Saat ini Jane sudah berada di kantornya bersama Jian, Rachel dan juga Rena. Mereka memang sengaja berkumpul di kantor Jane karena ini hari pertama Jane kembali ke kantor setelah kejadian yang menimpa Lidya. Kakak dan adik Jane memang sengja ingin bertemu dirinya untuk mengetahui perkembangan Lidya. Rena juga sudah mendengar berita Lidya yang dikeroyok Rendra dari Aurora.
"Jadi sekarang Lidya udah balik ke sekolah umum? Kalian ga ngelarang dia untuk sekolah umum? Ga bahaya?" tanya Rena bertubi-tubi karena ia penasaran dengan kelanjutan Lidya setelah dikeroyok
"Awalnya kita juga maunya dia homeschooling tapi anaknya tetep pengen sekolah umum. Bahkan dia mau kuliahnya di luar negri Ren" jawab Jane sambil duduk di sebelah Jian dan menaruh kepalanya di pundak Jian
"Namanya juga masih umur segitu kak, pasti rasa berontaknya lebih tinggi dari rasa nurutnya" timpal Rachel sambil memakan snack yang ada di ruangan Jane
"Kita ikutin dulu maunya Lidya kayak gimana. Ikutin kata bang Gerrard aja dulu nanti kalau emang udah tingkahnya aneh-aneh lagi baru kita obrolin lagi" jawab Jian dengan santai
Drrtt...Drrtttt..Drrttt
Tiba-tiba handphone Rena berbunyi dan mendapatkan chat dari Aurora kalau Rena harus ke sekolah karena dipanggil oleh kepala sekolah.
"Haduh ada kejadian apa lagi nih. Kok tumben banget gue dipanggil sama kepala sekolah" kata Rena sambil membalas chat Aurora
"Kamu dipanggil kepala sekolah Ren?" kata Jane
"Iya nih, kok tumben banget ya. Adek aku yang satu ini emang ada-ada aja kelakuannya" Rena yang mendumel membuat ketiga kayak Lidya terkekeh
Drrtt...Drrtttt..Drrttt
Kali ini handphone Jane yang berbunyi dan ternyata ada pesan dari adik bungsunya yang meminta dirinya untuk datang ke sekolah karena ada panggilan dari kepala sekolah.
"Lah.. Ini Lidya juga baru ngechat aku" Jane menunjukkan chatnya ke Rena
"Waduh kayaknya Lidya sama Aurora bikin ulah nih" ucap Rachel dengan polosnya
"Lebih tepatnya Aurora sama Lidya lagi kompak buat bangunin singa" timpal Jian sambil terkekeh.
Jane dan Rena yang sudah overthinking pun langsung menuju ke sekolah. Awalnya Rachel dan Jian ingin menemani namun mereka ada jadwal meeting, jadi mereka membuat kesepakatan untuk setelah mengurus Aurora dan Lidya mereka berkumpul lagi di apartement Jane.
Saat ini Rena dan Jane sudah berada di ruang kepala sekolah yang melihat teman-teman Lidya sudah ada di ujung ruangan. Sedari awal Lidya sudah tidak berani menatap mata kakaknya , jadi Lidya hanya menatap langit-langit atau jendela ruangan.
"Pertama-tama saya mau mengucapkan terima kasih untuk Bapak dan Ibu yang sudah hadir. Di sini sudah ada Kakak dari Lidya dan juga Aurora. Ada orang tua dari Rafael, Rico dan abang dari Erick. Saya memanggil para wali karena hari ini Lidya, Aurora, Erick, Rafael dan Rico membolos jam pelajaran kelas dan bermain basket di lapangan. Bukan hanya itu, guru mereka ada yang cedera karena kepalanya terkenal bola dari yang mereka mainkan" jelas Kepala Sekolah yang membuat para wali hanya menggelengkan kepala
"Untuk kali ini mereka akan dikenakan hukuman tapi tidak diskorsing. Mereka akan dikenakan hukuman setelah pulang sekolah harus ke detention room untuk pelajaran tambahan saja selama seminggu" Lidya dan teman-temannya menghela nafas lega karena menurut mereka hukumannya ringan
"Dan tidak hanya itu, mereka juga harus membantu membereskan ruang sekolah setelah pulang dari detention room" kepala sekolah melanjutkan ucapannya dan membuat teman-teman Lidya menghela nafas lagi karena mereka sudah membayangkan sekolah Radifan International School yang sangat lebar
"Baik Pak, hukum aja adik saya. Kalau perlu buat mereka jera aja juga gapapa Pak" ucapan Rena membuat Aurora menundukkan wajahnya dan memainkan jari karena ia lebih takut omongan kakaknya dibanding kepala sekolahnya
"Setuju Pak, kalau perlu suruh beresin air kolam renang pakai gelas aja biar pada kapok" kali ini abang dari Erick yang berbicara
Lidya dan teman-temannya hanya bisa menundukkan wajahnya ke bawah setelah obrolan dari Kepala Sekolah dengan para walinya. Lidya dan Aurora saat ini sudah berada di mobil Jane karena Jane dan Rena berangkat bersama ke sekolah.
Di dalam mobil pun tidak ada obrolan dan hanya hening yang membuat suasana makin mencekam. Saat ini, mereka sudah sampai di apartement Jane dan Aurora serta Lidya hanya mengikuti kakaknya yang saat ini sedang di depan mereka. Di apartement Jane juga sudah ada Rachel dan Jian yang menunggu mereka pulang.
Ceklekkkk
"Kalian udah lama di sini?" tanya Jane yang melihat Rachel dan Jian sedang memakan ayam pesanan mereka
"Lumayan, jadi kenapa kalian dipanggil?" Jian memakan ayamnya sambil melihat Rena dan Jane yang memasang wajar datar
"Biasa, mereka buat ulah. Kalian sini berdiri dan ga boleh duduk sebelum kita suruh duduk" Rena mengarahkan Aurora dan Lidya untuk berdiri mengarah tembok
"Biar Rena aja yang urus, kalau kita nanti adek malah ngambek" bisik Jian ke Jane yang sedaritadi sedang mengontrol emosinya supaya tidak meledak.
45 menitpun berlalu, Aurora dan Lidya masih dihukum sedangkan para kayak berada di ruang tamu sedang makan ayam kesukaan Jian.
"Kakk Janeeee" Lidya akhirnya mengeluarkan suaranya dengan rengekkan
"Hm" Jane hanya berdehem
"Adek laper" bisik Lidya karena ia benar-benar lapar dan energinya tinggal sedikit
Sejujurnya Jane masih kesal dengan tingkah adiknya namun ia tetap harus bersabar agar adiknya tidak trauma dan berfikit untuk pergi ke luar negri lagi.
"Aurora, Lidya kesini.. Kakak udah siapin makanan, kalian makan dulu" Jane langsung mengambil piring dari dapur untuk menyiapkan makanan buat kedua anak nakal itu
"Makan yang banyak, soalnya kakak masih mau kasih hukuman ke kalian" ucapan Rena membuat Lidya dan Aurora menganggukkan kepala dengan lemas sambil memakan makanan yang disediakan oleh Jane
------------------------------------------------------
Duo singa beraksi!
Jangan lupa divote dan comment ya ges!
KAMU SEDANG MEMBACA
Affection (?)
Teen FictionMenunjukkan rasa kasih sayang bisa dengan berbeda-beda cara ada yang menunjukkan secara langsung ataupun tidak langsung. Awalnya Lidya sangat menerima aturan-aturan dari kakaknya yang terkadang menurutnya berlebihan tapi karena semua berdasarkan den...