Part 11 - Bosan

794 63 1
                                    

Sudah beberapa minggu setelah accident balapan kaki Lidya perlahan sudah membaik dan bahunya saat ini sudah sembuh, jadi sekarang ini untuk bergerak Lidya sedikit lebih bebas. Setelah selesai mengerjakan tugas yang diberikan gurunya melalui email, Lidya pun melihat hasil-hasil foto yang pernah ia buat. Tidak bisa dibohongi kalau Lidya sangat merindukan hobi fotografinya, ia rindu untuk memfoto dan juga mengedit karyanya sendiri. Akhirnya ia buka beberapa foto yang belum diedit dan dengan penuh konsentrasi ia pun mengedit fotonya. Tanpa ia sadar, teman-temannya sudah datang ke rumahnya dan langsung memasukki kamarnya, karena saat ini ketiga kakak Lidya semuanya sedang di kantor. Mereka ada meeting bulanan, jadi diharuskan untuk bekerja di kantor.

Teman-teman Lidya pun langsung datang ke kamar Lidya, mereka sebenarnya sudah mengetuk pintu Lidya daritadi namun tidak ada suara dari dalam. Mereka yang khawatir pun langsung membuka pintunya secara perlahan yang diawali dengan Aurora untuk masuk terlebih dulu. Ternyata pas masuk pun mereka hanya menemukan Lidya yang sedang menggunakan headset sambil menyanyi tipis-tipis dengan laptop di depannya. Ia masih berkutat mengedit foto-fotonya. Rico pun secara perlahan melepaskansebelah headset yang dipakai Lidya

"Sibuk banget ibu yang satu ini" setelah melepaskan headsetnya, Rico pun langsung ke kasur Lidya untuk rebahan

"Hais kaget gue, kok lo pada ga ngetok pintu dulu sih?" Lidya langsung membalikkan badannya agar bisa melihat teman-temannya

"Yee kita daritadi juga udah gedor-gedor tapi lonya gak bukain pintu. Kita kira lo pingsan" Rafael langsung mengambil snack yang ada di kulkas Lidya dan langsung membawanya ke bawah karpet yang disediakan Lidya untuk teman-temannya bisa lesehan dan supaya tidak membawa makanan di kasur.

"Sorry sorry, gue tadi lagi fokus sama ngedit, ga sadar kalau kalian udah dateng hehehe" Lidya pun hanya terkekeh sambil mengambil makanan kecil yang ada di tangan Erick

"Lo pasti kangen ngefoto ya?" tanya Erick

"Hem iya banget, cuman gue masih belum boleh keluar sama kakak gue. Jadi gue cuman bisa ngedit foto yang belum gue edit"

"Padahal ada nih tawaran buat lo Lid, harganya juga mayan banget lagi. Lebih dari yang sebelumnya tapi gue bilang kalau lo masih sakit jadi ya gue bilang, kita belum bisa sekarang dan mungkin bisa diwaktu lain gitu" Aurora memang ditugaskan oleh Lidya untuk mengurus account instagramkhusus photografiserta jadwal photographernya supaya tidak bentrok dengan sekolah dan kegiatan lain

"Yah gimana ya nanti deh kalo udah bisa dan gue diizinin, gue kasih kabar ke lo ya"

"Tapi kakak lo udah tau kalau lo kerja sebagai photographer?" tanya Rico

"Kak Jian udah tapi kaka Rachel sama kak Jane belum. Nanti aja gue kasih tau mereka sekalian minta izin. Gue juga udah bosen di rumah terus. Lagian kalau foto doang gue masih bisa" Lidya merasa bahwa dirinya sudah sembuh tapi memang kakinya saja yang masih digips. Untuk kegiatan yang tidak terlalu berat, Lidya yakin masih bisa dilakukan

"Ya yang terpenting mah lo izin dulu, jangan sampe pas kita udah okein eh kakak lo ngomel-ngomel lagi" Erick saat ini selalu memperingatkan Lidya untuk selalu memberi info ke kakaknya tentang apapun itu. Rasa bersalah Erick yang bohon ke kak Jian dan berujung Lidya kecelakaan, membuat ia trauma dan tidak mau lagi untuk berbohong.

"Iya bawel, ntar gue coba tanya dulu" Lidya pun hanya mendegus sebal karena sekarang ini teman-temannya juga jadi seperti ketiga kakaknya. Yang selalu protective dan selalu mengingatkan Lidya untuk selalu memberi kabar kepada ketiga kakaknya. Setelah mereka berbincang tentang hobi Lidya, akhirnya Erick dan Rafael menceritakan 1000 gosip di sekolah kepada Lidya dan teman-teman lainnya.

Sementara di sisi lain, Jane sedang bingung karena photographer yang sudah bekerjasama lama ternyata sedang berada di luar negri dan tidak bisa membantu Jane untuk photoshoot di karya yang selanjutnya. Jadwal untuk melakukan pemotretan seharusnya diadakan beberapa hari lagi namun ia tidak menemukan photografer yang sesuai dengan seleranya.

Affection (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang