51. I Fucking Love You

36.2K 2.1K 36
                                    

Rudy

Aku mengetuk pintu apartemen Ibel. Tidak, lebih tepatnya, aku menggedor pintu itu. Setiap detik sangat berharga, dan Ibel membuang waktuku karena dia tidak segera membukakan pintu.

Aku tidak peduli apakah tindakanku menimbulkan keributan. Aku kembali menggedor pintu Ibel.

Tanganku tergantung di udara ketika pintu itu terbuka dan Ibel hadir di hadapanku dengan wajah penuh emosi. Sekilas lihat, aku sepertinya mengganggu tidurnya.

"Mana Lily?" tanyaku. Aku menerobos masuk sebelum Ibel mengizinkan atau malah mengusirku.

"The last time I check, she's not my wife."

Aku memutar tubuh untuk menghadap Lily. "Di mana dia?"

Ibel bersedekap di depanku. Matanya menatapku dengan curiga. Dia begitu protektif terhadap Lily. Meski dia sedikit melunak ketika Lily dirawat, Ibel belum sepenuhnya percaya kepadaku. Di matanya, aku hanya menunggu waktu sampai berbuat kekacauan dan menyakiti Lily.

"Kenapa mencari Lily di sini?" tanyanya.

"Dia bilang tinggal di sini."

Mataku menyisiri seluruh apartemen. Unit milik Ibel memiliki layout yang sama dengan apartemenku, meski unit ini terasa lebih hidup dengan interior warna warni yang dimilikinya. Di salah satu rak, ada banyak foto Lily dan Ibel, menunjukkan kedekatan mereka.

"She's not here."

Aku menggeram pelan. Tentu saja Ibel tidak akan menyerahkan Lily kepadaku. Dia pasti berkomplot dengan Lily.

Tanpa mempedulikan sopan santun, aku membuka pintu kamarnya. Ibel meneriakkan protes dan menyusul. Dia mencoba menutup kembali pintu kamar, tapi kekuatanku lebih besar sehingga bisa membuka pintu itu lebar-lebar. Mataku kembali menyisiri kamar Ibel, tapi tidak menemukan siapa-siapa di sana. Tidak ada Lily.

Aku menuju kamar lain dan memeriksanya. Begitu juga dengan kamar mandi. Semua ruangan di apartemen itu tak luput dari perhatianku. Namun, tidak peduli ke mana pun aku mencari, aku tidak menemukan Lily.

Dia tidak ada di sini.

"Oke cukup. Lo ngapain nyari Lily di sini?" tanya Ibel. Dia berkacak pinggang di tengah ruangan, menungguku selesai mengecek seisi apartemennya.

"Dia bilang untuk sementara akan tinggal di sini."

Ibel menatapku dengan tatapan membara. "Lo apain Lily?"

Aku tidak mempedulikan tuduhan Ibel, karena perhatianku teralihkan. Di suratnya, Lily berkata akan tinggal bersama Ibel. Namun, dia tidak ada di sini.

Hanya ada dua kemungkinan. Lily berbohong atau seseorang kembali menculiknya dan menulis surat bohongan.

Ibel sepertinya menangkap perubahan ekspresiku, karena kini dia ikut panik.

"Wait, Lily hilang?"

Cukup sekali saja aku kehilangan Lily. Aku tidak ingin kehilangan untuk kedua kalinya.

"Kapan terakhir kali lo menelepon dia?"

Ibel mengusap wajahnya. "Gue baru balik dari Tokyo, jadi seharian ini tidur dan enggak ketemu Lily. Let me call her."

Aku sudah berusaha menelepon Lily. Namun, semua teleponku diabaikan. Aku berharap Ibel berhasil menghubungi Lily.

"Boobsie..." Teriakan Ibel membuatku menarik napas lega. Setidaknya, Lily masih mau menerima panggilan Ibel.

Artinya, dia hanya menghindariku.

Istri Simpanan BossTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang