Rudy
"Rudy, tenang dulu."
Tenang dia bilang? Bagaimana aku bisa tenang sementara aku tidak tahu di mana Lily. Aku tidak akan bisa tenang sampai tahu keadaan Lily.
"Gue enggak bisa kerja kalau lo enggak tenang."
Dimas menghardikku. Dia anak Om Hasan, aku menghubungi Om Hasan dan meminta agar disambungkan dengan Dimas karena aku tidak mau berurusan dengan polisi yang berbelit-belit. Dimas seorang polisi, dia langsung datang ke apartemen begitu mendengar laporanku.
Di luar, beberapa orang anggota polisi yang datang bersama Dimas memeriksa keadaan. Aku ingin berteriak menyuruh mereka pergi. Percuma menyisiri parkiran ini, Lily tidak ada di sini. Mereka tidak akan menemukan Lily kalau hanya mencari di daerah ini. Mereka seharusnya berpencar di luar sana, kalau perlu menyusuri setiap jalanan demi menemukan Lily.
Lily ada di suatu tempat, tapi aku tidak tahu di mana.
"Gue udah meminta tim melacak mobil yang membawa Lily. Sekarang ceritakan semuanya. Lo kenal orang-orang itu?" tanya Dimas. Dia lebih muda dariku, tapi sore ini dia tampak lebih berwibawa.
Aku menggaruk kening. "Gue curiga itu Danu dan Chandra. Danu, Om-nya Lily dan Chandra itu ayah tirinya."
"Gue butuh data mereka."
Pak Rahman, pengacaraku, yang langsung datang begitu aku memberitahu soal menghilangnya Lily langsung mengirimkan dokumen berisi data lengkap Danu dan Chandra. Dimas menatapku curiga, bertanya-tanya mengapa aku memiliki data lengkap kedua orang itu? Kalaupun dia curiga, dia tidak menanyakannya.
Dimas langsung memeriksa dokumen yang dikirimkan Pak Rahman. Paling tidak ada satu petugas yang bisa bekerja cepat di situasi ini.
"Danu ada di DPO."
Dimas mengangguk. "Ya, gue pernah lihat kasus ini. Untuk sementara, gue akan bekerjasama dengan tim yang menangani kasus Danu."
"Chandra berbahaya." Aku mengusap bagian belakang leher. "Dia sering dibayar untuk hal-hal semacam ini."
Sebagai polisi, Dimas tentu tahu tentang orang-orang seperti Chandra. Mereka musuh bebuyutan polisi. Saking licinnya, setiap kejahatan yang mereka lakukan tidak terlacak. Mereka juga dilindungi oleh pihak yang berkuasa, sehingga merasa di atas angin.
"Gue mau lo periksa Putratama."
Dimas menatapku dengan kening berkerut. Semua orang pasti mengenal siapa Putratama. Dimas salah satunya.
"Apa hubungannya dengan Lily?"
Aku menceritakan soal Mahakarya kepada Dimas. Termasuk keinginan Putratama menguasai perusahaan itu. Juga soal kasus Danu, dan ancaman-ancaman yang diberikannya untuk Lily. Aku juga memberitahu Dimas soal Chandra dan ibunya Lily. Aku masih curiga mereka semua yang terlibat dalam penculikan Lily.
"Gue akan cek semuanya, tapi..." Dimas menatapku tajam. "Gue kenal orang seperti lo. Buat lo, pekerjaan kami lamban sehingga sering mengambil tindakan sendiri. Saran gue, serahin ke pihak berwajib."
Dimas sudah membaca niatku. Dia benar, aku tidak akan bisa tenang selama Lily masih ada di luar sana.
"Jangan gegabah. Dari pengalaman, yang ada malah membuat penyelidikan semakin rumit dan bisa saja menghilangkan bukti. Jadi, gue minta lo mundur dan biarin tim gue yang bekerja. Bisa?" Dimas menatapku tajam.
Aku tidak menjawab.
"Gue harap kerjasamanya."
Dimas meninggalkanku dan bergabung dengan timnya untuk mengumpulkan barang bukti yang bisa mereka temukan. Aku semakin tidak sabar karena mereka berlama-lama di sini. Semakin lama mereka di sini, keadaan Lily akan semakin terancam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan Boss
RomanceLily bekerja sebagai sekretaris pengganti untuk Rudy Wiranegara, CEO Abdi Construction. Diam-diam, Lily menyukai Rudy. Masalahnya, Rudy yang berusia 42 tahun terlalu tua untuk Lily yang akan berulang tahun ke21. Dan juga posisinya sebagai atasan Lil...