sebuah ruangan yang bertuliskan gudang sudah terlihat jelas di pandangan mereka. Sedikit mengernyit dibuatnya, apakah gedung Utama ini selalu sepi? Apakah para guru tak ada yang berdatangan ke kawasan ini?
Malas untuk ambil pusing, kedua gadis tadi langsung menarik handle pintu dan masuk tanpa adanya rasa curiga ataupun was-was.
Cukup gelap ruangan ini, pandangan mereka sempat hilang karena terlewat minim cahaya. Salah seorang dari mereka mencoba untuk meraba kantong pakaian, berharap suatu benda yang mereka cari segera ditemukan.
"Nyari apa, sih?" lontar salah seorang yang juga berada di ruangan itu. Menyeringai lebar, dan langsung mematik tombol lampu, sehingga cahaya yang sebelumnya tak ada menjadi berdatangan.
Dibuat mengernyit pedih, mata yang sebelumnya berada di kegelapan mendadak mendapat cahaya yang terlewat banyak. Menoleh pada beberapa sosok yang berada tak jauh dari mereka, hingga Annara langsung dibuat terbelalak dan hendak melarikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)
Teen FictionProblematic kehidupan selalu hadir mengambil tempat. Kesalahpahaman, pengkhianatan, keterpurukan, serta kehilangan merupakan bagian lain dari masalah itu sendiri. Tak terkecuali pada sepasang manusia ini. Dia Jaendral, pria yang dikenal humoris di...