Part 14 - Tergoda

751 56 2
                                    

Setelah menghubungi teman-temannya untuk ke rumah, Lidya kembali mengerjakan tugas-tugas sekolahnya. Selesai mengerjakan tugasnya, ia langsung menutup bukunya dan beralih ke laptonya yang berisi dengan ribuan foto. Lidya langsung masuk ke folder yang ia foto kemarin dan mengedit beberapa foto yang nantinya akan diberikan ke Jane. Selagi mengedit, ia hanya fokus dengan laptop, lagu yang dipasang dan juga cemilan yang sudah disediakan oleh Bibi. Beberapa jam berlalu, akhirnya teman-teman Lidya pun datang dan langsung ke kamar Lidya. Biasanya mereka mengetuk pintunya terlebih dulu, namun kalau kata Lidya jika ia tidak menyaut langsung saja masuk karena kemungkinan ia sedang konsen dan tidak mendegar suara pintu. Aurora pun mengetuk pintu beberapa kali, namun Lidya tidak ada suara dan mereka pun memutuskan untuk masuk. Mereka melihat Lidya yang sedang fokus mengedit sambil mengunyah cookies coklat yang membuat pipinya menggembung. Para teman-teman Lidya pun makin gemas dengan dirinya, memang mereka seangkatan tapi Lidya adalah angota termuda di gengnya walaupun ia jadi ketua gengnya namun kalau teman-temannya sudah menatap tajam, Lidya akan tetap ciut. Lidya jarang menunjukkan sisi anak bungsu di pertemanannya jadi moment manja dan juga menggemaskan seperti ini sangat mereka tunggu

"Katanya perutnya buncit tapi tetep makan cookies sebanyak ini" Aurora langsung mengambil cookies yang ada di piring Lidya dan langsung tiduran di tempat tidur Lidya

"Eh kalian udah dateng. Gue ngajak kalian kesini karena banyak makanan ini di sini. Karna kakak gue tau gue mau diet, dia langsung nyuruh bibi bawa makanan terus, gue udah mau mual karena kebanyakkan"

"Hahahaha lagian lo aneh-aneh aja mau diet segala" timpal Rafael

"Tapi bener deh Lid ini kakak lo mau ngasih makan lo doang apa satu rumah sih, banyak banget. Cookies, buah, roti, susu, pantesan lo gembil gini pipinya" Erick mengejek Lidya sambil menoel pipinya Lidya yang sedang menggembung karena mengunyah

"Kakak lo bener-bener bikin adiknya yang ini sangat-sangat sehat. Curiga habis ini kita udah gabisa main basket bareng nih karena bolanya udah di perut Lidya" Rafael langsung mendapat tatapan tajam dari Lidya

"Jangan bahas berat badan, gue sensitif. Ini gue makannya udah dikit-dikit kok" suara Lidya langsung melemah

"Kita bercanda Lid, kita malah lebih seneng sama badan lo yang sekarang tau. Akhirnya anggota termuda yang satu ini ga kayak lidi lagi" kata-kata Rico membuat semuanya tertawa kecuali Lidya yang duah menatap tajam teman-temannya

"Udah udah jangan ledekkin Lidya lagi, gue ada berita heboh nih" timpal Rafael

"Gosip apa lagi? Awas aja ga guna" kata Rico

"Kalian inget kan arena balap yang tiba-tiba ada pakunya itu? Gue tuh tadi ngobrol kan sama adik kelas kita, katanya mereka tuh pernah disuruh orang buat naroh paku di arena kalau mereka mau ikut geng motor Alaska. Geng motor ini tuh baru dan mereka selalu bilang kalo geng motor ini bakal bisa ngalahin geng motor Rino (Wild Hogs) dan geng motor Lidya (Black Moon). Makanya anak-anak barunya itu disuruh buat nyelakain petinggi-petinggi yang ada di Wild Hogs sama Black Moon." Rafael menjelaskan panjang lebar ke teman-temannya yang saat ini serius mendengarkan terkhusus Lidya

"Bentar, lo tau info ini darimana?" tanya Lidya

"Gue nguping tadi Lid pas jam istirahat, sebenernya gue tadi mau makan cuman karena keramean ya gue ke taman tuh bawa roti. Terus gue denger begitu" jawab Rafael

"Gue baru tau geng motor itu, nanti gue check deh profile bosnya" ucap Rico sambil mengetik nama geng motor tersebut di handphonenya

"Nah yang lebih paranya lagi, kan Rino sama Lidya tuh lagi sakit terus dia malah mau ngadain balapan sendiri gitu bareng geng motor yang udah dikalahin Lidya sama Rino. Intinya mah yang gue tangkep, mereka gamau kalau ada Lidya dan Rino di arena" Rafael menjelaskan kembali smabil mengunyah keripik yang ada di tangannya

Affection (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang