Part 28 - Pilihan

607 61 0
                                    

Hari-hari pun berlalu setelah kepulangan Lidya dari rumah sakit, saat ini keadaan Lidya bisa dibilang sangat membaik. Walaupun nafsu makannya belum kembali dan makanan yang masuk ke dalam perutnya masih dikontrol serta yang lunak, badannya saat ini tidak terlalu lemas seperti sebelumnya. Ia sudah bisa membaca buku serta belajar berjam-jam seperti dulu namun tetap harus istirahat supaya tidak drop.

Saat ini Lidya sedang berada di kamar bersama ketiga kakaknya yang sedang sibuk bekerja. Lidya pun bingung kenapa mereka semua harus ada di kamarnya, sedangkan mereka mempunyai ruangan kerja atau kamar sendiri supaya lebih fokus bekerja. Karena saat ini Lidya sudah menikmati makanan snacknya, maka biasanya ia langsung membaca buku supaya otaknya tidak terlalu kosong walaupun ia tidak masuk sekolah dengan jangka waktu yang lama

"Dek, udah jam segini. Tidur sebentar gih istirahat. Nanti kalau udah jam makan siang, kakak bangunin" kata Jian sambil melihat jam di tangannya

"Boleh 10 menit lagi gak? Tanggung ini 2 lembar lagi bab yang ini selesai" Lidya saat ini sedang membaca buku yang diberikan Jane waktu itu. Jane membelikan buku mengenai kesehatan tubuh untuk Lidya, awalnya Jane memberikan itu supaya Lidya lebih peduli dengan badannya tapi setelah Lidya membaca buku tersebut, ia malah tertarik dengan kesehatan dalam tubuh dan juga anatomi tubuh

"Okay 10 menit lagi harus istirahat. Gaada bantahan ya" balas Jian dengan nada tegas

Lidya hanya menganggukkan kepalanya sambil membaca bukunya dengan serius. 10 menit pun cepat berlalu dan sangat pas bab buku yang Lidya baca sudah habis

"Hayok tidur, udah janji 10 menit kan" Rachel langsung mengambil buku Lidya dan menyelimutkan badan Lidya sampai leher

"Iya, ini aku tidur. Tapi aku boleh minta sesuatu gak?" tanya Lidya

"Apa?" ujar Rachel

"Dari kemarin kan aku cuman ada di kamar, ruang tamu sama ruang makan. Boleh gak, nanti sore aku makan snacknya di taman belakang? Adek kangen hirup udara luar" ucap lidya dengan nada yang hati-hati karena sedaritadi ketiga kakaknya menatapnya dengan wajah yang serius

"Boleh tapi harus pake sweater sama training, soalnya udara di luar agak dingin. Kakak takut alergi dingin kamu kambuh" kata Jane yang posisinya saat ini ada di kasur Lidya dan bersebelahan dengan Lidya yang sedang tiduran

Lidya memang punya alergi dingin dan debu, jika dia berada di suhu ruangan tinggi maka alerginya bisa kambuh yang disertai dengan bersin-bersin dan berujung dengan pilek. Makanya Jian, Jane dan Rachel selalu membelikan Lidya sweater atau jaket supaya alergi adiknya tidak kambuh. Tidak hanya sweater atau jaket, Lidya pun selalu membawa inhaler kemanapun ia berada untuk berjaga-jaga jika hidungnya tersumbat atau bersin-bersin

 Tidak hanya sweater atau jaket, Lidya pun selalu membawa inhaler kemanapun ia berada untuk berjaga-jaga jika hidungnya tersumbat atau bersin-bersin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jangan lupa bawa inhalernya juga" timpal Jian

"Aku kan cuman ke taman belakang aja ka kenapa harus repot-repot bawa inhaler juga. Aku selalu pakai sweater sama training kan di rumah" jawab Lidya

Affection (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang