Setelah keluarga Radifan membicarakan mengenai sekolah umum Lidya. Reynand, Linda, Jian dan juga Rachel akhirnya pulang ke rumah karena sudah malam. Jane dan Lidya pun langsung memasuki kamarnya untuk membersihkan diri dan tidur. Walaupun sifat Lidya berubah menjadi dingin tapi sifat pemalas dalam hal mandi dan bebersih badan tetap dipertahankan. Seperti saat ini, sudah 15 menit Jane menuruh Lidya untuk ke kamar mandi membersihkan muka serta menggosokl gigi agar tidurnya lebih nyaman jika dalam keadaan bersih. Namun adiknya yang satu ini tetap keras kepala
"Dek, jangan jorok ah. Sana cuci muka sama gosok gigi" Jane masih menggunakan nada yang tidak terlalu tinggi namun tetap ada penekanan di setiap katanya
"Kita kan cuman di rumah aja, aku masih bersih" jawab Lidya dengan santainya
"Oke, kamu tinggal pilih. Bersihin badan kamu dan gantii baju kamu dengan piama sendiri atau kakak yang bersihin badan kamu dan gantiin baju kamu pakai piyama" Jane langsung mendekat ke arah tempat Lidya duduk.
Lidya yang tidak menjawab pertanyaan kakaknya lebih memilih masuk ke kamar mandi dan menuruti semua kemauan kakaknya. Ia tidak lupa kalau kakaknya yang satu ini nekad dan jago untuk mengintimidasi seseorang. Selesai Lidya membersihkan badannya, ia pun langsung ke arah kasur untuk mengechek handphonenya. Reynand memang sudah memberikan handphone kepada Lidya supaya ia bisa berkomunikasi dengan teman-temannya. Jane hanya bisa mengontrol penggunaan handphonenya dari jarak dekat.
Saat ini, giliran Jane yang berada di kamar mandi. Ia memang bisa menggunakan waktu yang lama untuk membersihkan diri dan juga menggunakan skin care malam. Ketika Jane ingin menggunakan skin care, ia hanya bisa melihat Lidya yang sudah tertidur dengan handphone yang masih ia genggam. Jane dengan cepat menggunakan skincarenya dan meletakkan handphone Lidya di meja sebelah kasur. Sebelum tidur Jane hanya memeriksa email serta chat dari handphone pribadinya dan setelah itu ia mengambil sikap tidur untuk menyusul Lidya ke dalam mimpi.
Sekitar jam 1 pagi, Jane terusik dengan suara berisik serta kasur yang bergerak.
"Jangan deket deket, gue ga mau ribut"
"Please, jangan pukul"
"Tolong...."
Jane langsung membangunkan Lidya karena si bungsu mengalami mimpi buruk.
"Dek, ayo bangun" Jane mengusap kepala Lidya dengan perlahan serta menggoyangkan badannya agar adiknya cepat terbangun.
Lidya lansgung terbangun dan memeluk Jane karena ia tiba-tiba lupa cara bernafas. Dengan sigap Jane langsung memeluk Lidya dan mengelus punggungnya dengan perlahan
"Inhalee... Exhaleee.. Ayo pelan pelan ikutin kayak biar kamu bisa nafas dengan benar ya" Jane mencontohkan cara bernafas yang secara perlaha Lidya ikuti.
15 menit pun berlalu, Lidya akhirnya bisa mengontrol badannya dan bernafas dengan benar. Jane melihat bahwa badan Lidya sebenarnya sudah lelah namun rasa ngantuknya hilang karena mimpi buruknya
"Udah mulai tenang?" pertanyaan Jane hanya direspon anggukkan oleh Lidya
"Oke, kita tidur lagi yaa. Tenang, di sini ada kakak yang akan tenangin kamu kalau ada mimpi buruk" Jane langsung memeluk Lidya dan mengelus punggungnya agar bisa tertidur cepat
"Tapi adek ga ngantuk" Jane kaget mendengar Lidya yang akhirnya menggunakan kata adek setelah kejadian pemukulan. Jane sedih melihat adiknya yang masih ketakutan namun di sisi lain, ia senang kalau adiknya secara perlahan seperti dulu
"Yaudah kakak nyanyi aja sambil ngelus punggung kamu biar tidur, kayak waktu kamu pas balita. Kalau mimpi buruk, pasti kakak-kakak kamu nyanyiin lagu biar kamu tidur" Lidya hanya mendengarkan celotehan kakaknya sambil memejamkan matanya
"I love you and me
Dancing in the moonlight
Nobody can see
It's just you and me tonight"
Jane menyanyikan lagu You and Me dengan perlahan agar adiknya tertidur. Bagaikan sihir, suara Jane mampu membuat Lidya tertidur dengan cepat. Melihat sang adik sudah terlelap, akhirnya Jane menyusul si bungsu ke dalam mimpi.
Waktu pun cepat berlalu, sinar matahari pagi pun mulai muncul dan menerangi kamar Apartement Jane dan Lidya. Jane yang melihat Lidya masih tertidur tenang pun memutuskan untuk membesihkan diri dan menyiapkan sarapan untuk mereka berdua. Jane memilih sarapan pancake karena ingin adiknya menikmati makanan yang ia suka.
Setelah membuat pancake dan susu, ia pun langsung ke kamar untuk membangunkan si bungsu
"Adek bangun.. Ayo mandi biar kita sarpan" Jane memberikan banyak ciuman di wajah Lidya agar ia terbangun.
"Eunghh.. Jangan cium-cum" Lidya mengeluarkan rengekkannya secara tidak sadar
Jane yang sudah lapar dan tidak sabar karena Lidya masih bertahan dengan sikap tidurnya, ia langsung membuka kanciung Lidya satu persatu. Lidya yang merasa sedikit dingin akhirnya membuka matanya dan melihat Jane sudah ingin membuka celana piyamanya
"Kakak ngapainn?!! Mesumm!!" Lidya berteriak dan langsung menutupi badannya yang terbuka dengan tangannya
"Kamu daritadi disuruh mandi susah, mending kakak mandiin kamu aja. Kakak udah laper" Jane tetap berusaha membuka piyama Lidya dan si bungsu dengan cepat berdiri serta langsung berlari masuk kamar mandi
"Harusnya daritadi aja gue mandiin" batin Jane
---------------------------------------------------------------
Siapa yang kayak Lidya, males banget kalau dalam hal mandi dan bangun tidur?
Jangan lupa dicomment dan vote ya ges!
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (?)
Novela JuvenilMenunjukkan rasa kasih sayang bisa dengan berbeda-beda cara ada yang menunjukkan secara langsung ataupun tidak langsung. Awalnya Lidya sangat menerima aturan-aturan dari kakaknya yang terkadang menurutnya berlebihan tapi karena semua berdasarkan den...