Hari-hari pun berlalu, saat ini Lidya sudah menjalani hari ketiganya setelah berdebat dengan Opa dan juga Papanya. Lidya sudah akrab dengan Rini yang seringkali menemani Lidya di kamar agar ia tidak bosan. Jujur saja, Lidya sangat bosan di kamarnya karna hanya ada laptop, pc untuk bermain games dan juga televisi. Hanya ketiga alat elektronik itu yang bisa menghibur Lidya dan jangan lupa dengan buku-buku kedokteran Lidya yang selalu menemani di sebelahnya di saat ia sudah bosan dengan games atau film yang ia tonton.
Lidya saat ini sedang mendengarkan musik melalui laptopnya yang ia sambungkan dengan TWSnya sambil membaca buku anatomi tubuh manusia. Ia tidak hanya membacanya saja, namun satu per satu ia tulis atau ia stabilo bagian-bagian yang penting. Sangking seru dan mendalamnya, ia tidak sadar kalau sudah ada dua orang yang sudah memerhatikannya sedaritadi.
Opa Frank dan Papa Reynand memang jarang ke kamar Lidya karena akan berakhir dengan perdebatan. Papa Reynand yang sedaritadi menunggu pun akhirnya mengambil sebelah headset di kuping Lidya
"Astagah, apaan sihh?!" Lidya menggunakan nada tingginya karena ia kira itu adalah eprbuatan kakak sulungnya yang suka jahil terhadapnya
"Udah berani pakai nada tinggi sama Papa?" tanya Papa Reynand dengan tegas
"Maaf Pa, adek kira Kak Jian yang suka isengin adek" Lidya pun langsung menunduk takut
"Kamu lagi apa?" kata Opa Frank yang menatap tajam Lidya
"Baca buku aja Opa" jawab Lidya dengan lemas, sungguh ia sudah malas berdebat dengan Opa dan juga Papanya
"Opa, Oma, Papa sama Mama kamu akan keluar ke mall. Kamu mau nitip buku ga? Biar kami belikan" Opa Frank menawarkan yang tidak mungkin Lidya tolak dan membuat Lidya membinarkan matanya
"Mauuu.. Tapi Lidya ga tahu mau nitip buku apa" jawab Lidya dengan lemas
"Gimana sih kamu, masa mau beli tapi ga tahu mau beli buku apa" tanya Papa Reynand dengan heran
"Ish emang gitu Papa, kalau di sini mah adek ga tahu mau beli apa. Tapi kalau udah di tempatnya pasti ada yang adek beli" jawab Lidya (Siapa hayo yang kayak gini juga?)
"Mau ikut kita ke mall? Tapi hanya belanja buku aja ya Lidya" kata Opa Frank
"MAU!" teriak lidya dengan semangat
"Yaudah ganti baju kamu, kami tunggu di bawah" Opa Frank dan Papa Reynand langsung keluar kamar dan membuat Lidya dengan cepat mengganti bajunya.
Saat Lidya keluar, dua bodyguard yang ada di depan kamarnya langsung mengikuti Lidya dan terutama Rini yang sudah ada di samping Lidya. Si bungsu langsung memeluk Mama Linda serta Oma Adel yang sedang duduk bersampingan. Mereka langsung mengajak Lidya untuk berjalan menuju keluar rumah dan memasukki mobil yang sudah ada Opa Frank serta Papa Reynand. Di belakang mobil mereka, sudah ada beberapa bodyguard untuk menjaga mereka semua.
Di mall, semua orang langsung menatap keluarga Radifan karena banyaknya bodyguard yang menjaga. Lidya tidak peduli dengan tatapan orang lain, ia hanya berfokus dengan buku yang ia ingin beli. Mereka langsung memasukki toko buku yang berisi dengan buku-buku berbahasa inggris dan mata Lidya langsung berbinar saat memasukki bagian buku-buku kedokteran. Ia langsung melihat bukunya satu per satu dan memilih mana yang ingin dibeli
"Melihat Lidya yang begini, jadi keinget dulu Mama anterin Reynand ke toko buku" ucap Oma Adel yang disambut kekehan anak serta mantunya
"Ketiga kakaknya kalau dibawa ke toko buku cuman bisa bertahan 5 menit, eh adeknya malah punya perpustakaan pribadi di rumah" timpal Mama Linda
"Kesukaan dan minat anak-anak emang beda. Tugas kita cuman bisa dukung kemauan mereka aja kan selama itu positif" ujar Papa Reynand
"Lidya, kamu udah tahu mau beli buku apa?" tanya Opa Frank yang melihat si bungsu sedang memegang dua buku
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (?)
Teen FictionMenunjukkan rasa kasih sayang bisa dengan berbeda-beda cara ada yang menunjukkan secara langsung ataupun tidak langsung. Awalnya Lidya sangat menerima aturan-aturan dari kakaknya yang terkadang menurutnya berlebihan tapi karena semua berdasarkan den...