Selesai makan malam, Lidya dan ketiga kakaknya langsung ke ruang tamu. Lidya sepertinya sudah menganggap kalau ruang tamu adalah ruang sidang di keluarga ini. Semua hukuman dan peraturannya diterima, di ruang tamu dengan posisi ia yang selalu berdiri menunduk dan ketiga kakaknya hanya menatap tajam
"Jadi kerapa kamu tanding basket dan bahkan kita belum mengiyakan kamu boleh pulang telat" Jian mengucapkannya dengan tegas
"Aku minta maaf karena pulang telat padahal belum direspon" Lidya hanya menundukkan wajahnya
"Ini yang buat kayak tuh ragu kamu sekolah biasa, kamu terkadang masih suka bikin peraturan sendiri" ucap Rachel sambil mengajak adiknya untuk duduk di atas karpet sedangkan ketiga kakaknya duduk di sofa
"Maafin, lagian dia ngeledekkin aku katanya aku masih bisa lari atau main basket lagi atau engga karena badan aku berisi sekarang. Untung aja aku masih jago" ucap Lidya dengan sebal
"Sini muka kamu" Rachel mengarahkan muka Lidya menatapnya dan menggunakan Lidya masker gel
"Ih kok pakek ini, gamau ah. Ga suka" kata Lidya
"Diem, nurut sama Rachel. Muka kamu baru sehari di sekolah udah dekil gitu. Panas-panasan main basket siang-siang" ucap Jane yang membuat Lidya hanya mencemberutkan wajahnya dan pasrah
"Jadi kamu main basket karena dia ngatain kamu?" tanya Jian
"Iya" Lidya jawab singkat dan menganggukkan wajahnya
Setelah Rachel memakaikan wajah Lidya masker, Lidya langsung diarahkan untuk ke arah Jian
"Sini kakak mau ngomong sama kamu, jangan pernah gampang kepancing emosi. Kakak tau ini susah di umur kamu tapi kamu harus tetap kontrol emosi kamu. Untung dia cuman ajak tanding basket, kalau dia ngajak berantem kamu pasti iyain kan?" Jian mengatakannya dengan perlahan sambil mengelus punggung tangan si bungsu
"Engga kok" Lidya baru sadar dia menggunakan masket jadi dia hanya menjawab dengan singkat
"Kakak gamau kayak tadi ya, pokoknya kalau izin harus dijawab dulu sama kita bertiga. Kalau boleh baru kamu bisa pulang telat tapi kalau engga yaudah kamu langsung pulang" ujar Jian dengan tegas
Lidya hanya menganggukan kepalanya dan setelah beberapa lama wajahnya dibersihkan Rachel
"Kamu seminggu 2x harus pakai masker kayak gini. Aku gamau kamu kusem mukanya kayak anak-anak habis main layanan tau ga" ucap Rachel dengan kesal
"Kak Rachel daritadi kenapa sih marah-marah. Kan namanya juga main basket pasti kayak gitu" Lidya hanya menghampiri Rachel sambil memeluknya
"Aku tuh ga suka kalau kamu ga ngerawat tubuh gitu, aku tau kamu suka basket tapi ga kayak gitu. Jangan sampe pas nanti kita foto bareng, kamu belang sendiri" Rachel membalas pelukkan Lidya
"Iya iya, maaf ga gitu lagi. Nanti aku pakai sunscreen...kalau inget" Rachel langsung memukul pundak adiknya karena kesal
Setelah kejadian malam itu, Lidya pun selalu menuruti apa kata ketiga kakaknya. Selama sekolah pun Lidya tidak pernah menyentuh rokok ataupun vape. Ketika ia ingin merokok karena teman-temannya yang sedang merokok atau vape, ia mengalihkannya dengan susu coklat yang selalu dibawakan oleh Jane. Siang ini ada pelajaran jam kosong jadi Lidya dan teman-temanna memutuskan ke rooftop sambil memakan beberapa cemilan yang mereka beli di kantin
"Lid, nanti malam gue, Erick sama Rafael mau nonton balapan. Lo mau ikut gak?" tanya Rico
"Dih gue ga diajak" timpal Aurora
"Bukan kita gamau ajak, lo bisa ga izin ke kakak lo. Lo aja sekarang selalu foto kegiatan lo apa" Aurora langsung menuduk lemas mendengar jawaban Erick
"Gue mau sih nonton balapan, tapi kakak gue pasti ga ngizinin huft" jawab Lidya
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (?)
Fiksi RemajaMenunjukkan rasa kasih sayang bisa dengan berbeda-beda cara ada yang menunjukkan secara langsung ataupun tidak langsung. Awalnya Lidya sangat menerima aturan-aturan dari kakaknya yang terkadang menurutnya berlebihan tapi karena semua berdasarkan den...