Part 22 - Papa Mama Pulang

800 66 1
                                    

Setelah seminggu lebih kejadian diare, Lidya dan ketiga kakaknya pun menjalani aktivitas rutinitasnya seperti biasa. Dikarenakan ini hari sabtu maka Lidya dan ketiga kakaknya berada di rumah sambil menonton series tv yang mereka tonton bersama. Selesai berolahraga dan sarapan, mereka langsung ke ruang tamu untuk menonton televisi. Ketiga kakak Lidya duduk di sofa bersama cemilan yang mereka sediakan dan Lidya lebih nyaman duduk di bawah sambil memakan snack yang disediakan Jane.

Di saat mereka asik menonton televisi, mereka tidak sadar kalau Reynand dan Linda sudah pulang dan berada di belakang mereka sedaritadi. Reynand dan Linda sangat senang melihat pemandangan yang sekarang dimana keempat anaknya berkumpul di ruang tamu. Biasanya Lidya adalah orang yang sangat susah berada di rumah apalagi jika weekend dan saat ini mereka melihat si bungsu duduk di bawah sambil makan cemilannya seperti waktu ia masih SD

"Ekheem ekheemm, serius banget nontonnya. Ini gaada yang mau nyambut mama papa apa?" Linda pun langsung membuka suara yang membuat keempat anaknya menoleh kaget

"Papa Mamaa" mereka serempak berteriak danberlari kearah Reynand serta Linda

"Mama, aku kangen banget" Lidya langsung memeluk sang mama dengan erat dan ketiga kakaknya hanya tersenyum melihat manjanya sang adik

"Mama doang yang dikangenin? Papa engga?" kata Reynand yang membuat Lidya langsung melepas pelukkan dari mamanya dan beralih ke papanya

"Aku juga kangen papa" Lidya memeluk erat sang papa dan ketiga kakaknya pun bergiliran memeluk Reynand dan Lidya untuk melepas rindu

Setelah berpelukkan pun mereka langsung ke ruang tamu dengan posisi Lidya yang masih bergelayutan dengan papa mamanya. Linda yang sedaritadi memeluk serta mengelus Lidya pun merasakan ada hal yang berbeda

"Ini perasaan mama aja apa gimana. Kok kamu agak berisi gini pipi sama perutnya?" kata Linda yang membuat Lidya mencemberutkan wajahnya

"Tuh mama tanya aja sama kak Jian, kak Jane, kak Rachel kenapa bisa bikin badan adek kayak gini" Lidya saat ini memang sedang terbiasa menyebutkan dirinya adek, karena ini permintaan Jane. Menurut Jane, sebagai yang paling bungsu Lidya harus lebih sopan kepada kakak dan juga orang tuanya

"Mama seneng gak liat badan adek yang sekarang?" tanya Jian

"Seneng lah, dulu kayak lidi. Setiap mama pasang foto pasti ada yang bilang kalo Lidya ga pernah dikasih makan. Sekarang kalo kayak ini kan mama bisa cubit pipinya" Linda langsung mencubit pipi Lidya dengan pelan

"Yaampun sekarang kita kehilangan badan atletis Lidya dan digantikan dengan lemak-lemak yang menghinggap di tubuhnya" Reynand sukses membuat Lidya makin sebal

"Tuhkan kak, adek bilang juga apa. Adek diledekkin terus karena gendutan" kata Lidya dengan sebal

Semua menatap tajam ke Reynand karena mereka memang lebih ingin Lidya mempunyai badang yang berisi bukan kurus

"Bercanda sayangg, papa seneng kamu badannya segini. Udah rajin makan di rumah sekarang?" tanya Reynand

"Udahh Paaa" jawa Lidya dengan nada berbisik

"Yaudah, nanti setelah makan siang kita ngobrol sebentar ya. Papa sama mama mau ngomong sesuatu" kata Reynand

"Okey pa" jawab serempak Lidya dan ketiga kakaknya

Selesai mereka berbincang sebentar, akhirnya mereka pun makan siang di ruang makan. Walaupun ada Bibi dan ART lain yang membantu masak, Jane tetap berkontribusi untuk masakkan yang dibuat. Jane selalu mengingatkan bibi untuk memasak makanan yang sehat dan yang terpenting salad sayur untuk Lidya. Karena Lidya masih dalam masa hukuman, ia saat ini mempunyai makanan yang berbeda dari keluarganya

Affection (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang