"Tuhkan aku bilang juga apa, kalau sakit tuh ngomong jangan didiemin" Jane menggunakan nada kesalnya sambil duduk di sofa yang mengarah ke kasur Lidya
"Kalo cape ya istirahat jangan malah belajar terus. Percuma makan makanan sehat kalau ga dijaga kesehatannya" timpal Linda yang saat ini ada di sebelah Lidya untuk memberikan snacknya
"Makanya jangan gampang kepancing emosinya, dihukum sehari langsung sakit" Jian juga ikut mengomeli adiknya yang sedang makan pudding mangga
"Nanti kalau dokter udah check, kasih tau apa yang dirasa jangan cuman diem aja" Rachel pun ikut mengungkapkan rasa khawatirnya
"Udah kasihan adiknya daritadi kalian omelin terus, dia baru sadar langsung diomelin" ucap Reynand yang menghampiri Lidya dan langsung mengelus kepalanya secara perlahan
"Maafin adek udah bikin kalian khawatir" bisik Lidya sambil memakan puddingnya
Dari Lidya sadar membuka mata sampai ia makan snacknya, Jian, Jane, Rachel dan Linda tidak berhenti mengomeli Lidya yang tiba-tiba semalam pingsan. Akhirnya Lidya dibawa ke rumah sakit dan harus dirawat. Saat Lidya membuka mata, ia langsung kaget dengan tangannya yang sudah terpasang infus dan ruangan yang bukan kamar tidurnya.
Ia hanya bisa menunduk dan menghela nafas setiap mama dan ketiga kakaknya mengeluarkan ceramah 24 sks
"Ceklekk" pintu ruangan kamar Lidya
"Pagi Lidya, Pagi Pak Radifan dan keluarga" ucap dokter Farren
"Pagi dok" serempak keluarga Radifan menjawab
"Saya izin check Lidyanya dulu ya. Apa yang kamu rasa sekarang?" Farren mengeluarkan stetoskopnya dan langsung memeriksa bagian dada serta perut Lidya
"Masih lemes, mual, pusing aja dok" kata Lidya dengan nada lemah
"Okay. Jadi gini, menurut pemeriksaan Lidya ini mengalami sakit tipes, ini bisa dikarenakan asupan makanan yang masuk, kelelahan atau lingkungan yang kurang bersih jadi bakteri dan virusnya bisa menyerang tubuh karena posisi imunitas Lidya yang tidak stabil. Gejalanya seperti Lidya sebutkan, lemas, mual, muntah, demam dan hilang nafsu makan. Maka dari itu, Lidya harus bedrest dan dirawat minimal seminggu atau bisa lebih, tergantung badan Lidya nanti" mendengar penjelasan Farren, Lidya langsung membulatkan matanya. Ia tidak bisa membayangkan seminggu di rumah sakit
"Dok harus seminggu? Apa gabisa lebih cepet?" tawar Lidya
"Belum bisa, bahkan untuk pasien tipes bbisa bedrest selama 2 minggu. Jadi, kalau seminggu ini sudah membaik dan bisa rawat di rumah, kamu boleh pulang. Tapi kamu harus tetap bedrest dan ga boleh melakukan aktivitas berat Lidya" tegas Farren
"Ada beberapa aturan yang mungkin keluarga Lidya harus tahu, Lidya tidak boleh melakukan aktivitas berat dan bedrest. Lidya harus memakan makanan lunak, jadi disarankan tidak memberi Lidya makanan selain yang dihidangkan dari rumah sakit. Untuk pantangan makanannya banyak, tidak boleh makanan pedas, makanan digoreng, minuman kafein dan yang terpenting harus dijaga kebersihannya. Lidya juga harus sering makan walaupun porsinya dikit, kami jadwalkan Lidya makan besar 3x dan snack 2x. Karena tipes membuat kurang nafsu makan, jadi mohon bantuannya untuk memaksa Lidya makan dan minum air putih yang banyak agar lebih cepat sembuhnya" Farren menjelaskan lebih lanjut untuk apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh Lidya
"Dok, Lidya kan saat ini masih sekolah. Gimana sama jam belajarnya?" tanya Reynand
"Lidya boleh belajar atau sekedar menonton TV tapi karena saya suda tekankan Lidya harus bed rest, Lidya harus lebih banyak istirahat daripada belajar atau kegiatan yang menguras tenaga dan otaknya" jawab Farren

KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (?)
Teen FictionMenunjukkan rasa kasih sayang bisa dengan berbeda-beda cara ada yang menunjukkan secara langsung ataupun tidak langsung. Awalnya Lidya sangat menerima aturan-aturan dari kakaknya yang terkadang menurutnya berlebihan tapi karena semua berdasarkan den...