Chapter 1

756 152 38
                                    

Daisy Garcia atau sering dipanggil Sisy adalah seorang gadis cantik yang memiliki rambut hitam panjang yang berkilau dan kulit yang putih. Sisy tinggal bersama dengan kakak laki-lakinya dan istri dari kakaknya yaitu Charles dan Sophia. Sisy dan Charles adalah pureblood, sedangkan Sophia adalah mudblood karena itulah Sisy dan Charles sangat posesif terhadap Sophia.

Mereka bertiga hidup dengan damai sampai suatu ketika Charles memberikan sebuah surat kepada Sisy. Surat itu adalah surat pemberitahuan kalau adiknya diterima di Hogwarts. Namun bukannya merasa bahagia, gadis itu malah marah dengan perbuatan kakak laki-lakinya dan melarikan diri ke rumah sahabat baiknya yaitu Ron Weasley.

"Charles sangat menyebalkan! Kenapa dia tidak menanyakan pendapatku terlebih dahulu?! Yang menjalaninya adalah aku," kesal Sisy.

"Charles hanya menginginkan yang terbaik, tapi kalau kamu tak mau, tinggal tolak saja," jawab Ron berusaha menenangkan sahabatnya.

Helaan nafas terdengar dari gadis itu. "Aku tidak bisa. Charles sudah mengeluarkan uang yang besar untuk mendaftarkanku di Hogwarts dan dia sudah membeli beberapa barang yang mungkin akan aku butuhkan."

"Charles benar-benar memikirkanmu," gumam Ron.

"Aku tahu, tapi dia benar-benar bertindak sesuka hati. Kenapa tidak disimpan saja uangnya untuk anak mereka nantinya? Aku tidak ingin menjadi beban untuknya, Ron," tutur Sisy.

"Sebenarnya kenapa Charles mendaftarkanmu ke Hogwarts? Maksudku kenapa harus Hogwarts? Banyak sekolah lain yang lebih murah dan bagus," tanyanya.

"Agar aku bisa satu sekolah denganmu," jawab Sisy singkat.

"Aku?" Ron berkata sambil menunjuk dirinya.

Sisy mengangguk. "Charles bertanya pada bibi Molly di mana kamu akan bersekolah dan bibi Molly menjawab di Hogwarts. George dan Fred juga bersekolah di sana, kan? Itulah mengapa Charles mendaftarkan aku juga di Hogwarts. Bagaimana denganmu, Ron?"

"Yah aku juga sebenarnya tak ingin sekolah di Hogwarts karena sekolah itu mahal, tapi ibu menginginkan kita semua bersekolah di sana," jawabnya.

"Bagaimana pun bibi Molly adalah anggota Orde Phoenix jadi beliau tahu kalau Hogwarts adalah sekolah terbaik," celetuk Sisy.

"Sebenarnya aku tidak mengerti apa hubungannya, tapi memang benar kalau Hogwarts adalah sekolah sihir terbaik." Ron menarik sahabatnya agar lebih dekat dengan dirinya. "Tidak apa-apa. Kita cukup belajar dengan baik dan mendapatkan nilai yang bagus untuk membalas perjuangan mereka."

Sisy mengangguk. "Terima kasih, Ron."

"Sudah jangan menangis lagi. Wajahmu jelek kalau menangis," ledeknya sambil mencubit hidung Sisy.

"Jangan mengejekku!" kesal Sisy.

"Berhentilah menangis kalau begitu," ucap Ron.

"Aku menangis karena merasa bersalah pada Charles," sahutnya.

"Karena kamu marah-marah padanya dan kabur dari rumah?" tebak Ron.

Gadis itu menganggukkan kepalanya membenarkan ucapan sahabatnya.

"Minta maaflah pada Charles. Aku yakin dia mengerti kenapa kamu melakukan itu," kata Ron.

Sisy memutuskan untuk pulang dan ditemani oleh Ron.

Saat sampai di depan rumah, tak ada sedikit pun terlihat kalau gadis itu akan masuk ke rumah.

"Kenapa tidak masuk? Ayo cepat masuk, di sini dingin." Ron berkata sambil memeluk dirinya sendiri karena kedinginan.

"Aku takut. Bagaimana kalau Charles kecewa dengan sikapku?" Sisy terdiam memikirkan ekspresi kakaknya nanti.

"Tidak akan. Kamu berpikir terlalu jauh," jawabnya.

Different ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang