"How's life?"
Aku sudah membuka mulut untuk menjawab, tapi Ibel mengangkat tangannya dan menghentikanku.
"Enggak usah dijawab, dari muka lo yang semringah gue udah bisa nebak."
Senyumku makin lebar, membenarkan tebakan Ibel. Tindakanku membuat Ibel mendengkus, tapi aku bisa melihat bahwa dia ikut berbahagia denganku.
"He treats you well," gumam Ibel.
Aku mengangguk kencang.
"Buat ukuran nikah pura-pura, dia bersikap kelewat baik," lanjut Ibel.
Ucapan Ibel membuatku tertegun. Aku sama sekali lupa bahwa pernikahan ini hanya pura-pura.
Aku tidak menyangka Pak Rudy akan membawaku ke Sentul. Ke rumahnya. Ke tempat paling pribadi di hidupnya. Pak Rudy membukakan pintu untukku agar bisa melongok ke dalam kehidupannya.
Bukan hanya sekali itu saja dia melakukannya. Sedikit pun aku tidak menyangka Pak Rudy mau membuka masa lalunya. Dia membuatku nyaman untuk berbagi hal yang selama ini hanya kupendam seorang diri.
Menghabiskan waktu bersamanya di Sentul membuatku lupa bahwa pernikahan ini hanya sementara. Dia membuatku merasa bahwa pernikahan ini benar adanya. Sebuah hal yang nyata.
Dia suamiku. Dia memperlakukanku dengan sangat baik, seolah aku adalah istrinya yang sebenarnya. Tidak ada sedetik pun waktu terlewat dengan pikiran bahwa dia bukanlah suamiku.
Pak Rudy tidak hanya memberikan pengalaman seks menggelora yang membuat tubuhku tak berkutik, dia juga menyentuhku hingga ke dasar hati. Dia menawarkan kedamaian dan ketenangan yang kucari. Saat bersamanya, aku lupa akan masalah yang menghadang. Bersamanya, aku lupa rasanya sepi dan sendiri.
Ketika Ibel mengingatkanku akan tujuan pernikahan ini, hatiku seolah ditusuk besi panas. Perih dan menyakitkan. Aku seperti dihempas ke bumi, setelah melayang tinggi ke langit ke tujuh di akhir pekan kemarin.
"I bet the sex is good," goda Ibel.
Aku tertawa kecil, membuat Ibel membelalakkan mata.
"Shit, lo beneran tidur sama dia?" Ibel menahan kedua pundakku. "Bukannya kalian pisah kamar?"
"Dia terlalu susah buat ditolak."
Ibel mendongak dan tawanya lepas. Tidak peduli saat ini kami berada di tempat umum dan menjadi pelototan orang-orang.
"Udah enggak perawan lagi, dong, lo?" Kekeh Ibel yang kusambut dengan cibiran. "Gimana? Enak enggak?"
Pertanyaan Ibel hanya membuat pipiku bersemu merah.
"Enak banget. Gue sampai nagih."
Ibel mengangguk dengan ekspresi serius. "Berarti tebakan gue salah. Dia enggak letoy."
Aku menyikut rusuk Ibel. "Dari awal udah gue bilangin. Dia sama sekali enggak letoy. Gede dan gagah banget malah. Tahan lama."
Ibel mencibir sesaat, tapi detik berikutnya wajahnya berubah serius.
"Udah lama gue enggak lihat lo glowing begini. Gue yakin satu-satunya alasan bukan karena seks." Ibel berkata serius. "Kayaknya hidup lo mulai terkendali."
Aku menghela napas panjang. "Pagi ini, Pak Rudy sah mengakuisisi perusahaan gue. Mahakarya ada di bawah Abdi."
Di depanku, Ibel bersedekap. "Bagus, dong. Masalah lo kelar kalau gitu."
Aku tertawa ringan. "Enggak semudah itu, Bel. Pak Rudy melengserkan Om Danu. Pak Rudy juga mastiin masalah hukum Om Danu berlanjut meski dia sudah membayar santunan buat keluarga korban."
KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Simpanan Boss
RomanceLily bekerja sebagai sekretaris pengganti untuk Rudy Wiranegara, CEO Abdi Construction. Diam-diam, Lily menyukai Rudy. Masalahnya, Rudy yang berusia 42 tahun terlalu tua untuk Lily yang akan berulang tahun ke21. Dan juga posisinya sebagai atasan Lil...