"Jadi gimana dok?" kata Jane yang membuat jantung Lidya berdetak lebih cepat dari biasanya. Saat ini Lidya dan Jane sedang ke rumah sakit langganan keluarga Radifan untuk mengechek kesehatan tubuh si bungsu.
"Hasil check upnya sih bagus tapi dokter mau saranin, kalau misalnya Lidya suka gabung bareng teman-temannya yang merokok, lebih baik Lidya menjauh atau menggunakan masker ya karena ini di paru-parunya ada bercak sedikit dan kalau menggunakan kendaraan bermotor bisa menggunakan jaket dan juga masker ya. Dokter mau tanya, Lidya kan umurnya 16 tahun, apakah suka mengkonsumsi yang pedas-pedas, bersoda ataupun alkohol?"
Tatapan tajam dari Jane pun diterima oleh Lidya, lida Lidya tiba-tiba kaku mendadak dan tidak bisa menjawab pertanyaan dokternya
"Hem kalau memang suka mengkonsumsi itu, saya sarankan untuk saat ini jangan makan yang pedas-pedas atau minum-minuman bersoda karena di sini tukak lambung Lidya ada lukanya. Mungkin Lidya suka merasakan perih di bagian perutnya itu adlaah salah satu gelajanya. Saya akan berikan obat untuk lambungnya dan yang terpenting perbanyak sayur, buah-buahan, makanan yang mengandung prebiotik seperti yoghut, istirahat cukup dan jangan stress"
"Untuk larangannya apakah ada dok?" tanya Jane
"Jangan minum susu terlebih dulu untuk sekarang ini dan kalau Lidya suka merokok atau minuman berakohol, tolong berhenti ya" lanjut kata dokter
Lidya hanya menggangukan kepalanya karena ia sudah tidak sanggup berkata-kata lagi
"Apa ada yang ingin ditanyakan lagi?"
"Gak ada dok, untuk saat ini udah cukup. Terima kasih banyak ya dok"
"Siap Jane sama-sama, ini untuk obatnya bisa ditebus ke apotik ya"
"Baik dok" ucap Jane
"Terima kasih dokter" timpal Lidya dengan sopan sambil mengikuti kakaknya yang sudah terlebih dulu berdiri dan keluar ruangan.
Lidya dan Jane pun tidak mengeluarkan pembicaraan disaat menunggu obat. Lidya hanya mengikuti Jane dari belakang sampai akhirnya mereka sudah berada di mobil untuk perjalanan pulang
"Kamu denger kan dokter bilang apa?" tanya Jane sambil mengendarai mobilnya
"Denger kak"
"Mulai dari sekarang kakak bakal pantau makanan dan minuman yang masuk ke perut kamu. Kalau kamu mau jajan di sekolah, harus lapor sama aku. Paham?"
"Paham kak"
"Jam sekolah diatur, aktivitas diatur, makan pun diatur. Kapan bebasnya?" batin Lidya sambil menatap jalan
Sesampai di rumah pun Lidya langsung masuk ke kamar dan mengganti bajunya. Sementara di ruang tamu Jane sudah bersama Jian dan Rachel. Jane langsung memberitahukan tentang pemeriksaan dokter mengenai kesehatan Lidya. Rachel dan Jian pun kesal dengan Lidya yang tidak menjaga badannya, karena mereka bertiga walaupun dibilang sudah berumur tapi ketiganya sangat menjaga kesehatan badannya. Mereka bertiga setiap weekend rajin mengikuti olahraga pilates dan menjaga makanan yang mereka makan. Mereka hanya makan fastfood sebulan sekali, berbeda dengan Lidya yang akan makan fastfood setiap hari.
Makan malam pun tiba, ketiga kakak Lidya sudah berada di ruang makan terlebih dulu dan menunggu sang adik turun. Lidya langsung mencium pipi ketiga kakaknya dengan mata yang sayu karena Lidya habis bangun tidur. Selesai mencium ketiga kakanya, Lidya pun langsung duduk di sebelah Rachel dan langsung membulatkan matanya ketika melihat makanan yang tersaji di meja makan
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (?)
Teen FictionMenunjukkan rasa kasih sayang bisa dengan berbeda-beda cara ada yang menunjukkan secara langsung ataupun tidak langsung. Awalnya Lidya sangat menerima aturan-aturan dari kakaknya yang terkadang menurutnya berlebihan tapi karena semua berdasarkan den...