Part 39 - Si Bungsu dan Si Sulung

775 75 3
                                    


Masih di hari yang sama, sabtu ini Lidya menggunakan hari sabtunya dengan menonton series di netflix. Ia sangan berterima kasih dengan beberapa aplikasi yang mengumpulkan banyak film dan series untuk ia tonton di saat ia bosan. Setelah minum susu, Lidya kembali ke kamarnya dan membuka handphonenya untuk menonton series di Netflix. Sebenarnya dia bisa menonton lewat laptop atau televisi, karena keluarganya tidak mau mata Lidya semakin rusak. Mata Lidya memang ada minus dan silinder, makanya beberapa kali ia suka menggunakan kacamata untuk menonton dan membaca.

Tapi ya namanya juga Lidya, peraturan untuk dilanggar bukan. Ia lebih memilih untuk menonton melalui layar handphonenya karna lebih puas untuk menonton jarak dekat dan suaranya lebih real. Ia menonton one piece live action sambil tiduran. Di saat ia asik dengan tontonannya, pintu kamarnya ada yang mengetuk

"Tok Tok Tok" (suara pintu kamar Lidya)

"Masuk aja, pintunya ga dikunci" teriak Lidya dari dalam kamar

Lidya hanya menunggu di kasur untuk melihat siapa yang mengetuk dan ternyata itu adalah kakak sulungnya, Jian. Jian langsung menghampiri Lidya di kasur dan menjauhkan handphone Lidya karena menurut Jian itu terlalu dekat

"Kamu kalau nonton jangan deket-deket gitu dong dek, nanti matanya sakit" Jian menjauhkan sedikit jarak handpone dengan matanya

"Haishh, kakak dateng-dateng rusuh ah" Lidya menjawabnya dengan sebal tapi tetap menjauhkan sedikit handphonenya biar kakaknya tidak menganggunya lagi

"Kamu lagi nonton apa sih? Kok seru banget" tanya Jian

"One Piece live action kak, udah jangan ganggu adek dulu. Ini lagi seru" jawaban Lidya yang terdengan kesal malah membuat Jian semakin gemas dengan adiknya.

Jian memilih untuk mengelus pipi adiknya yang sedikit menggembul dan mengelus jidatnya karena Lidya sangat serius sampai mengeryitkan dahinya. Karena ia tidak direspon Lidya, akhirnya Jian mulai menusuk-nusuk pipi Lidya serta mengucel-ngucel kepala adiknya. Si bungsu pun mulai tergangu dengan banyak pergerakkan dari si sulung. Awalnya Lidya hanya mendiamkan saja tapi lama-lama ia pun terganggu

"Kakakkkk.. Adek lagi nonton, jangan diganggu ahhh" rengek Lidya

Jian pun tidak mendengar apa yang dikatakan Lidya, ia tetap menganggu Lidya supaya ia tidak fokus dengan handphonenya

"Kakkkkk Jiaannnnn" Lidya kembali merengekkkkk

Bukannya Jian berhenti, ia malah meneruskan keisengannya. Karena benar kata Rachel dan Jane, iseng ke adek itu sangatlah menyenangkan apalagi kalau sampai si bungsu merengek, menangis atau marah tapi ga bikin kakaknya takut malah gemes

"Jiannn diaammm" teriak Lidya

"Cekleekkkk" suara pintu kamar Lidya yang terbuka

"Siapa yang ngajarin manggil kakaknya dengan nama doang?" Jane awalnya hanya ingin melihat aktivitas adiknya saja, karena ia takut kalau Lidya sedang menonton yang aneh-aneh tapi saat ia membuka pintunya, ia mendengat Lidya memanggil Jian dengan nama saja sambil berteriak. Jane tidak suka kalau adiknya itu tidak sopan dengan yang lebih tua,

Jane menggunakan nada datarnya sambil bersedekap di dada dan menampilkan wajahyang datar serta tatapan mata yang menusuk Lidya secara perlahan

"Eunghhhhh" Lidya ketakutan dan tidak bisa menjawabnya

"Sejak kapan, adek kakak bisu gini. Jawab pertanyaan kakak!" Jane menggunakan nada tingginya

"Maafin adek kak, adek kelepasan. Kak Jian daritadi gangguin adek terus, adek kesel" Lidya meletakkan handphonenya dan mengambil sikap duduk lalu menundukkan kepalanya

Affection (?)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang