2. DIA BERUBAH

22 9 1
                                    

Tumbenan anak kelas ini sudah berada dikelas pada jam-jam segini, biasanya jam 7 kurang begini masih sekitar 10-15 orang saja yang baru datang.

"Bagus ga?" Shelin memonyongkan bibirnya memamerkan lipstik yang baru ia beli.

"Wahhh warnanya soft banget, mau dong." Daiva langsung memakai lipstik itu saat Shelin memberikannya secara cuma-cuma.

"Woyyy!!"

"Tembak anjing!!"

"Tolol banget!!"

"Oalah bangsat."

"Nahh iniii, mantap!!"

Disaat para gadis sibuk bergosip ria mengenai segala hal, ataupun sibuk memamerkan barang-barang barunya. Disisi lainnya para pria kelas ini sibuk mabar dan berteriak-teriak tak jelas.

"Woyy, woyy, ada berita besar!!" seorang pria berseragam sekolahan itu berlari sempoyongan memasuki salah satu kelas.

Berkat teriakannya, seisi kelas langsung terhenti dari kegiatannya, dan lebih memilih menoleh padanya untuk mendengar informasi apa yang sedang dibawa pria itu.

"Itu..." sempat terjeda ucapannya karena berlarian yang membuat nafasnya tersenggal.

"Itu apaan sih?"

"Itu... Jaendral balik lagi!!"

"Apa!?"

"What!?"

Sedetik setelah mendengar berita yang disampaikan Jojo tadi, membuat seisi kelas mendadak kaget.

"Lo ngelucu?" Daiva langsung berjalan ke depan dengan raut menuntut jawaban.

"Kalau lu pada ga percaya, liat sendiri noh diruang guru."

"Gua ga bohong, sueerrr..." belum sempat menyelesaikan ucapannya, setengah dari isi kelas sudah pergi lebih dulu ke tempat yang di ucapkan Jojo tadi.

"Lo ikut?"

"Ga deh, ga minat."

Kelas ini belum seutuhnya kosong, masih menyisakan beberapa murid yang tak begitu tertarik dengan topik yang Jojo bicarakan tadi.

"Ehem... Ajeng." salah satu murid yang tak ikut serta ke ruang guru tadi menduduki diri tepat di samping orang yang sama halnya dengan dirinya.

"Iya Nara?" Ajeng bertanya tak lupa dengan secercah senyumnya.

"Itu... aku mau nanya," Annara berucap tapi sedikit ada raut keraguan yang ia tunjukkan.

"Tanya aja, apapun."

"Hmm, ngomong-ngomong Jaendral yang Jojo bilang tadi siapa ya? Kenapa anak kelas sampai rela-relaan keluar kelas hanya untuk ngeliat dia?" tanyanya terlewat penasaran, sembari menunjuk ke arah luar menggunakan ibu jarinya.

"Ehh? Hahaha masa kamu gatau Jaendral sih? Kamu kan sekolah disini dari kelas 10 agak mustahil ga kenal dia," Ajeng tertawa kecil menanggapi ucapan sekaligus pertanyaan dari gadis itu.

"Sebenarnya waktu di kelas 10 aku sering ga masuk. Jadi, ya gitu," jelasnya tertawa canggung menanggapi ucapan Ajeng.

"Ehh kenapa?"

Persekian detik sempat mematung, seolah sedang memikirkan jawaban apa yang akan ia beri untuk pertanyaan Ajeng ini. "Ada sedikit problem yang bikin aku sering ga hadir, kurang lebih begitu."

"Ahhh, gitu." Ajeng mengangguk pertanda paham dengan maksud ucapan darinya.

"Waktu kelas 10 sih, aku rasa pernah dengar orang yang namanya Jaendral tapi aku gatau apakah mereka orang yang sama, karena disini ada sedikit perbedaan pada nama mereka, em- sepertinya." Annara menggaruk tengkuknya yang tak gatal dikarenakan rasa canggung yang ia rasakan saat ini.

MARI AKHIRI INI (FUGACIOUS)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang