Part 62 - Singa 2

667 70 7
                                    

"Jadi bisa dijelasin kenapa kalian kena hukuman dari sekolah? Kenapa bolos? Kenapa sampai bikin guru cedera?" Rena menanyakan pertanyaan yang bertubi-tubi agar tidak ada kesalahpahaman.

Lidya dan Aurora yang baru saja menyelesaikan makan makanannya pun hanya bisa terdiam terlebih dulu. Mereka seperti diintrograsi oleh polisi dengan pertanyaan yang bertubi-tubi

"Lidya ayo jawab pertanyaan ka Rena" timpal Rachel dengan nada lembut

"Sebentar kakak, adek baru aja minum" Lidya melirik ke arah Aurora yang hanya menundukkan wajahnya karena ketakutan dan dia juga melihat kalau badan Aurora sudah bergetar yang menandakan dirinya sudah ingin menangis

"Tadi kita gaada rencana bolos pelajaran kak Rena, kami cuman main basket sebentar aja habis istirahat. Biasanya memang ada jeda 5-10 menit guru baru masuk kelas setelah bel dan gatau kenapa kepala sekolah udah teriak kita bolos, padahal gurunya juga belum masuk. Kalau masalah bikin guru cedera, itu karena Erick kaget dan ga sengaja bolanya kelempar ke arah mereka kak" jelas Lidya

"Bener kejadiannya kayak gitu Aurora?" Rena menajamkan setiap katanya agar adiknya yang satu itu tetap takut dan menjadi penurut jika bersama kakak-kakaknya

"I-ya kak" Aurora tidak sanggup menjawab panjang, lidahnya terlalu kaku untuk menjawab pertanyaan kakaknya

"Huft.. Kelakuan kalian tuh ada aja lho. Kakak gamau lagi ya ada kejadian ini Aurora" tegas Rena yang membuat Lidya menjadi gugup. Walaupun yang ditegur Aurora namun aura Rena sangat dominan sampai Lidya pun takut

"Iy-a kak, Auro-ra janji" jawab Aurora yang masih menundukkan wajahnya

"Kak Rena ada di sini Aurora, bukan di lantai" pernyataan Rena membuat Aurora menatap wajah kakaknya sambil menganggukkan wajahnya

"Kamu juga Lidya, jangan macem-macem!" kata-kata Rena membuat Lidya semakin gugup tapi ia tetap memberanikan diri untuk menjawab

"Kok aku?" tanya Lidya dengan tanpa merasa bersalah

"Kamu masih nanya? Seriously Lidya? Kamu berani sama kak Rena?" Rena masih menanyakan Lidya dengan pertanyaan yang bertubi-tubi dan membuat Lidya semakin takut

"Engg-gak" Lidya langsung mengalihkan wajahnya dan ia tahu rasa menjadi Aurora seperti apa, sepertinya ia harus lebih beruntung mempunyai kakak sulung yang konyol seperti Jian

"Udah, udah. Lidya, Aurora ini yang terakhir ya kalian sampai dipanggil wali ke sekolah" timpal Jane dengan nada tegas

"Bener, jangan buat ulah. Kalaupun mau buat ulah ya jangan sampai dipanggil ke sekolah lah walinya" pernyataan Jian membuat Rena dan Jane menajamkan matanya ke arah Jian

"Kalian kenapa? Aku salah?" tanya Jian dengan polosnya

"Udah kak Rena, kak Jane. Kalian minum aja dulu, aku udah buatin kalian juice strawberry" Rachel langsung memberikan juicenya supaya keduanya bisa meredam amarahnya

"Kakak ini emang selalu bikin orang lain es mambo" Rachel memberikan juice strawberry juga ke Jian

"Salah aku apa?" Jian masih menanyakan dengan polosnya sambil meminum juicenya

"Banyak kak" bisik Lidya yang masih terdengan oleh Rachel dan ia hanya bisa terkekeh

"Buat kita berdua gaada kak?" tanya Lidya yang melihat para kakaknya meminum juice

"Gaada, bikin sendiri" jawab Rachel dengan nada judes yang membuat Lidya langsung mencemberutkan mulutnya karena kesal

"Hehehe canda deh, mana mungkin kakak ga bikinin. Ambil ke dapur gih, Aurora juga ya" Rachel melembutkan nadanya sambil mengelus pucuk kepala adiknya yang sudah kesal.

Affection (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang