Sesampai di rumahnya Jane pun masih tersenyum sambil terkekeh karena wajah adiknya yang sedaritadi cemberut. Jane akhirnya menuntun Lidya ke meja makan dan langsung mengambil tempat duduknya untuk makan. Setelah doa, ketiga kakak Lidya melahap makan dan hanya Lidya yang tidak nafsu dan hanya mengacak makanan tersebut
"Habisin makanan dan sayurnya Lidya" Jian dengan nada tegasnya menegur Lidya
"Aku masih kenyang kak, pengen tidur aja" jawab Lidya dengan nada lesu
"Engga, habisin makanannya baru bisa tidur. Apa kamu mau disuapin sama aku?" timpal Rachel yang langsung direspon Lidya dengan gelengan
"Dia tuh gamau makan karena mau diet Kak Jian, Kak Rachel" Jane langsung terkekeh iseng sambil menatap Lidya
"Hah? diet ? buat apa?" tanya Rachel dengan spontan
"Buat ini kak Rachel, liat perut aku udah offside" Lidya langsung membuka dan menutup sewaternya dengan kasar dan sebal. Ketiga kakak Lidya pun hanya tersenyum melihat aksi adiknya yang terlihat gemas di mata mereka. Mereka memang sengaja membuat Lidya lebih banyak makan dan mengemil, karena mereka tidak mau adiknya yang satu ini terlihat kurus dan apalai karena efek merokok serta alkohol. Jadi mereka mau Lidya mengantungkan dirinya dengan hal hal yang sehat
"Udah makan aja, kamu kakinya masih sakit dan butuh obat juga. Sebelum minum obat harus makan dulu" Jian langsung mengeluarkan nada tegasnya
"Tapi kak,---"ucapan Lidya terpotong karena Rachel langsung memasukkan sesendok nasi dan lauk pauk ke mulut Lidya. Lidya hanya membulatkan matanya sambil menggembungkan pipinya
"Makan yang bener, kalau makanan kak Jian udah abis tapi kamu belum habis. Nasi kamu aku tambah dua centong" ucap Jane
Lidya pun hanya bisa mengunyah cepat karena ia melihat makanan kakak pertamanya yang sudah mau habis
Selesai makan pun Lidya dan ketiga kakaknya langsung ke ruang tamu terlebih dulu, sebenarnya mata Lidya sudah mengantuk namun kak Jian memaksanya untuk ke ruang tamu sebentar. Lidya langsung mendudukkan dirinya di samping Rachel yang berada di kirinya, sementara kedua kakaknya duduk di sebelah kanan Lidya
"Kakak aku udah ngantuk" ucap Lidya
"Duduk dulu di sini selama sejam, habis makan itu gaboleh langsung tidur. Perut kamu bakal makin buncit kalau habis makan langsung tidur" jelas Jian sambil memainkan handphone
"Lidya pun langsung membuka matanya dengan lebar untuk menahan rasa ngantuknya. Jane yang ada di sebelah Lidya pun hanya mengelus perut Lidya yang menurutnya sedikit lucu. Adiknya ini memang tidak pernah mempunyai lemak sedikitpun dari kecil, keberhasilan besar menurutnya ketika ia berhasil membuat adiknya berisi
"Kakak jangan elus perut aku terus, aku ga hamil" Lidya dengan nada yang sedikit merengek langsung memindahkan tangan Jane yang berada di perutnya
"Aku seneng liat perut kamu yang sekarang, akhirnya berhasil bikin kamu berisi. Yeayyy" Jane pun terkekeh dengan senyum lebarnya
"Aku mau diet, nanti aku susah kalau main basket, ngedance sama boxing karena berat badannya begini" ucap Lidya
"Anak dibawah umur 17 tahun ga disarankan diet Lidya, kamu masih masa pertumbuhan. Awas aja kamu diet" timpal Rachel
"Ish kalian mah ga ngerasain, baju aku tuh udah sempit semua. Nih liat celana aku yang biasanya ngelonggar ini malah ketat. Ga nyaman"
"Yaudah tinggal beli baju lagi sih, susah amat" Jian langsung menimpal perkataan Lidya dengan santai
"Gamau, aku mau diet. Gausah paksa aku makan" lagi-lagi Lidya dengan wajah yang cemberut dan nada yang sedikit teriak pun membuat ketiga kakaknya kaget
"Kenapa harus teriak-teriak, hm?" ucap Jane sambil mengelus pipi adiknya
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (?)
Teen FictionMenunjukkan rasa kasih sayang bisa dengan berbeda-beda cara ada yang menunjukkan secara langsung ataupun tidak langsung. Awalnya Lidya sangat menerima aturan-aturan dari kakaknya yang terkadang menurutnya berlebihan tapi karena semua berdasarkan den...