Keesokan harinya, Lidya menjalani rutinitas seperti biasa yaitu olahraga pagi dan setelah itu sarapan. Lidya sudah terbiasa menjalani rutinitas yang sedikit membosankan namun tetap ia harus jalani. Selesai sarapan, ia mengikuti Opanya yang menuju ke ruang tamu. Dikarenakan Lidya juga homeschooling jadi ia masih bisa santai sebelum homeschoolingnya dimulai
"Opa, adek udah kirim ke Opa terkait data pasien yang semalam ya. Adek udah kirim ke email Opa supaya Opa bisa langsuing kirim ke temen Opa" Lidya mendudukkan dirinya di sebelah Jane dan juga Rachel
"Dulu kalo kakak kamu yang disuruh beginian, kemungkinan dikasihnya minggu depan. Bagus, bagus. Thank you Lidya" ucap Opa Frank sambil terkekeh
"Jangan bandingin kita sama otaknya Lidya lah, tidak tertandingi kalau itu" balas Jian
"Walaupun Lidya paling bandel setidaknya ia tidak pernah dihukum belajar tambahan di saat libur sekolah lah" ejek Opa Frank yang membuat ketiga kayak Lidya malu karena selama ini adiknya tidak tahu kalau kakaknya pernah dihukum juga oleh Opanya
"Jadi kakak-kakak aku pernah dihukum juga?" Lidya menggunakan nada mengejeknya
"Pernah dong tapi ga pernah disuruh homeschooling sama diam di kamar doang sih" balas Jane dengan nada sarkasnya
"Udah gapapa dek, emang udah takdirnya kalau adik bungsu tidak akan bisa menang dengan kakak-kakaknya" Rachel mengelus punggung Lidya dengan lembut
"Udah sana, kalian bukannya kerja malah isengin adeknya" Linda mengusir ketiga anaknya yang masih terlihat santai
"Hari aku bakal badmood kalau ga godain adek sehari" Jian mendekati Lidya dan langsung mengunyel kepalanya dengan kasar serta mengunyel pipi Lidya dengan kasar
"Aghhhhh... Kakak mahhh..." Lidya sudah mendengus sebal
"Udah udah, kak Jian bener-bener deh" Rachel langsung memeluk Lidya dan memisahkan Jian
"Ohiya, nanti malam Opa mau ngobrol sama kalian. Kalian bisa kan?" tanya Opa Frank yang mendapat anggukkan kepala dari semuanya.
Akhirnya mereka pun menjalani aktivitas masing-masing seperti biasa dan makan malam pun tiba. Mereka sekeluarga sudah ada di ruang makan dan menyelesaikannya dengan cepat. Keluarga Radifan langsung masuk ke ruang tamu karena seperti Opa Frank tadi pagi, ia ingin berbicara hal yang penting.
"Lidya, temen Opa bilang makasih kamu udah bantu dia dan metode yang kamu kasih tahu kata dia itu benar dan langsung teman Opa praktekin sesuai jurnal yang kamu kasih. Karena pendapat kamu, pasien yang dioperasi pun selamat walaupun resikonya kecil dan temen Opa ga nyangka kalau kamu sedetail itu. Dia pengen ketemu langsung buat ngobrol" kata Opa Frank
"Adek seneng kalau hal itu udah bisa bantu orang" balas Lidya dengan senyuman lebar dan mengambil duduk di bawah seperti biasa
"Sesuai yang Opa bilang, Opa bakal bolehin kamu sekolah umum karena udah bantuin temen Opa. mulai senin depan kamu udah boleh sekolah umum lagi" ucapan Opa Frank membuat Lidya tersenyum lebar dan langsung memeluk Opanya
"Makasih Opaaa" Lidya hanya bisa mengungkapkan dua kata itu saja
"Tapiiii... Papa dan Opa akan kasih kamu beberapa peraturan yang ga boleh kamu langgar dan kalau kamu melanngar, akan ada hukuman untuk kamu" Opa Frank melepaskan pelukkannya dan membuat Lidya duduk di pangkuannya
"1. Kamu tidak boleh ikut kegiatan yang menganggu belajar kamu, kalau pun kamu ikut kamu harus izin Papa, Mama serta ketiga kakakmu.
2. Setelah pulang sekolah harus langsung pulang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (?)
Fiksi RemajaMenunjukkan rasa kasih sayang bisa dengan berbeda-beda cara ada yang menunjukkan secara langsung ataupun tidak langsung. Awalnya Lidya sangat menerima aturan-aturan dari kakaknya yang terkadang menurutnya berlebihan tapi karena semua berdasarkan den...