[17] Stev Diculik?

761 42 2
                                    

"Rapi banget, Vie. Mau ke mana?"

Arvie yang tengah memakan sehelai roti dengan segelas susu di meja makan pun menoleh. Di anak tangga kedua, Karin muncul dengan pakaian santainya. Ia sehabis mandi terbukti dari handuk kecil yang melapisi rambutnya.

"Mau nge-mc di acara kampus."

Karin sontak melangkah antusias, "Acara apa? gue boleh ikut gak?"

"Pekan Olahraga. Jangan deh gue buru-buru soalnya ini udah dicecer sama panitia," jawab Arvie sambil bangkit dan mengetikkan sesuatu di layar ponselnya.

"Tunggu sebentar aja, please? Gue janji cuma lima menit," Karin menarik tangan Arvie pelan hingga pemuda tampan itu menatapnya. Gadis itu lantas memasang puppy eyes, "Please?"

Arvie menghela nafas pelan, lalu mencubit hidung mungil Karin, "Gercep!"

"Oke siap!"

Arvie kembali duduk di kursinya, ia sudah mengabari kedua sohibnya tentang Stev yang akan turut dibawanya hari ini. Keduanya telah sepakat untuk menjaga Stev selama dirinya menjadi MC dengan imbalan traktir makanan dua hari. Memang sialan, tetapi itu tidak masalah bagi Arvie, selama Stevnya aman. 

Lima menit berlalu, Arvie melirik ke arah tangganya yang tidak menunjukkan kehadiran Karin. Ia lantas bergegas setelah berpamitan pada sang ibu yang baru saja kembali dari pasar. Sebaiknya Arvie menyiapkan motornya dahulu kemudian menjemput Stev di rumahnya.

Usai memanaskan mesin motor, Arvie berkaca sejenak pada kaca spion. Wajahnya telah tampan seperti biasa, sementara untuk rambutnya ia gerai begitu saja hingga terkesan berantakan namun seksi di saat bersamaan. Tubuhnya dibalut kaos polo putih bertuliskan 'Pekan Olahraga BinHar 2023'  yang dilapisi jaket denim serta celana jeans senada. 

Tinn! Tinn!

"Stev!"

Tak lama pintu terbuka menampilkan Maura yang telah memakai seragam kerjanya sambil menggenggam tangan Stev. Tidak seperti kemarin, anak itu kini nampak segar dan bersemangat. Bak kebetulan, tubuh mungil Stev juga dibalut jaket denim dengan celana jeans selutut serta kepala yang dilapisi topi minion.

"Uwah, Pipi ganteng cekali ya, mommy!"

Stev berucap polos kala melihat Arvie melepas helm dan menyugar rambutnya ke belakang, ia menoleh pada Maura yang langsung menurunkan pandangannya. Arvie yang mendengar ucapan dari Stev sontak berdeham malu, ditambah tetranya menangkap penampilan formal Maura hari ini yang seperti biasa mampu memporak-porandakan jantungnya. Sangat cantik, manis, anggun, seksi dan tegas pada saat bersamaan. Arvie tidak bisa mendeskripsikannya dengan kata-kata, kecuali rambut sepunggung Maura yang tergerai rapi sama seperti rambutnya. 

"Sini naik, jagoan."

Arvie mengangkat tubuh mungil Stev lalu mendudukannya di jok depan. Maura berjalan mendekat, hingga aroma floral lembut menelusup masuk pada hidung lancip Arvie.

"Kira-kira acaranya selesai jam berapa, Vie?" tanya Maura. 

Arvie terdiam kala bersitatap dengan Maura, kedua mata bulat wanita itu menghipnotisnya begitu saja, "Cantik sekali," gumamnya tanpa sadar.

Sebelah alis Maura terangkat, ia memandang Arvie yang nampak tergagap seraya melempar tatapan ke segala penjuru. Bibir Maura diam-diam berkedut menahan tawa, pemuda ini memujinya cantik?

"Vie! Tunggu!"

Ketiganya menoleh terkejut saat Karin berlari kelabakan menghampiri Arvie hingga melompat dan duduk nyaman di jok motor. Raut Maura kembali datar, dapat dilihat Stev juga mengerutkan alis tidak suka melihat sosok yang turut duduk di belakang Arvie saat ini. 

Right ThereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang