Part 15 - Dihukum

970 64 6
                                    

Mungkin inilah hari tersial Lidya, saat teman-temannya ngevape di depan dirinya dan dia mencoba menahan nafsunya, sekarang dia harus terjebak dengan tatapan tajam dari ketiga kakaknya yang sudah ingin menerkamnya. Berawal dari bercandaannya mengenai vape, saat ini ketiga kakaknya menganggap perkataan itu adalah serius. Posisi Lidya saat ini sedang berdiri di depan ketiga kakaknya yang duduk di sofa dan Lidya harus berdiri dengan kruknya. Bisa dibilang ini olahraga malam untuk Lidya, pasalnya menahan badan dengan kruk itu susah dan jangan lupakan, badan Lidya tidak seperti dulu

"Jujur sama aku, ini punya siapa Lidya Gabriella Radifan?" Jian dengan tegas menunjukkan vape yang diberikan oleh bibi

"Aku beneran jujur sama kakak daritadi, itu bukan punya aku. Itu punya temen aku, mereka ngevape dan beneran aku tuh ga ikutan sama sekali. Aku sibuk ngedit kak" Lidya mengucapkan kata perkata dengan gemetar karna sudah 30 menit sidang berlangsung dan ketiga kakaknya masih belum percaya

"Jangan keluarin air mata buaya kamu, kakak ga bakal biarin kamu duduk kalau kamu masih ga jujur" ucap Jane

"Aku harus apa biar kalian percaya? Aku ga mungkin badannya segembul ini kalau aku masih ngevape kak" lirih Lidya

"Rachel tolong ambilin tempat duduk buat Lidya biar dia bisa duduk depan kita" Jian akhirnya sedikit luluh dengan ucapan adiknya, ga mungkin Lidya bisa berbohong lama jika sudah ditatap oleh ketiga kakaknya

"Jadi ini punya siapa?" tanya Jane

"Itu punya Aurora kayaknya kak, mungkin ketinggalan" jawab Lidya

"Aurora??!! Dia kan cewek juga, kenapa dia ikutan ngevape!" Jane menggunakan nada yang tinggi karena ia masih tidak habis fikir dengan teman-teman adiknya

"Besok semua teman kamu, suruh kesini dan jangan bilang karena permasalahan ini. Aku mau ngomong sama mereka. Paham?" tegas Jian kepada Lidya

"Paham kak" jawab Lidya dengan melemas karena badannya sudah sangat pegal dan berkeringat. Ia sudah tidak bisa memikirkan lagi nasib teman-temannya seperti apa, ia hanya takut kalau ketiga kakaknya meminta Lidya untuk menjauhi teman-temannya.

Setelah kejadian itu, esok harinya ketiga kakak Lidya pun tidak bekerja di kantor karena mereka ingin bertemu dengan teman-teman Lidya setelah mereka pulang sekolah. Ketiga kayak Lidya pun mulai memeriksa kembali kamar Lidya dan hasilnya memang Lidya tidak menyembunyikan apa-apa. Dikarenakan ketiga kakaknya khawatir dengan Lidya yang sendirian di kamar melakukan aneh-aneh, akhirnya Lidya pun diajak ke ruang kerja Jian supaya mereka bisa di dalam satu ruangan. Di ruangan tersebut ada Jian, Jane dan Rachel yang bekerja dan di sisi lain ada Lidya yang masih berkutat dengan laptop serta buku tulisnya

"Ini cemilannya jangan lupa dimakan" Jane langsung memberikan snack khusus Lidya untuk menemaninya saat belajar

"Iya makasih kak" Lidya hanya terfokus dengan buku dan laptopnya tanpa melihat makanan yang diberikan Jane

"Sampe kakak check dan liat tuh piring masih full. Aku bakal kasih nasi sama sayur brokoli untuk makan siang hari ini" Jane berkata sambil menuju ke sofanya

Lidya yang mendegar ancaman itupun langsung mengambil snacknya dan memakannya dengan cepat.

"Kak Jane, aku ga dikasih snack juga. Aku mau" ucap Rachel dengan manja

"Kak Rachel ini aja sama aku, aku pasti ga habis kok"Lidya mengangkat piring dan ingin memberikan ke Rachel

"Stop! Aku ambilin aja buat Rachel sama kak Jian, punya kamu tetep dihabisin!" Jane langsung keluar ruangan dan mengambil snack untuk Jian dan Rachel. Mereka memang memakan makanan sehat, apalagi Rachel tetap harus menjaga postur tubuhnya. Jadi Jane memilih mengambil buah-buahan dan juga sandwich sayur untuk cemilannya.

Affection (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang